44. Boom Boom

1.3K 173 22
                                    

Mingyu's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mingyu's POV

Kakiku refleks menginjak pedal rem ketika mataku tak sengaja melihat sesuatu tergeletak di jok belakang melalui spion tengah.

Paperbag berisi pakaian Siyeon.

Syukurnya aku belum terlalu jauh meninggalkan rumahnya. Menepikan mobil dan melepas seatbelt, aku lantas memutar tubuh ke belakang untuk mengambil paperbag itu. Setelah melepas kunci lalu turun dari mobil—tak lupa menguncinya, aku melangkah menuju apartemen Siyeon yang hanya berjarak beberapa meter dari tempat mobilku berhenti. Jalanan di sini tidak memungkinkan untukku memutar mobil berbalik arah, jadi berjalan kaki adalah satu-satunya opsi.

Siulan keluar dari mulutku. Tanganku yang tidak menjinjing paperbag masuk ke dalam saku jeans. Malam sebentar lagi datang dan suhu semakin turun, harusnya tadi aku mengenakan jaket sebelum keluar mengantar Siyeon pulang. T-shirt bertuliskan lima kata dalam bahasa Jerman yang entah apa artinya ini tidak bisa menghalau hawa dingin yang menyapa kulitku.

Langkahku baru saja menapak di gerbang apartemen ketika mataku melihat sosok menaiki tangga di sana. Bukan hantu, tapi manusia—seorang laki-laki. Entah apa yang mendorongku, aku mendapati diriku bersembunyi dibalik pilar gerbang dan diam-diam mengawasi lelaki itu. Dinding pembatas balkon di lantai dua hanya setinggi pinggang, dari sini aku bisa melihat lelaki tadi menyusuri koridor dengan langkah cepat lalu menghentikan langkahnya di depan salah satu unit. Unit apartemen milik Siyeon.

Semua terjadi begitu cepat. Meskipun aku sudah menajamkan penglihatan, aku tidak tahu apa yang dilakukan lelaki itu di sana, sampai aku melihatnya sudah menuruni tangga buru-buru—lebih cepat dari sebelumnya. Aku benar-benar bingung. Pertanyaan silih berganti muncul di otakku. Siapa lelaki itu? Kenapa dia begitu buru-buru? Dan kenapa aku harus bersembunyi disini???

Langkah kaki lelaki itu terdengar semakin mendekat. Aku masih tetap pada posisiku bersembunyi di balik pilar. Tepat ketika lelaki itu berjalan di sampingku melewati gerbang, aku tersadar satu hal. Apa dia lelaki yang selama ini menguntit Siyeon?

"Aish." Tanpa sadar aku mengumpat. Lelaki itu sudah tak terlihat di manapun dan aku membiarkannya pergi begitu saja. Seandainya benar dia lelaki berinisial J seperti tertulis pada surat yang selama ini didapat Siyeon, maka seharusnya aku menahan lelaki itu. Menginterogasinya dan melakukan apapun itu yang membuatnya berhenti mengganggu hidup Siyeon.

Sialnya semua sudah terlambat. Aku keluar dari tempat persembunyianku. Memandang unit apartemen di lantai dua, pikiranku seketika tertuju pada Siyeon. Dia baik-baik saja, kan???

Selanjutnya aku mendapati diriku berlari cepat memasuki halaman. Menaiki setiap dua anak tangga dalam satu langkah yang menyebabkan deru napasku sekarang tak beraturan. Aku langsung mengetuk-ngetuk pintu dan memanggil nama Siyeon sesampainya di depan unit apartemennya. Tak lama kemudian pintu terbuka, menampilkan Siyeon yang memegang secarik kertas di tangannya—mungkinkah itu surat (lagi) dari lelaki J?

WHY YOU? || KIM MINGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang