Lion POV
Di malam hari,
Lion masih memikirkan bagaimana cara ia meminta maaf pada Raina.Lion bingung, Apalagi yang harus ia lakukan?
Memohon Maaf dengan datang ke rumah Raina pun percuma,
jangankan membuka pintu,
Bahkan menengok dari jendela pun tak akan sudi Raina lakukan.Lalu, Lion memutuskan untuk meminta maaf pada Raina lewat ponselnya.
Tanpa mendengar persetujuan dari Raina, Lion berangkat menuju ke rumah Raina.
"Permisi" Sahut Lion.
Raina memutuskan keluar dari rumah untuk menemui Lion.
Akhirnya, Raina mau keluar untuk menemuinya.
"Mau ngapain?" Tanya Raina.
"Mau minta maaf, Maafin gue ya. Lo mau kan maafin gue?" Sahut Lion.
"Dimaafkan" Balas Raina.
"Beneran? Akhirnyaaaaa " Sahut Lion.
"Udah?" Ucap Raina.
Lion menganggukkan kepalanya,
Lalu, Raina meninggalkan Lion untuk masuk ke dalam rumahnya."Rai? Raina! Gue masih mau ngomong sama lo" Ucap Lion.
Namun, Raina tetap masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan Lion.
Tak apalah, yang penting hati Lion sekarang sudah lega, Sebab ia sudah menerima kata maaf dari Raina.
Lion pun kembali dengan perasaan yang tak karuan.
Lion membuka pintu rumahnya.
"Loh Lion? Kamu habis darimana? " Tanya Mama Tania.
"Dari rumah Raina Ma, Maaf ya tadi Lion ga izin dulu. Lion buru-buru" Sahut Lion.
"Iya gapapa, yang penting kamu pulang dengan selamat" Ucap Mama Tania.
"Lion?" Tanya Mama Tania kembali.
"Kenapa Ma?" Balas Lion.
"Mama mau ngomong sama kamu, Sini duduk dulu" Sahut Mama Tania meminta Lion duduk disampingnya.
Lion melangkahkan kakinya menuju kursi di samping tempat duduk Mama nya.
"Ini kemarin om kamu nawarin kerjasama, dia bilang kalau Mama berminat gabung ke perusahaan nya, Mama bisa ambil, Disana Mama juga bisa dapat pangkat tinggi" Ucap Mama Tania.
"Mama terima tawaran nya?" Sahut Lion.
"Mama belum tau, Mama mau minta persetujuan kamu, Kalau kamu setuju, Kita berangkat kesana. Dan pastinya kemungkinan besar kita akan menetap" Balas Mama Tania.
"Menetap?" Tanya Lion.
"Iya Lion, Ga mungkin kan Mama mau bolak balik ?" Ucap Mama Tania.
"Maaf ma, Lion ga bisa ikut. Kalau Mama mau berangkat, Mama berangkat aja. Lion bisa kok disini sendiri" Sahut Lion tegas.
"Terus yang siapin kamu makan siapa? memangnya kamu bisa masak sendiri?" Tanya Mama Tania.
"Itu biar jadi urusan Lion ,Ma" Sahut Lion.
"Kamu tanggung jawab Mama, lagian tumben kamu ga ikut, Biasanya kamu selalu ikut kemana Mama pergi. Dulu waktu kita pindah dari rumah yang lama kesini. Kamu juga enjoy aja" Sahut Mama Tania.
Sebenarnya, Lion hanya tak ingin ini menjadi yang kedua kalinya Lion harus pergi meninggalkan seseorang yang dicintainya.
Dulu, Lion juga sempat meninggalkan Aurel, Mantan kekasihnya.
Tetapi malah Aurel menghianati cinta Lion.
Ia hanya tak mau ini berulang terjadi pada hubungannya dengan Raina.
"Lion lagi pengen disini aja Ma" Ucap Lion.Tania tau, Pasti ada alasan mengapa Lion memilih untuk tetap tinggal disini dan tak mau ikut pergi.
Malamnya,
Lion memutuskan untuk menghubungi Raina."Hallo?" Sahut Lion.
"Rai?""Kenapa?" Tanya Raina.
"Gue mau tanya" Sahut Lion.
"Apa" Ucap Raina.
"Seberapa besar sih cinta lo sama gue?" Tanya Lion kembali.
"Kenapa tanya gitu?" Balas Raina.
"Ya gue pengen tau aja" Ucap Lion.
"Lo ragu sama gue?" Tanya Raina.
"ya..engga sih" Sahut Lion.
"Gue aja ga pernah ragu sama lo" Sahut Raina.
Lion sejenak terdiam, Ia sudah tak kuasa lagi bila Raina yang berkata seperti ini.
Lion hanya tersenyum sambil berkhayal.
Kalau disuruh berhitung seberapa besar cintanya pada Lion,
Bumi pun belum cukup untuk menggambarkan nya."Kalau gue ninggalin lo?" Sahut Lion kembali.
"Gue tunggu sampai lo balik" Ucap Raina.
Kemudian, Raina menutup sambungan telepon nya dengan Lion.
Lion masih setia didepan jendela, sambil berkhayal tentang kehidupan nya di masa depan bersama Raina.
"Andai aja gue bisa lihat wajah lo setiap hari, Ada disamping lo disetiap detik, Lihat senyuman lo di setiap menit, Gue janji ga akan mau pergi dari tempat itu" Ucap Lion.