69. Pertandingan

130 6 0
                                    

Suara riuh penonton semakin beradu ketika mereka memasuki lapangan sirkuit pertandingan ENTERNITE.

seperti janji sebelumnya, Lion terlebih dahulu menemui Adam diruang ganti.

"Eh Ley, Nih nomor lo" Ucap Adam sembari memberikan nomor balapan pada Lion.

"Thanks ya Dam?, By the way lawan gue siapa ya?" Balas Lion.

"Gue" Ucap Adam.

"Lawan gue lo? Serius?" Tanya Lion.

Adam menganggukkan kepalanya.

"Ley, Gue bisa pinjemin lo duit 5 miliar tanpa harus ngelawan gue" Ucap Adam.

"Dam, gue pengen dapetin itu dari hasil kerja keras gue sendiri" Balas Lion.

"Pertandingan ini ga seperti yang lo pikir Ley" Sahut Adam.

"Percaya aja sama gue dam" Ucap Lion.

Adam menghela nafasnya,
Sepandai-pandai nya ia berbicara jika sudah berdebat dengan Lion sepertinya juga ia tak akan menang.

Seusai berganti pakaian balapan,
Lion masih menunggu Raina yang tak kunjung datang.

Apa gadis itu tak jadi datang?

Ia menghapus pikiran buruk yang menguasai nya.

***
Raina POV

Disela kesibukannya, Beruntung Ia masih ingat akan janjinya dengan Lion.

Ia mempercepat pekerjaannya agar ia dapat menemui Lion di sirkuit.

"Ji, Gue minta tolong sama lo boleh ga?" Tanya Raina.

"Kenapa Rai?" Ucap Aji.

"Bawa semua karya tulis gue ke kepsek ya? Semua nya udah selesai. " Balas Raina.

"Emang lo mau kemana Rai?" Tanya Aji.

"Gue ada urusan bentar, Lo mau kan bantuin gue?" Ucap Raina.

"Yayaya, Gue mau. Nanti biar gue yang kasihin ke bu kepsek. Lo hati-hati ya Rai?" Balas Aji.

"Thanks ya ji, Bay" Sahut Raina.

Jam tangan nya sudah menunjukkan pukul 17.00 sementara ia masih belum dalam perjalanan.

Ia memesan Ojek Online untuk menjemputnya.

***

Di Sirkuit.

"Pemberitahuan bagi semua peserta mohon untuk segera mempersiapkan diri karena pertandingan akan segera dimulai"

Mendengar pemberitahuan itu, Membuat jantung Lion berdegup kencang.

Bukan pertandingan itu yang ia khawatirkan,
Tapi kedatangan Raina yang masih belum menampakkan dirinya.

"Raina lo suruh dateng ga Ley?" Tanya Devan.

"Iya, dia katanya mau dateng jam 5. Tapi sampai sekarang dia belum dateng juga" Balas Lion.

"Udah lo telfon?" Tanya Devan.

"Nomornya ga aktif" Balas Lion.

"Tenang, Bentar lagi dia pasti dateng kok" Ucap Devan.

"Peserta nomor 019 dan 023 mohon untuk menempatkan diri"

What? Itu adalah nomor peserta Lion dan Adam.

Bagaimana ini? Raina masih belum menampakkan dirinya di pertandingan.

"Kita hitung dari angka 5 jika peserta 019 belum menempatkan diri maka akan dianggap gugur"

"Ley,Ayo" Ucap Rio.

Lion menghela nafasnya panjang,
Rupanya gadis itu memang tak bisa datang.

Karya tulis itu sepertinya memang lebih penting dibandingkan dirinya.

Lion sudah menaiki motornya di Garis Start.

Namun, Beberapa saat kemudian sebelum pertandingan dimulai.

Raina telah datang dan ia sedang sibuk mencari Lion kesana kemari.

"Ley, Itu Raina bukan?" Ucap Rio.

"Raina?" Balas Lion.

Akhirnya, Gadis itu datang juga.

"Emm, Pak saya boleh izin sebentar ga?  Saya mau bicara sama perempuan yang disana" Ucap Lion pada pengawas pertandingan sambil menunjuk ke arah Raina berada.

"Silahkan, Saya beri waktu 2 menit" Balas pengawas pertandingan.

"Terima kasih Pak" Ucap Lion.

Ia bergegas menemui Raina yang menunggu nya didekat tenda.

"Rai?" Ucap Lion.

"Gimana? Belum mulai kan?" Tanya Raina gugup.

Ia takut jika dirinya terlambat terlalu banyak.

Lion menggelengkan kepalanya.

"Makasih ya Lo dah mau dateng buat gue" Ucap Lion.

"Iya" Balas Raina.

"Tunggu bentar" Ucap Lion.

Lion mengambil Bunga dan kertas yang ia letakkan didalan tenda tepatnya diatas meja.

"Nih buat lo" Ucap Lion.

Raina terkejut bukan kepalang,
Apa maksud Lion memberikan Bunga Layu dan kertas yang sudah setengah terbakar?

"Simpen ya" Ucap Lion.

"Oh, ya ya" Balas Raina.

Apapun itu Raina berusaha untuk menyenangkan Lion dengan menerima pemberiannya.

Setelah itu, Lion kembali ke garis Start dan menempatkan dirinya diatas motor.

Teriakan penonton semakin keras.

Sementara Raina sudah menempatkan diri diantara Devan dan Rio di ujung Tribun.

Akhirnya, Lion dapat melihat seseorang yang ia sayang di Tribun.
Walaupun kini ia harus dibuat kecewa karena ibunya baru saja meninggalkan nya pergi entah kemana.

Namun, Ia berusaha menenangkan dirinya dengan sedikit menoleh ke arah Raina berada.

Raina memberikan senyuman manis pada Lion.

"Perhatian untuk peserta, mohon untuk sebelumnya telah melakukan persiapan yang matang. Karena di pertandingan ini, Sirkuit akan dibuat lebih licin dan pastinya tidak ada techician yang akan membantu mengganti bagian apapun yang rusak di tengah jalan"

Bersedia

siap!

ya!

Bremm
Kedua motor itu melaju kencang termasuk motor milik Lion perdana.

Di perjalanan, Lion berusaha memfokuskan dirinya.

Namun, Seketika saat ia mencoba membelokkan motornya.
Ban yang ia kendarai serasa sangat tidak enak.

Ia mencoba menahan nya.

Adam yang melihatnya merasa khawatir, Ia ingin menolong Lion tapi apabila ia melakukan nya otomatis ia akan didiskualifikasi.

Adam mendahului Lion didepan.

Garis finish sudah ada didepan Matanya, adam melaju kencang dengan sepeda motornya.

Lalu....Yap!
Adam telah sampai terlebih dahulu.

Raina, Devan dan Rio merasa heran. Bagaimana bisa Lion terkalahkan? Bukan nya Adam sudah pernah Lion lumpuhkan?

StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang