45. Untrue

1.3K 171 47
                                    

Cuaca malam ini begitu cerah—dengan bulan yang bersinar terang dan banyak bintang di langit, sama halnya dengan moodku yang sedang berada dalam kondisi bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuaca malam ini begitu cerah—dengan bulan yang bersinar terang dan banyak bintang di langit, sama halnya dengan moodku yang sedang berada dalam kondisi bagus.

Aku baru saja mendudukkan diri di halte bus ketika ponselku berbunyi. Pesan masuk yang menginformasikan bahwa sejumlah uang baru saja masuk ke rekeningku. Tanganku refleks membungkam mulutku yang hampir saja menjerit setelah melihat nominal yang tertera di sana. Ini masih pertengahan bulan, tidak mungkin orang tuaku pelakunya karena mereka rutin mengirimiku uang tiap awal bulan. Tidak mungkin juga mereka mengirimiku uang sebanyak itu. Dan ya, akhirnya aku teringat satu hal.

Astaga. Hari ini genap satu bulan sejak hari di mana aku menandatangi kontrak untuk menjadi kekasih Kim Mingyu. Agensinya benar-benar mentransfer uang sebagai bayaran untukku sesuai dengan yang tertulis di kontrak.

WOW. Sekali lagi aku tercengang, memandangi angka dengan beberapa nol mengikuti dibelakangnya. Benar-benar jumlah yang fantastis.

Mataku terarah memandangi kendaraan yang lalu lalang di depan sana. Aku mengernyit samar, memikirkan kepada siapa aku harus berterima kasih? Aku tentu saja tidak memiliki kontak Han Daepyo. Lagipula aku sadar diri aku bukan orang penting yang bisa seenaknya berkomunikasi dengan CEO agensi sepertinya.

Detik berikutnya aku menemukan sebuah lampu menyala di atas kepalaku.

Benar. Kim Mingyu. Aku memiliki kontaknya dan aku bisa menitipkan rasa terima kasihku padanya untuk disampaikan pada Han Daepyo.

Jemariku mengscroll layar—mencari namanya di contact list, namun kemudian aku menghentikan gerakan jariku dan kembali melempar pandangan ke jalan raya. Sepertinya aku juga harus berterima kasih pada Mingyu.

Aku mengecek jam tanganku, lima menit lagi sepertinya bus yang menuju kawasan apartemenku akan tiba, namun aku memutuskan beranjak dan melangkah meninggalkan halte. Aku ingin membeli sesuatu untuk diberikan pada Mingyu. Selama ini ia sudah memberikan banyak hal padaku, mulai dari mentraktirku makan hingga memberikanku oleh-oleh dari Jepang. Sedangkan aku, hanya pernah memberinya cuma-cuma jaket yang pernah kupakai karena dia menyukainya. Aku ingat waktu itu pernah mengatakan pada diriku bahwa lain kali aku harus memberikannya barang baru. Meskipun itu tidak bisa dibilang janji, setidaknya aku ingin menepatinya.

Langkahku mulai menyusuri jalan semen di tepi jalan raya, mengedarkan pandangan ke arah deretan pertokoan di sebelah kiriku. Aku sungguh tidak tahu harus membelikan apa untuk Mingyu. Setelah berpikir sejenak, aku pun membelokkan langkah—memasuki salah satu toko yang menyediakan jam tangan.

Entah berapa lama waktu yang kuhabiskan di dalam toko tersebut, kini aku sudah berada di luar dengan paperbag mini berisi satu set jam tangan yang baru saja kubeli. Kembali melangkah menyusuri jalan di depan deretan pertokoan itu, aku lantas merogoh ponselku dan mengirimkan pesan pada Mingyu.

JeonSiyeon : Mingyu, apa kau punya waktu luang?

Mingyu membalas lebih cepat dari yang kuperkirakan.

WHY YOU? || KIM MINGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang