44. Leave

152 6 0
                                    

Sebelum beranjak pergi dari Cafe tersebut,
Tiba-tiba ponsel Lion berbunyi.

Tringgg...

Lion mengangkatnya, Dilihatlah didalam layar itu bertuliskan nama 'Mama'

"Hallo, Ma?" Sahut Lion.

"Lion? Kamu dimana nak?" Tanya Tania kepada anaknya, Lion.

"Lion lagi diluar sama Raina, Ma" Ucap Lion.

"Kamu bisa ga pulang dulu, Mama mau pamit sama kamu" Sahut Tania.

"Loh mama jadi berangkat sekarang? Harus hari ini banget ya emangnya Ma?" Balas Lion.

"Iya Lion, ini buat menunjang kehidupan kita juga. sebentar lagi kamu kan juga mau jadi mahasiswa. Mama harus cari uang buat kamu" Ucap Tania.

"Ya ampun Ma, Lion udah mikirin itu kok. Lagian Lion juga bisa sambil kerja, Lion kan udah gede Ma" Balas Lion kembali.

"Kalau Mama bisa kenapa harus kamu yang susah? Katanya kamu bisa jaga diri disini. Jadi ga buktiin ke Mama? " Tanya Tania.

Lion sejenak berfikir, Ia masih tak rela Mama nya harus pergi meninggalkan nya disini sendirian.

Sesungguhnya Lion juga ingin ikut, tapi bagaimana dengan Raina? Terlebih Orang tua dan kakaknya baru saja berangkat ,sehingga membuat Lion semakin tak tega meninggalkan Raina.

"Yaudah Ma, Lion pulang. Mama tunggu ya dirumah" Ucap Lion.

Tania memutuskan sambungan telepon itu dengan Anaknya.

"Rai? Lo mau ga ikut gue sebentar?" Sahut Lion.

"Kemana?" Tanya Raina.

"Kerumah" Sahut Lion.

"Hah?" Ucap Raina.

Lion tak lagi menjawab pertanyaan Raina, Dan segera menarik tangan nya keluar.

Dirumah Lion.

Lion memasuki pintu rumahnya.
Ternyata Tania sudah ada di dekat pintu dengan barang-barangnya menunggu Lion.

"Lion? Akhirnya kamu pulang juga" Ucap Tania.

"Mama yakin mau berangkat sekarang?" Tanya Lion.

"Terus kapan lagi Lion? Semakin kesini waktu juga akan semakin sempit" Sahut Tania memberi pengertian kepada anaknya.

"Ok, tapi sebelum Mama pergi, Lion mau ngenalin Mama sama seseorang" Ucap Lion.

Lion menarik tangan Raina yang berada diluar pintu dan menyuruhnya masuk.

"Ini siapa Lion?" Tanya Tania.

"Ini Raina ma"
"Kenalin Rai, Ini Mama. Orang yang paling gue sayang dirumah ini" Ucap Lion.

Raina tersenyum dan menyalimi tangan Tania, Ibu dari Lion.

"Oh Raina, Lion cerita banyak tentang kamu" Sahut Tania.

Raina tersenyum manis pada Tania.

"Lion, Mama berangkat. Raina, tante nitip Lion sama kamu ya. Tolong bilangin sama dia, Biar ga bandel" Sahut Tania.

"Apaan sih mama, emangnya Lion anak kecil apa" Ucap Lion.

"Kan kamu memang belum 17 tahun, jadi masih anak kecil" Balas Tania.

ya memang Lion ini masih genap berumur 16 tahun, Maklum saja ia kan anak akselerasi dari kelas 11.

Lion membawakan barang-barang Mama nya, dan mengikutinya keluar.

Sedangkan Tania, menggandeng tangan Raina keluar.

"Raina anak ke berapa?" Tanya Tania.

"Anak terakhir tante" Balas Raina.

"Cantik banget ya kamu, Pantes aja Lion klepek-klepek." Ucap Tania.

Raina membalasnya dengan senyuman hangat.

"Lion itu keras kepala anaknya, dia juga terkadang suka bertindak tanpa pikir panjang dulu, Jadi tante mohon sama kamu jaga Lion ya, Buat dia lebih sabar. Tante yakin kamu bisa" Ucap Tania pada Raina.

Raina merasa kini ia sudah mendapat simpatik dari Tania, Ibu dari Lion.

"Iya Tante" Sahut Raina sambil tersenyum.

"Ma, udah Lion naikin semua barang-barangnya. " Ucap Lion.

"Makasih ya, Lion, Mama berangkat dulu ya. Raina, Tante duluan ya" Sahut Tania.

Lion memeluk erat tubuh Mama nya.
Begitu juga Raina, Tania memeluk erat tubuh gadis cantik itu dengan tulus seperti layaknya Lion, Anaknya sendiri.

Setelah mobil Tania berlalu, Kini hanya tinggal Raina dan Lion yang berada di depan rumah milik Lion.

"Lo sendiri?" Tanya Raina.

"Ya bisa lo lihat, gue cuma tinggal sama Mama disini." Balas Lion.

Raina menatap Lion penuh rasa iba, Ia tak tega melihat Lion seperti ini. Siapa kini yang akan membangunkan ia dipagi hari? Siapa yang kini akan menyiapkan sarapan untuknya?

Kemudian, Lion mengantar Raina pulang.
Dirumah Raina.

"Rai" Sahut Lion.

"Nih buat lo" Ucap Lion sembari memberikan sebuah kotak entah apa isi dari kotak itu.

Raina hanya menerima nya dengan tatapan penuh kebingungan.

"Gue balik ya" Sahut Lion.

"Hati-hati" Balas Raina.

Motor Lion berlalu meninggalkan rumah Raina.

"Neng, hadiah lagi ya dari den Lion?" Ucap Bi Inah yang berada di depan sedang menyiram tanam-tanaman.

"Iya" Sahut Raina.

Selama ini, Raina hanya meletakkan seluruh pemberian Lion didalam kotak besar di pojokan kamarnya.

Termasuk Rayon, Teddy bear besar yang pernah Lion berikan hanya ia sandarkan di dekat jendela.

Raina berjalan ke dapur menemui Bi Inah.

"Bi?" Sahut Raina.

"Kenapa Non?" Balas Bi Inah.

"Lauk nya masih? " Tanya Raina.

Raina datang kedapur sambil mencari-cari apakah masih ada Lauk yang tersisa disana.

"Masih Non, ini bibi simpen di lemari" Sahut Bi Inah sembari membuka lemari dan mengeluarkan Lauk.

"Buat apa sih Non? Non Raina mau makan lagi?" Ucap Bi Inah.

"Bukan Bi, Raina mau masakin buat Lion" Balas Raina.

"Loh den Lion ada disini Non?" Tanya Bi Inah kembali.

"Engga bi, Lion sekarang sendirian selama ditinggal pergi sama ibunya" Sahut Raina.

"Memangnya dirumah den Lion ga ada makanan ya Non?" Ucap Bi Inah.

"Raina gatau Bi, yang jelas sekarang Raina pengen masak buat Lion" Balas Raina.

Raina memang sangat pandai memasak, Wajar saja ia lebih lama tinggal bersama Bi Inah daripada kedua orangtua nya.
Jadi tak heran bila ia sering membantu pekerjaan Bi Inah termasuk memasak.

StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang