68. Pleasee

137 6 0
                                    

Setelah usai kembali dari sekolah,
Lion menemui Devan dan Rio yang sudah ada diparkiran menunggu dirinya datang.

"Lo berdua temenin gue ke ENTERNITE besok ya?" Ucap Lion.

Perkataan Lion membuat Devan dan Rio sangat terkejut.

Mereka berdua tak menyangka Lion akan mengikuti pertandingan itu.

"What?! Lo mau ikut pertandingan yang dibilang Adam kemarin?" Balas Devan.

"Iya, Kalian berdua mau kan temenin gue latihan?" Tanya Lion.

Devan dan Rio sekedar bertatap-tatapan.

"Lo mau temenin Lion?" Bisik Devan pada Rio.

"Gue takut dia kenapa-napa" Balas Rio.

"Woy! Diem aja sih! Kalian mau ngga temenin gue?" Ucap Lion.

"Emm" Balas Devan dan Rio sembari bertatapan.

"Yaudah kalau ga mau, Gue juga bisa sendiri" Sahut Lion.

"Eh eh Jangan Ley, Kita temenin" Ucap Devan.

"Kok lo mau sih?" Balas Rio.

"Mending kita awasin, Daripada dia kenapa-napa? Ga tenang perasaan gue Yo!" Ucap Devan.

Devan dan Rio akhirnya mengantarkan Lion berlatih.

**

Lion berlatih keras sampai malam pun tiba,
Tak hilang juga dipikiran nya akan ketidakhadiran Raina disisinya besok.

Baginya Raina adalah sumber penyemangatnya.

Bagaimana jadinya jikalau nantinya gadis itu tidak datang?

Saat istirahat , Lion menghubungi Raina.

Sial! Tak ada jawaban yang ia dapatkan.

Rupanya gadis itu masih sibuk dengan tugasnya.

Sudah lebih dari 20 kali Lion menghubunginya namun, tak kunjung ia dapatkan jawaban.

Terakhir, Lion bermaksud untuk memberitahunya lewat aplikasi bernama Whatsapp.

(Bukan iklan whatsapp ya gengs! )

Di pesan itu Raina mengatakan bahwa dirinya akan datang walaupun sedikit terlambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pesan itu Raina mengatakan bahwa dirinya akan datang walaupun sedikit terlambat.

Tak apalah, Yang penting gadis itu datang menemuinya.

***

Sore harinya adalah pertandingan yang ditunggu-tunggu oleh Lion.
Dimana dirinya akan mendapatkan penghargaan yang ia inginkan.

Sebelum berangkat, Ia terlebih dahulu meminta izin pada Ibunya.

Apapun jawaban dari Tania sudah siap Lion terima.

"Ma?" Sahut Lion.

"Kamu mau kemana Lion?" Tanya Tania yang melihat anaknya mengenakan jaket dan sepatu.

"Ma, Lion minta maaf" Balas Lion sembari menundukkan dirinya berlutut didepan ibunya.

"Astaga, Lion kamu ini kenapa sih?" Ucap Tania.

"Lion anak nakal ma, Lion ga mau dengerin Mama. Lion ga pantes jadi anak Mama Tania" Balas Lion sambil memohon.

"Kamu ini ngomong apa?" Tanya Tania heran dengan kelakuan anaknya ini.

"Uang yang selama ini Lion kasih sama Mama itu bukan dari kerjaan yang mama pikirin" Ucap Lion.

"Maksud kamu?" Balas Tania.

"Lion tanding di sirkuit dan dapetin uang itu di setiap kali Lion berhasil kalahin lawan-lawan Lion" Ucap Lion.

Seketika mata Tania meneteskan air mata, Tak akan ia sangka Lion akan melakukan hal itu.
Padahal selama ini Tania hanya mengetahui bahwa anaknya tak pernah berbohong padanya.

"Kenapa kamu bohongin mama?" Tanya Tania.

"Lion minta maaf ma, Lion ga tau lagi harus gimana. Balapan itu cuman satu-satunya cara yang Lion bisa untuk dapetin uang yang banyak dalam waktu singkat" Jelas Lion.

"Tapi kenapa harus balapan? Kamu tau kan mama udah pernah ngelarang kamu?" Ucap Tania.

"Lion sayang sama Mama, Lion ga tega lihat Mama sedih. Terlebih setelah Mama udah ga kerja" Sahut Lion.

"Mama ga butuh kemewahan Lion, Harta cuma bisa butain kita. Yang mama khawatirkan adalah keselamatan kamu" Ucap Tania.

"Iya Lion tau Ma" Balas Lion.

"Berdiri" Ucap Tania.

Lion pun akhirnya terbangun dan berdiri menghadap ibunya.

Mereka berdua pun berpelukan.

"Ma, Lion izin ya sama Mama. Lion mau pergi balapan" Ucap Lion.

"Apa?" Sahut Tania.

"Kalau Lion menang, Uang nya bisa mama gunain buat kebutuhan kita sehari-hari. Uang itu juga bisa Lion tabung buat biaya kuliah Lion nanti" Ucap Lion.

"Ga! Mama ga izinin kamu. Lebih baik mama harus ngutang sana sini. lebih baik mama malu daripada harus biarin kamu ikut balapan." Balas Tania.

"Ma, Lion bisa kok jaga diri" Ucap Lion.

"Engga! Mama ga izinin kamu. Kalau kamu memang masih maksa, Mama akan pergi dari rumah" Balas Tania.

"Jangan Ma! Ma dengerin Lion Ma" Ucap Lion.

"Lepas jaket dan sepatu kamu dan masuk ke dalam!" Balas Tania.

"Tapi Lion udah pesen tiketnya Ma" Ucap Lion.

"Masuk!" Sahut Tania kembali.

Lion sejenak terdiam.
Ia harus bagaimana?
Lion tak ingin ibunya pergi, Tapi disisi lain Lion lebih tidak tega apabila melihat ibunya kesulitan membayar hutang dan membiayai hidupnya.

Tania masih terus menunggu Lion  untuk mau masuk dan mengganti pakaiannya.
Ia hanya tak ingin anaknya ini pergi.

"Ok, Mama anggap keputusan kamu bulat. Kamu memang lebih memilih pertandingan itu daripada Mama. " Ucap Tania.

Tania pun bergegas masuk ke dalam kamarnya dan mengemasi barang-barangnya.
Seperti yang telah diucapkannya, Dirinya akan pergi meninggalkan Lion apabila anaknya lebih memilih pertandingan itu.

"Ma, Ma! Jangan gitu dong Ma. Lion ga mau mama pergi" Ucap Lion.

Namun, Usaha Lion menahan Tania sia-sia.

Tania tetap pergi dan membawa semua barang-barangnya.

Saat Lion dan Tania keluar.
Terdapat Devan dan Rio yang sudah menunggu Lion diluar.

"Loh tante Tania mau kemana?" Ucap Devan.

"Tante?" Sahut Rio.

Lion masih terus menahan Tania.

Tania segera mengambil mobilnya dan menyalakan nya.
Ia mengambil langkah seribu meninggalkan Lion.

"Ma, Tunggu Ma" Ucap Lion.

Namun, Usahanya sia-sia.
Mobil Tania melaju kencang meninggalkan Lion.

"Tante Tania kenapa Ley? " Tanya Devan.

"Engga, Kita berangkat. Buruan" Balas Lion.

Mereka bertiga berangkat menuju ENTERNITE.
Tempat Lion memulai pertandingan.

StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang