63. Difficult

1.5K 153 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mingyu's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mingyu's POV

Mobilku berhenti tepat di depan rumah minimalis dengan pagar rendah bercat cokelat. Usai melihat keadaan sekitar yang nampak sepi, aku pun mengeratkan posisi topiku lalu turun dari mobil.

Sempat memastikan lampu rumah menyala yang menandakan sang pemilik ada di dalam, aku bergerak maju mendekati pagar—yang ternyata tidak dikunci. Tanpa pikir panjang aku lantas menggesernya hingga celah yang tercipta cukup untuk diriku masuk ke dalam. Syukurnya suara gesekan yang ditimbulkan tidak terlalu nyaring. Mungkin apa yang kulakukan ini termasuk kategori lancang, tapi aku tak peduli. Sang pemilik rumah pasti tidak akan memarahiku.

Setengah tahun sudah terlewati namun kondisi rumah ini tetap sama, dengan halaman yang dipenuhi beberapa jenis tanaman dalam pot namun tatanannya kurang rapi serta masih adanya eksistensi ayunan dari ban yang tergantung di dahan pohon mangga.

Kuketukkan tanganku setibanya di depan pintu. Sudah lima kali ketukan namun aku tak mendapati tanda-tanda seseorang akan datang membukakan pintu untukku. Apa dia sudah tidur?

"Ki Joon-ah! Buka pintunya!" Alhasil, aku pun mengetuk pintu sambil berteriak. Kukontrol teriakanku sewajar mungkin agar tidak menimbulkan keributan berlebih karena bagaimanapun sekarang sudah bisa dikatakan larut malam. Beberapa saat kemudian kudengar suara kunci diputar dari dakam dan pintu pun terbuka.

Aku menegakkan tubuh, tersenyum lebar ketika sosok sang pemilik rumah muncul. "Annyeong!" sapaku. (Hai!)

Berbanding terbalik denganku yang kini berekspresi ceria, Ki Joon justru menatapku datar dengan matanya yang terlihat sulit dibuka dan rambutnya yang berantakan. Sepertinya aku membangunkan tidurnya.

"Kau sudah tidur jam segini? Maaf mengganggu...." Sebelum dipersilakan, aku sudah lebih dulu melangkah masuk setelah melepas alas kakiku. Tanpa mengatakan apapun Ki Joon hanya mengeser posisinya dari depan pintu. Tanganku menepuk sekilas pundak Ki Joon ketika melewati tubuhnya yang mematung entah karena masih mengantuk atau terkejut akibat kedatanganku.

"Kenapa kau ke sini?" Tepat setelah suara pintu ditutup terdengar, akhirnya lelaki yang merupakan sahabatku sejak sekolah menengah itu buka suara.

"Mengunjungimu," jawabku sambil mendudukkan diriku di sofa dengan kedua tangan terentang di atas sandarannya.

WHY YOU? || KIM MINGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang