53. Beautiful

1.3K 170 30
                                    

Nov 16th, 2019.
Kuharap update-an dari story ini bisa sedikit menjadi pengobat bagi kita semua yang belum bisa datang ke OTY in Jakarta :')

Kuharap update-an dari story ini bisa sedikit menjadi pengobat bagi kita semua yang belum bisa datang ke OTY in Jakarta :')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu aku menemukan sebotol susu rasa vanilla tergeletak di depan unit apartemenku. Pertanyaan mengenai siapa yang meletakkannya terjawab ketika aku menemukan secarik mini sticky note di bagian bawah botol.

Aku tidak tahu apa rasa yang kau suka, tapi kuharap kau menikmatinya.

- J

Aku menggigit bibir bawahku. Lagi-lagi dia. Sudah lama sejak terakhir kali aku menemukan surat darinya di kafe waktu itu. Entah sudah berapa minggu terlewati sejak ia yang secara sengaja memunculkan dirinya di hadapanku. Kupikir sejak hari itu ia akan berhenti. Berhenti berada di sekitarku, berhenti mengirimiku surat, berhenti menguntitku. Namun nyatanya ia kembali muncul dengan sebotol susu ini.

Memandangi sejenak botol dengan isi berwarna putih dalam genggamanku, aku lantas melangkah-mulai menuruni anak tangga. Botol susu ini masih bersegel dengan baik, tapi tetap saja aku tidak bisa menjamin isi didalamnya. Aku tahu aku terlalu berburuk sangka, hanya saja ... bagaimana bisa aku tidak berpikiran negatif ketika tahu yang memberiku sebotol susu ini adalah lelaki J? Aku tidak mengenalnya. Ia masih asing dan misterius bagiku meskipun ia sudah pernah menampakkan identitasnya. Sejak kecil aku selalu diajarkan untuk bersikap waspada. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan maka ada baiknya aku tidak perlu meminum susu ini.

Haruskah berakhir dengan kubuang ke tempat sampah?

Seketika pikiranku menerawang. Di luar sana banyak orang yang kurang beruntung. Mungkin bagiku tidak berarti apa-apa, namun bagi mereka bisa saja sebotol susu ini begitu berharga karena perlu jerih payah yang besar untuk membelinya. Mengingat hal itu, aku merasa aku harusnya lebih bersyukur dengan apa yang kudapat. Tidak seharusnya aku membuangnya hanya karena pikiran negatifku yang belum tentu benar.

Aku tidak bisa membuangnya. Tapi kembali lagi ke pertanyaan awal, apakah tidak apa-apa jika aku meminumnya?

Di tengah keraguanku, mataku menangkap kehadiran seekor kucing di balik pilar tak jauh dari posisiku kini. Baru pertama kali aku melihatnya. Secara spontan aku tersenyum, menatap kucing berbulu kuning itu dengan mata berbinar sambil menggerakkan jariku memanggilnya. Kucing itu jinak, terlihat bagaimana kini ia mendekat ke arahku tanpa ragu.

Aku berjongkok, mulai mengelus-elus bulunya yang terasa halus. Kurasa emilik kucing ini benar-benar merawatnya dengan baik. Tanpa disangka kucing ini justru mengendus-endus tangan kiriku yang masih mengenggam botol susu, menggerak-gerakkan kepalanya di sana.

WHY YOU? || KIM MINGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang