71. Peluhku

140 6 0
                                    

Sepulang dari rumah sakit,
Raina berlari kedalam kamar.

Ia menangis sejadi-jadinya.
Entah, Raina merasa ini semua karena dirinya.

"Lion" Ucapnya sembari menangis.

Gadis itu mengambil ponselnya dan menghubungi Nathan, Kakaknya.

"Hallo? Raina?" Ucap Nathan.

"Kak" Balas Raina dengan nada yang terdengar bahwa memang dirinya sedang menangis sekarang.

"Kamu kenapa Raina? Kamu nangis?" Ucap Nathan.

Raina betul-betul tak kuasa menahan tangisan nya, Ia menangis saat telepon nya masih tersambung.
Secara tidak langsung, Nathan sudah pasti mendengarnya.

"Kamu kenapa? Kakak ada salah sama kamu?" Tanya Nathan.

"Kakak"

"Astaga, Kamu kenapa Raina? Bilang dong sama kakak, Lion nyakitin kamu?"

"Bukan"

"Terus kenapa?"

"Lion kak"

"Lion kenapa?"

"Lion kecelakan, Sekarang dia koma dirumah sakit"

"Ya ampun, Kenapa bisa?"

Raina malah semakin tak hentinya menangis.

"Besok kakak pulang, Kita jenguk Lion sama-sama ya?, Udah kamu jangan nangis lagi. Sekarang tenangin diri kamu, Berdo'a semoga Tuhan memberikan kesembuhan buat Lion ya?"

Raina memutuskan sambungan telepon nya dengan Nathan.

Ia berusaha tenang dan mencoba memejamkan matanya.
Namun, tak bisa.
Raina masih terbayang wajah Lion.
Rasa bersalah semakin datang menghampirinya.

***
Keesokan harinya disekolah...

Aji berlari mengejar Raina.

"Rai, Gue ikut sedih ya. Sama ini gue mau kasih verifikasi buat lo, Lo tinggal tanda tangan aja. Karya tulis lo diangkat" Ucap Aji.

"Iya,Thanks ji" Balas Raina.

Ia menandatangani Verifikasi itu.

"Oh iya, Nanti sekelas mau jenguk Lion. lo mau barengan juga ga?" Tanya Aji.

"Engga, Nanti gue kesana bareng sama Keluarga gue aja" Balas Raina.

"Oh, Ok. Gue balik ke kelas dulu ya" Ucap Aji.

Raina menganggukkan kepalanya.

Saat ia melangkahkan kakinya,
Devan dan Rio datang menghampirinya.

"Rai? Kantin yuk" Ucap Devan.

"Ga, Kalian aja" Balas Raina.

"Emm, Perpus?" Ucap Rio.

Raina menggelengkan kepalanya.

"Basket yuk" Sahut Devan.

"Van! Kan Raina ga bisa basket,Gimana sih lo" Balas Rio.

"Oh iya lupa" Sahut Devan sembari menggaruk kulit kepalanya yang tak gatal.

Tiba-tiba, Mirna datang menghampiri mereka sambil berlari.

"Yo! yo! Bawa Raina pergi cepetan." Sahut Mirna.

"Hah? Kenapa?" Tanya Rio.

"Cepettaann, Keburu Alissa kesini" Ucap Mirna.

"Oh ok,ok! Yuk Rai kita kesana" Sahut Devan sembari menarik tangan Raina pergi.

Namun, Sial! Didepan mereka sudah ada Alissa dan Putri.

StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang