Raina hanya pasrah saat jari kelingkingnya di genggam Lion
Raina hanya menaikkan alisnya saat Lion selesai berucap janji dan melepaskan jari kelingking Raina kemudian
Raina menyetujui nya, Karena ia yakin tak mungkin Lion bisa akselerasi. apalagi jika dia bisa masuk kelas unggulan seperti kelas Raina
Jadi, dia tidak harus pergi bersama Lion. Lagipula Lion juga sudah berjanji bahwa jika ia tidak bisa, Maka Lion tidak akan mengejarnya lagiSesaat Raina masuk ke dalam kelas
"3 bulan lagi ya! " Teriak Lion dari luar kelas Raina
Alissa yang berada di kelas, Langsung menengok Keluar saat mendengar suara Lion
Saat Raina masuk ke dalam kelas, Alissa pun menatap sinis Raina
"Rencana apalagi yang udah lo siapin? " Tanya Mirna teman Alissa
"Liat aja besok, bakalan ada kejutan meriah buat Ratu Cantik kelas kita" Jawab Alissa dengan tatapan sinis
Malam Hari saat semua sedang bersantai menikmati sejuknya malam,
Lion malah disibukkan dengan persiapan dirinya menghadapi tes akselerasi demi bersanding sederajat dengan Raina, Kakak kelasnya"Hallo? " Sahut Lion sibuk menelfon Anton, Teman sekelasnya yang teramat pintar itu.
Tutt..tutt..tutt
Suara dari bilik telfon"Issh, Kok sibuk sih nomernya! " Sahut Lion kesal
"ley!Lo ngapain sih?" Tanya Rio yangs sedang asyik bermain PlayStation
"Ini gue mau telfon Anton, tapi kok nomernya sibuk terus sih" Jawab Lion
"Anton? Lo ngapain malem-malem begini telfon dia? tanya PR? suruh dia kerjain tugas kita? Percuma! dia ga bakal mau!" Sahut Rio kembali
"Yeee, siapa juga yang mau suruh dia kerjain tugas gue" Jawab Lion
" Terus? " Tanya Rio
"Udah deh daripada lo kepo, Mendingan lo bantuin gue buat hubungin Anton" Seru Lion
"Hmm iya iya bentar gue coba telfon" Jawab Rio sambil mengambil ponselnya menghubungi Anton
"Hallo? " Sahut Anton pada ponsel Rio
"Ley! ley nih" Ucap Rio sembari memberikan ponsel nya pada Lion
"Hallo Ton? Lo ga angkat telfon gue, Tapi kok bisa angkat telfon Rio sih?" Tanya Lion pada Anton didalam ponsel Rio
"Hehe, Maaf Ley, habis gue takut sama lo" Sahut Anton
Lion pun bergegas keluar rumah menjauhkan diri dari Devan dan Rio seolah obrolan Lion dan Anton ini adalah Rahasia
"Yeee, santai kali Ton" Ucap Lion
"Iya, Maaf Ley, Eh by the way, Lo kok tumben nelfon gue, Ada apaan? " Tanya Anton
"Gini nih, Lo bisa ga bantuin gue?" Ucap Lion
"Bantuin apaan ley? " Tanya Anton kembali
"Jadi gini ton, Gue mau ikut akselerasi nih. Makanya gue minta tolong sama lo buat ngajarin gue" Pinta Lion pada Anton
"Akselerasi? Lo yakin Ley?"Tanya Anton
"Yaiyalah, Emang kenapa? Lo takut gue ga bisa? " Sahut Lion
"Bukannya gitu, Masalahnya selama ini cuma sedikit anak yang berhasil lolos akselerasi di sekolah ini Ley" Ucap Anton meyakinkan
"Ya gue tau Ton, tapi ga ada salahnya kan gue mencoba? " Sahut Lion kembali
"yaudah deh terserah lo" Jawab Anton
"Nah, jadi lo mau ga nih bantuin ngajarin gue?" Tanya Lion.
"Emmm, Gimana ya"Sahut Anton
"Gini deh, Gue bayar lo 500 rb perhari, Mau ga? " Tawar Lion
"Emm" Sahut Anton kembali
"Ok , ok , gini deh. Kalau lo berhasil buat gue lolos tes akselerasi, Gue bakalan kasih lo gratis mobil balapan gue , Gimana?" Tanya Lion menawarkan mobil balapan kesayangannya
"Besok habis pulang sekolah, Lo dateng kerumah gue" Jawab Anton seakan menyetujui tawaran Lion
Setelah selesai, Lion memutuskan sambungan telfon nya dengan Anton dan bergegas masuk ke dalam rumah karena udara malam yang semakin dingin
Namun, diam-diam ternyata Devan dan Rio mencoba mengintip dan mendengarkan obrolan Lion di balik pintu
"si Lion lagi ngobrolin apa sih sama Anton kok pake acara di luar segala" Gumam Devan
"Gatau nih gue, ga jelas juga dia ngomongin apa" Balas Rio
"Mungkin pintu nya kurang dibuka dikit kali ya yo? Coba kita buka" Sahut Devan membuka pintu pelan-pelan
Tiba-Tiba...
Brakkk
Sontak Devan dan Rio terjatuh tertimpa tamparan pintu, saat Lion membuka pintu rumah
"Aduhh" Sahut Devan dan Rio bersamaan
"Lo pada ngapain disini? Ooo gue tau, nguping lo ya?" Tanya Lion seakan mengetahui apa yang dilakukan Devan dan Rio barusan
"Hehe, dikit Ley! Tapi kita ga denger apa-apa kok tadi, suer dah" Sahut Rio memberi 2 jari tangannya sambil memegangi kepala nya yang tertampar pintu
"Apaan lo berdua! Kepo aja kerjaannya! Sini lo berdua!" Seru Lion sambil menarik kerah belakang Devan dan Rio
" Kii..ttt.aaa mau diapain Ley? " Sahut Devan
"Sekarang Lo berdua tidur diluar! atau lebih bagus mending lo berdua pulang aja" Perintah Lion sembari menyeret Devan dan Rio keluar rumah
"yah yah kok kita diusir sih Ley, Ley, Ley! " Teriak Devan
"yo, Cabut yuk, daripada kita tidur diluar" Sahut Devan
"Jangan van! Gue masih penasaran sama obrolan Lion & Anton tadi" Kata Rio
"Udah lah Yo, itu urusan Lion sama Anton kita ga usah ikut campur mendingan kita pulang aja daripada kedinginan disini" Sahut Devan kembali
"Bukan itu masalahnya Van, Lion itu sahabat kita. temen kita dari lama. Dia juga udah selalu ada buat kita. Tapi masa sih dia ada masalah, kita sendiri ga peduli? gue yakin pasti ada rahasia besar yang Lion sembunyiin dari kita, gue yakin " Ucap Rio meyakinkan
"Bener juga, yaudah malem ini kita tidur di mobil gue aja, Kita kan tadi kesini bawa mobil" Sahut Devan
Kemudian mereka berdua pun bermalam di dalam mobil
Didalam kamar Lion
Lion masih asyik mempelajari buku-buku untuk mempersiapkan tes akselerasinya. Ia berubah menjadi siswa rajin sekarang
"Banyak amat yak, Gapapa deh. Gue bakalan perjuangin buat Raina" Ucap Lion sembari melihat wajah Raina yang ia bingkai dalam Frame foto dimana Lion tempatkan di meja belajarnya.
Malam ini, Lion benar-benar sibuk.
Ia kerjakan semua PR nya, Ia pelajari semua pelajaran dan materi di sekolahnya bahkan tak ketinggalan ia mendaftar bimbingan belajar Online di ponsel nyaCinta memang bisa membuat siapa saja berubah
Termasuk Lion Perdana
Lelaki Bad boy berubah menjadi Sosok yang sangat Cerdas seketika
Demi memperjuangkan cinta sejatinya