Di malam hari,
Dingin yang semakin menusuk,
Angin yang berhembus kencang,Gadis itu duduk di dekat jendela memandangi sejuknya udara malam.
Tiba-tiba ponselnya berdering.
Terlihat dilayarnya bertuliskan nama 'Adam'Ia pun mengangkatnya.
"Hallo?"
"Hallo Rai, Emm lo lagi ngapain?"
"Ga, ga lagi ngapa-ngapain, Kenapa?"
"Berarti lo ga sibuk kan?"
"Engga, Kenapa sih?"
"Lo mau ga keluar sebentar sama gue?"
Namun, Lion datang menemui Raina.
Masih mengenakan seragam SMAnya.Ia muncul di kamar Raina,
Tepatnya didekat tempat tidurnya."Jangan pergi" Sahut Lion.
Raina sontak menoleh ke arah sumber suara itu.
"Lion?" Ucap Raina.
"Jangan pergi, Plis" Balas Lion.
Raina mengangkat telepon nya kembali dengan Adam.
"Rai? Hallo? Lo denger gue kan?"
"Hah? Iya gue denger"
"Gimana? Lo mau ga jalan bareng gue?"
"Sorry dam, Gue ga bisa. Tiba-tiba badan gue ga enak. Pengen istirahat"
"Lo kenapa? Sakit? Gue kerumah ya? Jengukin lo"
"Emm ga, Gausah. Gue lagi ga pengen di ganggu gitu, Gapapa kan?"
"Ah iya iya, gapapa kok. Yaudah next time pasti bisa kan?"
"Gatau deh, Lihat jadwal sama kondisi badan gue gimana"
"Ok deh Rai, Good Night. Get well soon"
"Ok, Thanks"
Raina mengakhiri sambungan telepon nya dengan Adam.
Ia menghampiri Lion yang tengah menunggunya di dekat tempat tidur.
Pria itu duduk diatas kursi sambil menatapnya,
Namun yang membuat Raina heran,
Tatapan Lion seperti kosong,
Layaknya seseorang yang sedang melamun,
Ah! Aku tak peduli! Yang penting ia ada sekarang, Disini! Didekatnya."Tanpa Lo suruh, Gue juga ga akan terima ajakan dia" Sahut Raina.
"Kenapa?" Tanya Lion.
"Ya karena ada lo. Kalaupun disuruh pergi. Gue juga maunya pergi sama lo" Ucap Raina.
"Kertas gue udah lo baca?" Tanya Lion.
"Udah, Tapi emang belum semua sih. Lo mau gue baca yang mana?" Balas Raina.
"Terserah yang mana, Yang penting lo baca aja" Ucap Lion.
"Ok, Lo tunggu disini jangan ngilang lagi. Dengerin gue baca" Balas Raina.
Ia mengambil kotak yang berisi seluruh pemberian Lion itu dan mengambil kertas di salah satunya.
"Kalau rembulan izinkan aku menemuinya
Maka aku tak akan menurutinya
Taukah kenapa?
Sebab aku masih menunggumu untuk menyatakan rasa rindu itu
Agar rindu ini tak hanya aku yang merasakannya." Ucap Raina sembari membaca salah satu isi kertas pemberian Lion."Gimana?" Tanya Lion.
"Bagus, Gue suka" Balas Raina.
"Bukan itu, Lo dapet pelajaran apa dari situ?" Ucap Lion.
"Lo pengen gue rindu sama lo? Kayak yang lo rasain ke gue?" Balas Raina.
Lion menganggukkan kepalanya.
"Tanpa lo bilang, Sekarang gue juga lagi ngerasain." Ucap Raina.
"Oh ya?" Tanya Lion.
"Ga percaya?" Balas Raina.
"Siniin tangan lo" Ucap Raina.
Raina menggenggam tangan Lion dan ia letakkan dipipinya.
Mereka pun saling bertatapan sambil tersenyum.
"Kok tangan lo dingin banget sih?" Ucap Raina.
"Kan udah malem, udara diluar juga dingin banget" Balas Lion.
"Tunggu bentar ya gue ambilin air hangat dulu buat lo" Ucap Raina.
"Jangan, Gausah. Gue gapapa kok" Balas Lion.
"Ya ga bisa gitu dong, Nanti lo sakit" Ucap Raina.
Raina keluar dari kamarnya menuju Dapur yang ada dibawah.
Disana, Ia bertemu dengan Nathan.
"Kamu ngapain Rai?" Tanya Nathan.
"Ini Raina lagi siapin air hangat sama buatin minuman buat Lion" Balas Raina.
"Lion?" Ucap Nathan.
Apa-apaan adiknya ini?
Semakin hari kelakuan nya malah menjadi-jadi.
Nathan malah makin khawatir dengan kesehatan jiwa adik kesayangan nya ini."Iya Lion, Dia ada diatas sekarang. Dikamar Raina." Balas Raina.
"Raina, Kakak kan udah bilang sama kamu. Kalau kamu gini terus kakak bakal bilang sama mama" Sahut Nathan.
"Hiih kali ini kakak harus percaya sama Raina. Ayo deh kakak ikut keatas, Raina tunjukkin kalau emang Lion ada disana" Ucap Raina.
"Awas ya kalau kamu bohong! Kakak ga akan segan-segan laporin kamu ke Mama!" Sahut Nathan.
Ia pun mengikuti adiknya ke atas.
Raina membuka pintu kamarnya."Lion, Ini aku bawain air sama coklat hangat buat kamu" Sahut Raina.
Namun, Lion sudah tiada.
Ia mencarinya kemana-mana.
Tapi ia tak menemukannya."Kamu berani ya sekarang sama kakak? Besok kamu harus ke psikiater!" Ucap Nathan.
"Kak, Tapi tadi Lion ada disini kak. Raina juga sempet kok ngobrol sama dia. Raina ga bohong kak. " Balas Raina.
"Kakak udah ga percaya lagi sama kamu" Ucap Nathan.
Ia meninggalkan kamar adiknya itu dengan perasaan kesal.
Bagaimana bisa adiknya kini menjadi pembohong?