Jeon Siyeon tidak pernah menduga bahwa insiden penjambretan yang menimpanya justru mempertemukan dirinya dengan Kim Mingyu-idol papan atas yang tengah berada di puncak kesuksesan bersama grupnya, SEVENTEEN. Siyeon juga sama sekali tidak menduga bahw...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu berlalu begitu cepat. Sekarang sudah pertengahan bulan September. Liburanku sudah berakhir dua minggu lalu. Terasa begitu singkat, mungkin karena aku terlalu menikmatinya dengan bermalas-malasan di rumah. Karena sudah kembali masuk kuliah, aku pun mulai disibukkan dengan tugas-tugasku sebagai mahasiswa.
Konser Seventeen di Seoul sebagai pembuka world tour mereka akan dilaksanakan kurang lebih satu tengah bulan lagi dan sore tadi penjualan tiketnya resmi dibuka. Demi apapun, war ticketing adalah hal paling menegangkan bagi para fangirl. Syukurnya aku dan Mina berhasil melewatinya. Kami berhasil mendapatkan tiket untuk dua hari berturut-turut sesuai dengan posisi yang kami incar.
Karena usai war ticketing itu aku harus kembali ke kelas untuk mata kuliah terakhir hari ini yang akan berlangsung hingga pukul enam malam, aku tidak sempat memberitahu Mingyu perihal kabar baik ini. Pun dengan di rumah, aku harus membersihkan diri, memasak makan malam, serta mencuci piring sehingga untuk sejenak aku lupa mengabarkannya.
Aku baru saja ingin menghubunginya ketika ponselku tiba-tiba berdering lebih dulu—panggilan dari Mingyu. Detik itu juga senyumku terulas lebar. Tanpa pikir panjang aku langsung menggesek jempolku untuk menerima panggilan.
"Mingyu!" Aku menyapanya dengan ceria.
"Oh? Sepertinya sesuatu berjalan dengan baik hari ini?"
Aku mengangguk-angguk semangat meski tahu ia tak bisa melihat responku yang satu ini. "Eoh! Aku berhasil mendapatkan tiket konser kalian!" jawabku heboh. (Iya)
"Woah, chukkae! Dari caramu bicara, kutebak kau pasti sedang tersenyumamat sangat lebar saat ini." (Selamat)
Aku terkekeh kecil. "Aku tak sabar bertemu denganmu—bertemu dengan semua member Seventeen di konser!"
"Kalau kita bisa bertemu sekarang kenapa harus menunggu sampai hari konser?"
"Hm?"
"Keluarlah."
WHAT???
Mataku melebar. Detik itu juga aku langsung buru-buru berlari keluar kamar usai mendengar permintaannya. Sampai Jungri yang tengah melipat pakaian di sofa bertanya-tanya melihatku yang seperti dikejar sesuatu.
