36.Down Feels

158 6 0
                                    

Raina tak menghiraukan ucapan para geng Alissa.

Ia hanya akan membersihkan Coretan kue tart yang ada diwajahnya.

Saat ia keluar dari Toilet, Lion sudah menunggunya diluar.

"Lo mau invite siapa lagi?" Tanya Lion.

"Raina sama temen-temen nya" Jawab Raina.

"Penjual Mawar di lampu merah itu?" Sahut Lion.

"Iya" Balas Raina.

"Nanti sepulang sekolah, Gue anter kesana. Nganter undangan ke mereka" Ucap Lion.

Raina menatap Lion dengan senyuman manisnya.

Sepulang sekolah..
Seperti kata Lion, Ia akan mengantar Raina hari ini.

"Eh, Raina, Happy Sweetseventeen ya. " Ucap Devan.

"Iya, Happy Sweetseventeen yak Raina" Sahut Rio.

"Makasih" Ucap Raina sambil tersenyum.

"Yuk, berangkat sekarang. Nanti keburu mereka kerja" Ucap Lion.

"Loh kalian mau kemana?" Tanya Rio

"Kepooo" Balas Lion.

Raina dan Lion melaju meninggalkan Devan dan Rio.

Sesampainya di bawah jembatan tempat terakhir kali Raina menjumpai anak perempuan penjual Mawar itu.

"Loh kok mereka ga ada?" Tanya Lion.

Raina dan Lion mencari-cari, Memutar kepala dan mata mereka mencari dimana anak perempuan itu.
Namun, Tak dijumpainya.

Akhirnya, Mereka menanyakan pada salah satu penunggu warung yang berjualan dibawah jembatan.

"Mba, Permisi. Anak-anak pedagang asongan itu dimana ya?" Tanya Raina.

"Oh mereka sudah diadopsi sama Panti Asuhan, Kebetulan waktu itu ada mobil panti yang datang kesini. Terus mereka dibawa" Balas Penunggu warung.

"Kira-kira panti asuhan nya dimana ya?" Tanya Lion.

"Oh saya kurang tahu mas" Jawab penunggu warung.

"Oh gitu ya, Makasih mba" Ucap Lion.

"Kita gatau mereka dimana, Kapan-kapan aja ya kita cari. Mendingan sekarang gue anter lo pulang. Biar lo bisa istirahat, Kan nanti malem hari yang paling penting kan buat lo?" Ucap Lion kembali.

Raina menganggukkan kepalanya menyetujui ajakan Lion.

Lion mengantarkan Raina sampai ke depan Rumah.

"Ayo masuk" Ucap Raina.

Lion memasuki rumah Raina.

"Hallo Lion" Sahut Mama Silvi yang berada di luar pintu rumah.

Tiba-tiba ponsel Mama Silvi berbunyi.

"Hallo? " Sahut Mama Silvi.

"Hallo Bu Silvi, Hari ini kita ada meeting besar dengan perusahaan ternama. Ibu bisa datang bersama Suami?" Ucap suara dalam telepon itu.

"Maaf pak, Tapi saya sedang ada acara penting malam ini. Anak kedua saya Ulang Tahun" Sahut Silvi.

"Tapi ini meeting penting bu, sayang jika dilewatkan ini juga untuk perkembangan perusahaan ibu dan bapak. Lagipula jika kerjasama ini berhasil ibu bisa menghadiahkan nya bukan pada Anak ibu?" Ucap Suara tersebut.

"Bagaimana kalau meetingnya setelah acara anak saya? Saya langsung berangkat pak, saya janji" Sahut Silvi.

"Maaf bu, Tidak bisa. keputusan kami, meeting akan diadakan sore ini. Kami berharap ibu bisa sampai secepatnya"

"Baik Pak" Sahut Silvi.

"Kenapa ma?" Ucap Raina.

"Maaf Nak, Malem ini papa sama mama ga bisa nemenin ulang tahun kamu, Gapapa ya hari ini ditemenin sama kakak? Lion juga bisa kan jagain Raina?" Tanya Silvi.

"Iya Gapapa Ma" Balas Raina dengan senyuman terpaksa.

Raina sebenarnya kecewa mendengar nya, Namun apalagi yang bisa ia lakukan? Meeting itu juga pasti penting bagi Mama nya. Ah sudahlah! Raina hanya ingin mencoba ikhlas dan bersikap lebih dewasa.

"Tenang aja tante, Lion bisa kok jaga Raina" Sahut Lion.

"Makasih ya Lion, Mama Sama Papa mau siap-siap dulu" Ucap Silvi yang kemudian masuk meninggalkan Raina.

Tak lama setelah kedua orang tua nya pergi, Mereka pun berpamitan.

"Rai, Gue balik dulu ya. Nanti Malem gue kesini lagi" Ucap Lion.

"Iya" Sahut Raina.

Lion meninggalkan Raina dan kembali pulang.

Sore hari sebelum pesta itu dimulai, Bi Inah bersama pembantu pesanan Chatering Raina sudah bersiap-siap memasak makanan untuk pesta Raina nanti.

"Rai?" Sahut Nathan.

Raina menoleh menatap Nathan.

"Kakak mau minta maaf, Maaf banget. Hari ini kakak ga bisa hadir di Pesta kamu. Kakak harus balik, hari ini kakak ada kuliah perdana" Ucap Nathan.

lagi lagi Raina merayakan hari ulang tahun nya sendirian. Sama sekali tak terfikir olehnya. Semua akan berakhir seperti ini.

"Harus sekarang banget ya kak baliknya?" Tanya Raina.

"Iya, Maaf ya" Sahut Nathan.

"Gapapa" Ucap Raina.

"Lion dateng kan?" Tanya Nathan.

Raina menaikkan kedua pundaknya.
mengisyaratkan seolah ia tak tahu apakah Lion akan datang ataukah tidak.

"Dia pasti dateng" Sahut Nathan sambil tersenyum.

Nathan kemudian berpamitan dan meninggalkan Adiknya itu pergi kembali berangkat ke Luar Negeri. Meneruskan Studi nya disana.

StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang