I'm (Not) Fine (Tahap Revisi)

51 ▪nanti malam▪

Nana up nih
Yg minta nana up cepet udh Nana turutin..

Seneng ga nih??

Okay
Happy reading..

"YAK! NEON MICHYEOSSEO?!"

---
"WAE HYUNG WAE?"

"Ah tidak, hanya seseorang yang salah sambung."

"MWO?! Ya tuhan, kau membuatku panik."

"Mian." Jimin yang kesal pun akhirnya memilih untuk pergi menuju ke kamar dan membanting pintunya.

"KAN AKU SUDAH MINTA MAAF, YAK PARK JIMIN!" Namjoon berteriak karena kamar Jimin di lantai atas.

"Taehyung, iya Taehyung aku harus menghubungi nya."

---

Namja itu masih menjalankan rutinitasnya, yaitu menulis diary.

Taehyung tersenyum pelan, sesekali meneteskan air mata, bahkan darah yang mengalir dari lubang hidungnya ikut menetes mengenai lembar buku diarynya.

Tak sekali dua kali hal ini terjadi, bahkan lembaran lembaran sebelumnya pun sama. Seperti sebuah tanda dari bercak darah.

Yoongi menatap adiknya, rasanya sakit. Melihat adiknya terus menerus memukul dadanya. Bodohnya ia baru mengetahui penderitaan adiknya itu beberapa bulan yang lalu. Taehyung sudah menderita dari lama.

"Apa yang harus aku lakukan padamu Tae? Aku bingung, aku bodoh, sangat bodoh."

Yoongi melihat adiknya dari tadi mondar mandir ke kamar mandi, badannya tampak lemah. Kebetulan pintu kamarnya hanya tertutup setengah.

Namja es itu mau membantunya tapi ia takut akan terusir kembali.

"Tak dapatkah kau menerimaku kembali Tae?"

Taehyung berjalan ke arah luar kamarnya, mata Yoongi membulat dengan segera ia berlari dan masuk ke kamarnya.

Taehyung keluar dan kepalanya menoleh ke arah pintu kamar Hyungnya itu setelah terbanting keras.

"Apa dia mengintip ku? Ah terserahlah." gumamnya pelan

Taehyung berjalan ke taman belakang. Semilir angin menerpa wajah pucatnya. Ia hanya ingin melihat bulan dan bintang di malam ini.

Ah tidak, lebih tepatnya ingin melihat ibunya.

"Eomma kenapa akhir-akhir ini aku gelisah, apa ada hal yang akan terjadi pada besok malam atau lusa?" monolognya.

"Bantu aku jebal, apa ada 1 nyawa yang akan di pertaruhan? Apa ada yang akan pergi terlebih dahulu sebelum aku? Apa- apa- mereka akan mati di depanku?" Ucapnya dengan nada bergetar. Air mata menetes kembali. Rasa takut, khawatir, dan takut kehilangan menjadi satu.

Tiba-tiba ponsel namja itu berdering.

"N-nee yeoboseyo?"

"Ini aku, kau baik baik saja Tae?" Nafasnya terlihat memburu.

"Namjoon Hyung? Wae? Ada yang terjadi?"

"Aku sedang mencari keberadaan Hoseok."

"Ada apa?" Taehyung pun tanpak panik.

"Ia tadi menelponku, perihal ayahmu. Ia bilang ia akan menangkapnya besok malam!"

"APA?!"

"ya tuhan, aku sudah pusing mencarinya."