7 ▪New Friends▪

8.5K 751 19
                                    

Taehyung melangkah masuk ke dalam mansion itu.

"Dari mana saja kau?!" tanya namja itu dengan marah.

"H-hyung a-aku t-tadi tertinggal bus pertama jadi aku na-naik b-bus yang kedua-" Taehyung menunduk badannya bergetar takut.

"KENAPA KAU HARUS KEMBALI KERUMAH INI?! JIKA KAU TAK BISA DI ATUR KENAPA TAK PERGI SAJA BODOH?!"

Taehyung menunduk.

PLAK-!

Satu tamparan mendarat mulus di pipi Taehyung. Ia langsung terjatuh dan punggungnya terbentur tembok.

Meringis pelan merasakan punggungnya yang nyeri.

Taehyung terduduk di lantai sambil memejamkan mata dan mengigit bibir bawah menahan sakit. Matanya berkaca kaca yang sudah siap mengeluarkan air mata kembali.

Ia takut bahkan sangat takut.

Lagi dan lagi sakit ini yang ia rasakan.

"JIKA KAU SUDAH TAK BETAH TINGGAL DI RUMAH INI SEBAIKNYA KAU PERGI DAN TAK USAH KEMBALI!" mendengar perkataan Seokjin, Taehyung langsung bangkit dan menatapnya dengan sinis.

"CUKUP! CUKUP! BAIKLAH! JIKA ITU MAU MU AKU AKAN PERGI DAN TAK AKAN PERNAH KEMBALI! hiks.. tapi kumohon jangan menyesal nantinya, dan satu lagi aku akan selalu menyayangimu- hyung." ucapan Taehyung kembali mengeluarkan air matanya yang tak bisa di tahan lagi. Dengan isakkan ia berjalan menuju kamarnya.

Seokjin terdiam mendengar Taehyung tersebut entah kenapa hatinya terasa sakit.

Taehyung menangis 'LAGI' jujur saja ia bosan begini.

Untungnya sakit itu tak kambuh sekarang.

Ia pergi ke kamar mandi, setelah beberapa menit ia keluar dari ruangan tersebut dengan rambut basah dan handuk yang mengalung di lehernya.

Memakai hoodie hitam dan celana longgar panjang dengan warna senada. Setelan kesukaannya.

Ia melangkah pelan ke arah meja belajarnya dan melihat botol kecil yang telah kosong itu.

"Sudah abis ya, mau sampai kapan aku mengkonsumsi obat pahit itu," Taehyung bermonolog.

"Sebaiknya aku pergi membelinya lagi." Taehyung langsung berdiri dan keluar dari kamarnya menuju ke lantai bawah.

Taehyung melihat mereka yang sedang makan malam dengan tatapan sendu, tapi ia tepis perasaan itu. Beranjak dari sana menuju keluar rumah.

---
"Hyung obat ku sudah habis."

"Ah benarkah?"

"Iya, aku ingin membelinya lagi."

"Tapi mau sampai kapan Tae? obat itu tak kan membuatku sembuh. Itu hanya untuk mengurangi rasa sakitnya saja,"

"Hyung ayolah, mana obatnya?"

Namja itu menghela nafas lalu memberikan botol kecil yang sudah terisi penuh oleh obat itu, ia juga sudah terbiasa dengan sikap keras kepala Taehyung.

"Tae tanpa terapi kau tak akan sembuh, jadi ayo terapi," bujuknya.

"Tak akan hyung, tak akan, aku tak akan mau terapi atau apapun itu." tolaknya.

"Jangan keras kepala Tae!"

"Aku tahu Hobie Hyung, aku keras kepala jadi untuk apa aku melakukan itu kalau ujung ujungnya aku akan mati juga." ucapan konyol dengan intonasi yang sangat santai. Bukankah terdengar cukup menyebalkan.

I'm (Not) Fine (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang