18. Hot Chocolate

188 10 0
                                    

Lion mengantarkan Raina tepat sampai depan rumah.

"Makasih" Ucap Raina pada Lion yang baru saja mengantarnya pulang.

"Sama-Sama, Emm Rai?" Tanya Lion pada Raina.

Raina menatap Lion sembari menaikkan Alisnya sebelah seolah berkata Apa?

"Lo cepetan masuk habis itu angetin badan lo ya, Hujan tadi deres banget soalnya. Gue takut lo sakit " Ucap Lion.

Raina menganggukkan kepalanya.

Saat Raina hendak melepaskan Jas hujan..

"Ett, jangan dilepas! Udah cepetan lo masuk! Jas gue lo kembaliin besok aja " Sahut Lion.

"Lion? " Ucap Raina tiba-tiba.

Wow baru kali ini Raina memanggil nama Lion.

Lion pun juga terkejut mendengar Raina memanggil namanya.

"Kenapa Rai?" Tanya Lion.

"Sini" Jawab Raina sembari menarik tangan Lion untuk masuk ke dalam rumahnya.

Lion pun hanya mengikut saat tangannya dibawa Raina menuju dalam rumah.

Raina membawa Lion masuk dan menuntunnya duduk di sofa ruang tamu nya.

Kemudian, Raina meninggalkan Lion entah kemana.

Tak lama, Raina kembali dengan membawa handuk dan segelas minuman.

"Nih pake" Ucap Raina memberikan handuknya untuk Lion.

Tanpa banyak bertanya, Lion memakai handuk itu ditubuhnya.

"Minum" Sahut Raina kembali dengan memberikan gelas minuman untuk Lion.

"Hot Chocolate?" Tanya Lion.

Raina mengaggukkan kepala sambil berkata , "Ga suka?"

"Suka kok suka" Jawab Lion.

Lion meminumnya dengan perasaan setengah heran

Ada apa dengan Raina? Kenapa tiba-tiba Raina menjadi perhatian dengannya? Apa hati Raina sudah mulai terbuka untuknya?

Kemudian, Raina menggosok-gosokkan kedua tangannya dan mengapit kedua tangan Lion dengan tangannya

Lion terkejut bukan main sekaligus memendam perasaan senang sesenang senangnya sampai luar angkasa.

"Sini" Ucap Raina sembari menggosokkan kedua tangannya di tangan Lion.

Lion menatap Raina penuh kebingungan.

Raina yang merasa Lion menatapnya pun kemudian melepaskan tangannya.

"Masih dingin?" Tanya Raina.

"Eee...nngg..aa sih" Ucap Lion kemudian.

Sebenarnya, Lion sama sekali tak merasa kedinginan. Sebab, ia memang sudah terbiasa berhujan-hujanan.

Kemudian, Raina meninggalkan Lion dan berjalan menaiki tangga.

"Masih disini? " Tanya Raina yang setengah menaikki tangga.

"Lo ngusir gue nih?" Ucap Lion kemudian.

"Lo pulang, udah malem, besok sekolah" Sahut Raina.

"Ok, Gue pulang, Gue pamit ya Rai. Makasih buat semuanya" Ujar Lion sambil berteriak.

Raina hanya memberi tanda 👌 (Ok) dan berjalan menaikki Tangga.

Lion kembali dengan penuh kebingungan. Apa benar yang barusan tadi itu Raina?

Lion pun berjalan sambil tersenyum sendirian.

Sesampainya dirumah Lion.

"Spadaaa, Lion Pulangg" Sahut Lion.

"Ma?" Ucap Lion kembali saat Mama Tania datang dihadapannya dan Lion pun langsung memeluknya.

"Kenapa sih kamu nih, Aneh deh. Ga biasanya" Sahut Mama Tania heran.

Anaknya ini sebenarnya kenapa? kesamber Jin ifrit kah? Atau jin kafir? ah sama aja. memang membingungkan mood anak satunya ini.

"Habis ketemu Bidadari Ma,Hehe" Jawab Lion yang kemudian langsung berjalan memasuki kamarnya.

Mama Tania pun hanya terdiam dengan perasaan heran.

Disisi Lain, Raina sedang sibuk mengerjakan soal di meja belajarnya.

"duh, bego banget sih gue! ngapain coba gue pegang tangan Lion" Ucap Raina pada dirinya sendiri.

Raina dengan tanpa sengaja memikirkan hal yang barusan ia lakukan pada Lion.

"Tapi, Kasihan juga sih kalau ga ditolongin. Mulutnya aja sampe biru gitu" Ucap Raina kembali pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba, Telepon Raina berbunyi.

Terlihat di layar ponselnya bertuliskan 'Papa'

"Hallo Pa?" Ucap Raina sembari mengangkat teleponnya.

"Hallo? Raina? "

"Iya pa, Raina disini, Kenapa Pa?"

"Besok, Papa dan Mama mau pulang. Kamu jemput kita di bandara ya. Harus kamu yang jemput! Papa sama Mama ga mau kalau sampai kamu suruh Mang Dimas"

"Hah? Besok papa sama Mama mau pulang? Seriusan? Iya iya iya, Besok Raina yang jemput. Papa sama Mama Landing jam berapa?"

"Jam 7 pagi, Mama udah suruh Bi Inah buat kirim surat izin ke sekolah kamu"

Setelah obrolan orang tua dan anak itu berakhir, Raina bergegas tidur mempersiapkan dirinya bangun lebih awal untuk menyambut kepulangan kedua orangtuanya besok pagi.

KEESOKAN HARINYA
Lion telah datang ke sekolah lebih awal seakan tak sabar menduduki bangku di kelas Raina.

Sebelum itu, Lion terlebih dahulu menemui Bu Surti untuk verifikasi bahwa dirinya sudah tidak lagi menduduki kelas 11

"Bu Surti?" Sapa Lion saat memasuki ruangan Ibu Surti. Wali kelasnya itu.

"Iya Lion? ada apa?" Tanya Bu Surti.

"Nih bu, Saya mau izin verifikasi.Ini sertifikat dan berkas yang saya punya" Ucap Lion.

"Sebentar saya lihat" Jawab Bu Surti.

Setelah Bu Surti sedang melihat berkas milik Lion lalu Bu Surti bertanya pada Lion.

"Loh Lion? Kamu ikut Akselerasi? " Tanya Bu Surti dengan nada tak percaya.

"Iya Bu" Jawab Lion.

"Oh pantas, Kualitas belajar kamu terus meningkat. Bahkan pada semester akhir ini nilai kamu melebihi rata-rata Anton Loh. Jadi alasannya ini?" Sahut Bu Surti pada Lion.

"ya begitulah Bu" Jawab Lion.

"Ibu bangga sama kamu Lion. Ini berkas kamu sudah ibu resmikan. Selamat ya Lion. Ibu selalu mendo'a kan yang terbaik buat kamu" Ucap Bu Surti.

"Iya terimakasih bu" Sahut Lion.
"Ini saya langsung masuk kelas baru bu?" Tanya Lion kembali.

"Nanti Lion, Kamu masuk bimbingan di kelas khusus akselerasi dulu. Besok baru kamu bisa menempati kelas yang baru" Jelas Bu Surti.

"Baik bu" Jawab Lion yang kemudian keluar dari ruangan Bu Surti.

StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang