47. Gelisah

153 6 0
                                    

Lion baru terpikir, Ia takut jika kedekatan Rio dengan Mirna ini akan memberi pengaruh baru dalam kehidupannya.
Ah! Tapi ia tak mau berpikir negatif.
Semoga saja hidupnya tetap tentram, aman dan Damai.
Lagipula Lion juga ikut senang bila Sahabatnya kini sudah bisa melepas status kejombloannya.

****

Hari pun semakin larut,
Raina mengecek jadwalnya dan menyiapkan peralatan untuk sekolah besok.

Tiba-tiba..
Tinggg...
Ponsel Raina berbunyi.

"Hallo?" Sahut Raina.

"Rai?" Ucap Lion.

Ya! Siapa lagi yang menelepon Raina malam-malam begini kalau bukan Lion?

"Ya?" Balas Raina.

"Makasih ya" Ucap Lion.

"Buat?" Tanya Raina.

"Salad nya" Balas Lion.

"Oh, Iya" Ucap Raina.

"Rai?" Tanya Lion.

"Ya?" Balas Raina.

"Rai?" Tanya Lion.

"Ya?" Balas Raina.

"Raina?" Tanya Lion kembali.

"Ya? Apa Leyy?" Balas Raina.

"Raina Adrina?" Tanya Lion sekali lagi.

"Iyaaa" Ucap Raina mulai kesal.

"Kesel ga jawabnya?" Tanya Lion.

"Ga" Balas Raina.

"Baguslah" Ucap Lion.

"Kenapa?" Tanya Raina.

"aku cuma ingin namamu selalu ada dalam hati dan pikiranku, walau nanti aku tak ada lagi disisimu" Ucap Lion lembut.

"Hmm" Balas Raina singkat.

"Lo udah belajar?" Tanya Lion.

"Belajar apa?" Balas Raina.

"Belajar mencintai gue Hahaha, Eh engga deng, Belajar ya Belajar materi besok lah" Ucap Lion.

"Udah" Ucap Raina.

"Bagus deh, Besok mau pulang bareng lagi ga?" Tanya Lion.

What? Tumben Lion meminta izin, Biasanya ia langsung berdiri di depan Rumah Raina tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Sudah seperti setan saja. Cuman setan yang ini lebih gantengan dikit.

"Iya" Sahut Raina.

"Hmm Rai, gue mau kasih tebakan bagus buat lo. Mau dengerin ga?" Tanya Lion.

"Apa?" Balas Raina.

"Ia adalah sesuatu yang tidak dinanti, Namun ia selalu datang tanpa permisi, Ia datang pada siapa saja satu persatu tanpa pernah meminta izin dan mengucap kata pamit" Sahut Lion.

Raina terdiam sambil berpikir.

"Lo ga perlu kok jawab sekarang, lo simpen aja pertanyaan gue. Nanti juga lo tau jawaban nya sendiri" Ucap Lion.

****

KEESOKAN HARINYA...

Hari ini panas begitu terik menyinari bumi.
Raina yang sudah berdiri didepan teras rumah, Menjadi semakin malas untuk pergi ke sekolah.

"Non Raina?" Ucap Bi Inah.

Raina menoleh ke arah Bi Inah.

"Sepatunya dipakai non, nanti non Raina telat" Sahut Bi Inah.

"Bi Inah?" Ucap Raina.

"Kenapa Non?" Sahut Bi Inah.

"Kalau Raina ga masuk sekolah boleh?" Tanya Raina dengan muka melas.

"Ya ga boleh atuh Non Raina" Balas Bi Inah.

"Kalau Raina Bolos, Mama Silvi marah ga ya sama Raina?" Tanya Raina.

"Ya marah atuh Non Raina, Lagian kenapa sih Non Raina ga mau masuk sekolah? Non Raina sakit?" Ucap Bi Inah.

Raina menggelengkan kepalanya.

"Terus kenapa Non?" Tanya Bi Inah.

"Panas" Balas Raina.

"Astaga Non Rainaaa, Bibi udah khawatir setengah mati, Bi Inah kira Non Raina sakit. Kan naik mobil panas nya ga masuk sampai ke dalam Non" Sahut Bi Inah.

Raina mengerutkan bibirnya, Ia benar-benar malas datang ke sekolah hari ini.
Rasanya terik matahari hanya ingin membuat tubuh Raina menemui Kasur segera.

Tak lama Lion datang dengan membawa motornya.

Bremmm
Suara motor Lion yang berada didepan rumah Raina.

"Tuh den Lion datang Non, Ayo cepat dipakai sepatunya" Sahut Bi Inah.

Bi Inah berjalan membukakan pintu gerbang untuk Lion.

"Pagi Bi Inah" Ucap Lion.

"Pagi Den" Balas Bi Inah sambil tersenyum.

"Raina ada Bi?" Tanya Lion.

"Ada den, itu disana."
"Bujuk Non Raina biar mau masuk sekolah ya." Ucap Bi Inah.

"Memangnya Raina kenapa Bi? Dia sakit?" Tanya Lion.

"Gatau, hari ini cuaca nya kan panas banget. Katanya Non Raina jadi malas masuk sekolah" Sahut Bi Inah.

Lion langsung berjalan menemui Raina.

"Rai?" Sahut Lion.

Raina hanya melirik ke arah Lion dan masih setia duduk diatas kursi.

Lion melihat ke bawah, Raina masih belum memakai sepatunya.

"Lo kenapa?" Tanya Lion.

"Lo duluan aja" Balas Raina.

"Kemarin kan lo udah janji kalau lo mau gue jemput" Ucap Lion.

"Sorry, nanti gue nyusul" Ucap Raina.

Hufttt Lion menghela nafasnya.

Lion berlari keluar dari rumah Raina meninggalkan Raina.

Ia menjalankan motornya pergi meninggalkan rumah Raina.

Raina hanya terdiam membiarkan Lion pergi begitu saja.

Tak lama, Saat Raina hendak kembali masuk ke dalam rumahnya.

Tiba-tiba..
Lion datang dengan sebuah sepeda sambil membawa payung yang lumayan besar berwarna biru.

Raina terkejut melihat Lion yang datang kembali.

kring kringg
(Lion membunyikan suara bel di sepeda yang dikendarainya)

Lion memarkirkan sepedanya dan berjalan menemui Raina yang berdiri didepan teras.

"yuk berangkat" Sahut Lion.

Raina mengerutkan dahinya.

Akankah ia harus pergi dengan menggunakan sepeda di terik panas seperti ini? Hufttt itu akan membuat kulitnya semakin terbakar dengan panasnya matahari.

"Udah Ayo" Sahut Lion menarik tangan Raina.

Akhirnya, Raina harus menyetujui tawaran Lion karena Ia tak mau usaha Lion sia-sia.
Ia hanya ingin membahagiakan Lion sedikit.

"Bentar" Ucap Raina.

Raina duduk dan memakai sepatunya.
Namun, karena sangat malas ia hanya memakainya sambil berdiri tanpa membuat talinya.

"Astaga Rai" Sahut Lion saat melihat sepatu Raina yang masih belum ditali.

Lion menundukkan dirinya dibawah Raina, Ia mengikatkan tali sepatu yang dipakai Raina.

StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang