Setelah mereka usai melepas rindu bersama gadis kecil penjual Mawar yang ditemui mereka beberapa bulan lalu,
Mereka pun pergi meninggalkan Panti itu.
"Ley?" Ucap Raina.
"Kenapa?" Balas Lion.
"Lo tau darimana Raina tinggal disini?" Sahut Raina.
"Udah lama gue cariin mereka semua, Gue tanya informasi sana sini. Gue tau lo kepengen banget ketemu sama Raina" Ucap Lion.
"Kok lo ga ngajakin gue? Kan kita bisa cari Raina barengan" Balas Raina.
"Cari dia itu ga gampang, gue butuh berminggu-minggu baru ketemu. Lagian kalau gue ngajakin lo yang ada lo bakalan ngeluh kecapekan." Ucap Lion.
Raina menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
Mereka pun bergegas meninggalkan Panti,
Lion mengayuh sepedanya pelan-pelan sambil menikmati udara sore hari.Baru setengah perjalanan, Lion menghentikan sepedanya di depan gerobak penjual cincau.
"Kok berhenti? Lo capek?" Tanya Raina.
"Iya, kita istirahat dulu ya disini" Sahut Lion.
Raina menurutinya,
Mereka duduk sejenak di kursi yang disediakan pemilik cincau tersebut."Bang, saya pesen 2 ya" Ucap Lion.
"Nih den" Balas Penjual Cincau sambil memberikan cincaunya.
Lion memberikan minuman itu pada Raina.
Raina meneguknya lama, seperti seseorang yang sangat kehausan.
"Rai?" Ucap Lion.
Raina menatap Lion sambil masih meneguk sebuah cincau itu menggunakan sedotan.
"Lo haus ya?" Tanya Lion.
Raina menganggukkan kepalanya.
"Kenapa ga bilang daritadi?" Ucap Lion sembari tertawa kecil.
Raina meletakkan minuman yang sudah diteguknya habis disebelahnya.
"Mau lagi?" Tanya Lion.
Raina menggelengkan kepalanya,
Kemudian, Ia mencari-cari tissue disekelilingnya."Nyari ini?" Ucap Lion sembari menyodorkan sebuah tissue pada Raina.
Belum sempat tissue itu Raina ambil, Lion sudah terlebih dulu membersihkan mulut Raina dengan tissue.
Raina hanya terdiam, Matanya terbelalak melihat perlakuan Lion padanya.
Ia belum pernah sebelumnya mendapat perlakuan seperti ini."Udah bersih" Sahut Lion kemudian.
Raina berdiri dari kursinya.
"Mau kemana?" Tanya Lion.
"Pulang" Balas Raina.
"Nanti dulu, gue masih capek" Ucap Lion.
"Gue yang boncengin" Sahut Raina.
"Gue berat" Ucap Lion.
Raina kembali duduk dikursinya.
"Rai?" Ucap Lion.
Raina menoleh ke arah Lion.
"Coba senyum deh" Sahut Lion.
Raina menaikkan alisnya.
Untuk apa ia harus tersenyum tanpa alasan yang jelas?"Ayo senyumm" Ucap Lion sekali lagi.
Raina akhirnya menarik bibirnya itu membentuk sebuah senyuman indah.
Tiba-tiba Lion bangkit dari tempat duduknya.
"Yuk" Sahut Lion.
what? Bukan nya tadi Lion bilang dia kelelahan? Kenapa baru sedetik rasa lelah itu langsung hilang?
"Katanya tadi lo capek?" Ucap Raina.
"Udah hilang" Balas Lion.
"Cepet banget?" Tanya Raina.
"Kan udah ada penawarnya" Sahut Lion.
Raina berpikir kebingungan.
Penawar macam apa yang Lion maksud? Perasaan sedari tadi ia tak sedang meminum obat/ semacamnya?ya! Senyum Raina lah obat penawarnya.
Lion memang selalu senang ketika ia berhasil membuat Raina tersenyum.
Senyuman indah Raina disetiap pagi nya lah. Yang memotivasi Lion untuk tetap berangkat ke sekolah.Lion menaikki sepedanya.
Raina melepas topinya, Dan memakaikan nya pada Lion.
"Kok dikasih ke gue? " Tanya Lion.
"Lo lebih pantes pakai itu" Balas Raina.
"Biar lebih mirip sama penjual koran ya?" Ucap Lion.
"Bukan" Balas Raina.
"Terus?" Tanya Lion.
Raina tak membalas pertanyaan Lion.
Ia hanya tersenyum ke arahnya.***
Lion mengayuh sepedanya sampai ke depan rumahnya.
"Mampir rumah gue dulu ya?" Ucap Lion.
Raina mengangukkan kepalanya.
Lion memasuki rumahnya,
Betapa dirinya dibuat terkejut, Ketika didalam rumahnya terdapat Mirna yang sedang duduk di ruang TV bersama Devan dan Rio.Lion kembali keluar dari rumahnya.
"Ley?" Sahut Rio.
Rio keluar menemui Lion.
"Lo kok balik lagi? Ayo masuk" Ucap Rio.
"Gue ga suka dia ada disini" Sahut Lion.
"Dia siapa? Mirna maksud lo?" Ucap Rio.
"Siapa lagi?" Balas Lion.
"Kenapa? Lagian dia ga dateng bareng Alissa kok. Dia sendirian" Ucap Rio.
"Tetep aja, Gue ga suka Mirna ada disini" Sahut Lion.
"Ley?" Ucap Rio.
"Dia yang pergi atau gue yang pergi!" Sahut Lion pada Rio.
"Ley, Jangan gitu dong ley. Ini kan rumah lo" Ucap Rio.
"Lo tau kan yo, Gue ga suka sama mereka! Lo juga tau kan gimana sikap mereka sama Raina?! " Sahut Lion dengan nada tinggi.
"Gue aja yang balik ley" Ucap Raina.
"Jangan Rai, Lo pergi gue pergi" Balas Lion.
Mirna yang sejak daritadi menguping pembicaraan Lion dan Rio dari balik pintu pun akhirnya keluar.
"Udah yo, Biar aku aja yang pergi" Ucap Mirna.
"Ya baguslah" Sahut Lion.
"Loh Mir, Mirna" Ucap Rio menyusul Mirna.
"Ayo masuk Rai" Sahut Lion sembari menggandeng tangan Raina.
"Tapi Mirna?" Tanya Raina.
"Biarin, Lagian dia kok yang mutusin buat pergi" Ucap Lion.
"Dia pergi gara-gara gue" Sahut Raina.
"Apaan sih Rai? Engga, Emang udah seharusnya dia yang pergi bukan kamu" Ucap Lion.
Lion menarik tangan Raina masuk kedalam rumahnya.