2 ▪Tak Anggap▪

13K 977 23
                                    

AUTHOR POV

"Tunggu apa-"

Ada satu yang aneh, kenapa ada sup rumput laut? Apa ada yang berulang tahun? Mungkin itu yang mereka pikirkan ketika melihat sup rumput laut hangat itu.

"Mungkin anak sialan itu yang sedang berulang tahun?" Jawab Yoongi asal.

"Hmm mungkin saja, namun aku tak peduli." Sahut Seokjin.

"Sudah sudah mari kita makan anak anak." ucap tuan Kim dan duduk di kursi masing masing.

"Baik Appa." jawab mereka sambil mengangguk.

Masih dalam keadaan tenang hanya ada suara dentingan antara piring dan sendok."Jungkook, Appa mau bertanya." tanya tuan Kim sambil memberhentikan makannya.

Semua ikut terdiam.

"Bertanya tentang hal apa Appa?" Sahutnya arah pandang mereka tertuju pada Jungkook. "Apa kau yang sudah memecahkan guci mahal Appa?" Tanyanya lembut.

Seketika Jungkook terdiam seakan membeku. "A-Appa s-sungguh bu-bukan aku yang memecahkannya, Appa tahu sendiri bahwa aku tadi siang tidak di rumah, bukan?" dusta nya lalu mengangguk seakan meyakinkan sang Appa.

"Tapi kata anak sialan itu kau yang telah memecahkannya lalu kabur."

"Apa Appa lebih percaya dia dari pada aku?" kata Jungkook sambil sedikit membanting sendok nya ke atas piring.

"Tidak Jungkook, Appa percaya padamu. Mana mungkin kau yang melakukannya. Mungkin anak itu menuduh mu agar dia tidak terkena amarahku, benarkan?" ucapnya langsung di angguki oleh mereka.

Namun di sisi lain.

"Di mana anak itu? kenapa ia tak makan? bagaimana jika sakitnya kambuh?" Pertanyaan demi pertanyaan bermunculan di otak nya.

Disinilah Taehyung sekarang. Berdiri menatap bintang dari jendela kaca kamarnya.

"Jika mati, apa aku akan menjadi salah satu dari kalian?" Pertanyaan bodoh yang keluar dari mulutnya seakan mengajak bintang bintang itu berbicara.

"Apa di sana nyaman tanpa adanya rasa sakit? Sepertinya di sana membahagiakan, aku ingin segera kesana." senyuman miris tercetak jelas di bibirnya.

"Eomma ini adalah hari ulang tahunku. Harapanku aku hanya ingin merasakan kasih sayang dari mereka sebelum waktuku habis."

"Mungkin hari ulang tahun adalah hari yang paling membahagiakan untuk anak lain. Mereka mendapat ucapan selamat ulang tahun, kado yang banyak, pelukan hangat, tapi kenapa itu tak berlaku untukku?" tak terasa liquid bening jatuh dan membasahi pipi tirusnya.

"Aku benci sakit ini! aku benci semua ini tuhan! kapan kau memberikanku kesempatan untuk bahagia? aku tak ingin hadiah yang mahal atau bagus, aku hanya ingin sebuah kasih sayang dari keluarga hiks.. cukup hanya itu hiks.. jika aku telah mendapatkannya aku rela jika aku harus segera pergi hiks.. tapi kumohon untuk yang terakhir kalinya biarkan aku bisa merasakannya hiks.. jebal, jujur aku muak dengan semua ini!" ucapnya di sela tangisnya.

Tanpa ia sadari ada yang membuka pintu kamar dan membantingnya dengan keras.

"YAK!! NEON-" teriaknya sambil mengunci kamar Taehyung.

Seketika badannya bergetar takut, entah apa yang akan terjadi lagi.

"K-kookie-" bicara tergagap melihat seorang pria yang menatap tajam ke arah nya.

"APA KAU YANG SUDAH MEMBERI TAHU APPA JIKA AKU YANG SUDAH MEMECAHKAN GUCI MAHALNYA?!"

Gugup dan takut. Bahkan bibirnya kelu walau hanya sekedar memberikan jawaban. Rasa takut menyelimuti nya. Dengan langkah pelan ia berjalan mundur sambil menunduk.

I'm (Not) Fine (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang