Pagi harinya,
Lion masih stay didepan rumah Raina.
entah apa yang membuatnya bertahan disana.Raina melihat Lion yang berada didepan pagar rumahnya lewat jendela kamarnya.
Dibelakang,Bi Inah menatap Raina.
"Non Raina, temui den Lion ya. Kasihan dia dari kemarin didepan nungguin non Raina" Ucap Bi Inah.
"Biarin" Jawab Raina singkat.
Bi Inah berinisiatif membuatkan segelas minuman dan Roti untuk Lion.
"Loh bi, Ini buat siapa? " Tanya Mama Silvi yang kemudian muncul dari kamarnya.
"Buat den Lion, kasihan Bu. dari kemarin nungguin non Raina didepan" Sahut Bi Inah.
"Astaga, Raina" Ucap Mama Silvi heran dengan kelakuan Raina kepada Lion.
"Yaudah, Bibi anter ini ke Lion biar saya yang bujuk Raina ya" Sahut Mama silvi kembali.
"Baik bu" Lalu bi Inah mengantarkan sarapan untuk Lion.
"Raina?" Sahut Mama Silvi.
Raina tetap berada dijendela menatap Lion.
"Cinta tidak bisa membuat kamu terus diam duduk didepan tanpa melakukan apapun. Cinta layak diperjuangkan" Ucap Mama Silvi yang bijak tiba-tiba.
Raina lalu duduk didekat mamanya.
"Lion udah ngecewain mama" Sahut Raina yang kemudian memeluk mamanya.
"Mama sudah maafin dia, Sekarang gentian kamu yang kebawah temuin dia, Kasihan dia dari kemarin disitu terus ga mau pulang" Ungkap Mama Silvi.
Raina menganggukkan kepalanya.
Sebenarnya Raina masih kesal dengan tingkah Lion. Tapi bagaimana lagi? Ini permintaan Mamanya. Dan ia pun tak ingin membantah.
Tak lama, Raina menuju kebawah menemui Lion.
Dibawah, ada Bi Inah yang memberi sarapan untuk Lion.
"Den,diminum atuh nanti keburu dingin" Ucap Bi Inah.
"Saya mau nunggu Raina keluar nemuin saya dan mau maafin saya" Jawab Lion.
"Ya Ampun den" Ucap Bi Inah.
Datanglah Raina dengan perasaan masih memendam kesal karena Lion.
"Dimakan tuh" Ucap Raina tiba-tiba mengagetkan Lion yang tengah duduk didepan pagar rumahnya.
"Raina?" Sahut Lion yang terkejut dengan kedatangan Raina.
Akhirnya, Raina mau juga menemuinya diluar.
"Rai, gue mau minta maaf atas kejadian kemarin" Ucap Lion.
"Serius gue ga maksud buat ngecewain keluarga lo, dan udah buat semua orang repot" Ucap Lion kembali.
"Terus?" Tanya Raina.
"Lo mau ga maafin gue? gue janji ga bakalan ngulangin lagi" Pinta Lion kepada Raina.
Perbincangan dua sejoli itu hanya disimak oleh Bi Inah. Selang beberapa waktu, Mama Silvi datang menemui mereka.
"Lion?" Sahut Mama Silvi kemudian.
"Tante, maafin Lion tante. Lion janji ga bakalan ngulangin lagi tante" Ucap Lion sembari memohon kepada Mama Silvi.
"Lion, kalau tante boleh tau, memangnya semalam kamu kemana? sampai tidak datang dan memberi kabar?" Tanya Mama Silvi.
"Begini tante, Semalam teman saya mobilnya mogok ditengah jalan. kebetulan tidak ada satupun orang disana. dia bingung dan tidak tahu harus minta tolong kesiapa, akhirnya saya yang harus ikut membantu" Jawab Lion menjelaskan.
"Devan? Rio? " Timpal Raina.
"Awalnya, memang Devan dan Rio yang gue suruh kesana. Tapi, mereka sama sekali ga ngerti mesin. Jadi harus gue yang turun tangan kesana" Ucap Lion.
"Memangnya handphone kamu kemana sampai tidak bisa memberi kabar? " Tanya Mama Silvi dengan lembut.
"sewaktu memperbaiki mobil teman saya, Tiba-tiba hp saya lowbat tante jadi saya ga bisa kasih kabar.tapi sebelumnya saya sudah minta Devan dan Rio buat kasih kabar ke Raina" Jawab Lion kembali.
"Yasudah lah, Apapun itu ga jadi masalah. Tante sudah maafkan kamu" Ucap Mama Silvi menenangkan.
"Beneran tante? Makasih ya tante" Jawab Lion sembari menyalimi tangan Mama Silvi.
Berbeda dengan Raina, Ia masih memendam rasa kesal entah darimana asalnya rasa kesal itu. Sebab Lion mengecewakan keluarganya atau sebab kecemburuannya dengan Aurel.
"Lion, ayo masuk dulu. Kita sarapan bareng" Ucap Mama Silvi.
"Sarapan bareng? kenapa dia ga disuruh pulang aja sih? " Sahut Raina pada Mamanya.
"Raina" Ucap Mama nya sembari menatap anak gadisnya itu.
"Iya" Jawab Raina yang akhirnya menurut ucapan Mama nya.
Diatas meja makan,Bermacam-macam makanan lezat pun telah dihidangkan tergerai diatas meja.
Namun, Raina sama sekali tak mengambil satu pun makanan itu.
Ia memang tak suka apabila masih ada Lion dirumahnya.Ditambah rasa kesalnya yang masih belum bisa ia pupuskan.
"Raina kok kamu ga makan?" Tanya Mama Silvi.
"Kenyang" Jawab Raina yang kemudian beranjak dari kursi dan berjalan keatas menuju kamarnya.
Mama Silvi terkejut dengan tingkah Raina yang tak biasa.
Raina tak pernah seperti ini sebelumnya. Ia sangat menghargai tamu, Terlebih apabila tamunya adalah kakaknya sendiri.Reader penasaran nih yee sama kakak Raina 😝
Mama Silvi tersenyum menatap Lion.
Diatas meja kini hanya ada Lion dan kedua orangtua Raina.
Lion yang merasa tak enak pun langsung menyudahi sarapan nya.
"Loh kok makan nya ga dihabisin, Kenapa? Ga enak ya?" Tanya Mama Silvi melihat makanan Lion yang masih tersisa.
"Enak kok tante, Lion udah kenyang. Makasih ya tante buat sarapannya, Makasih juga buat Permintaan maafnya. Lion pamit balik dulu tante" Sahut Lion.
"Loh kamu mau balik sekarang? ga nunggu Raina turun dulu? Sebentar ya biar tante panggilin Raina" Ucap Mama Silvi.
"Ga usah tante, Salamin aja buat Raina dari saya" Jawab Lion.
Papa Rizky yang melihat kejadian itu memberi isyarat pada Mama Silvi untuk menemui Raina.
Akhirnya, Saat Lion sedang memakai sepatu dan kaus kakinya. Mama Silvi berjalan ke atas menuju kamar Raina. Sedangkan Papa Rizky yang mengantar Lion kedepan.
Didalam kamar, Raina memasang kedua Earphone dan memutar musik kesukaannya.
Mama Silvi yang melihat itu dari pintu kamar Raina yang terbuka setengah, Hanya menatap dan kemudian Meninggalkan anaknya untuk sejenak menenangkan dirinya.
Diluar, terdapat Papa Rizky dan Lion.
"Kamu serius sama anak saya?" Tanya Papa Rizky pada Lion.
Lion yang sedang memakai sepatu pun langsung terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Rizky. Papa dari Raina Adrina.
"Serius, Om" Jawab Lion tegas.
"Saya percaya kamu bisa bahagia in anak saya" Ucap Papa Rizky.
"Kalau kamu mau menaklukan dia, kamu harus punya kesabaran yang besar dan hati yang tegar. Raina itu lebih suka diberi bukti daripada sekedar janji" Timpal Papa Rizky kembali.
Lion menyimak ucapan Papa Rizky, dan mengingatnya benar-benar dikepalanya.