42. What do you feel?

141 6 0
                                    

Di pagi hari yang cerah
Lion sudah siap rapi memakai seragam nya.

Seperti biasa tiada hari baginya tanpa melihat wajah Raina,
Kali ini ia akan menjemput Raina dirumahnya.

"Ma, Lion berangkat dulu ya" Teriak Lion.

Tania yang berada di belakang sedang menunaikan kewajiban nya sebagai seorang ibu rumah tangga yaitu memasak.

"Iya" Sahutnya dari belakang.

Lion berangkat menuju rumah Raina.
20 menit kemudian, Ia telah sampai di depan Rumah Raina yang begitu megah.

Disana, Raina sudah ada di teras depan menunggu mobil Mang Dimas siap.

Raina memang tidak pernah tahu apakah Lion akan menjemputnya,
Sebab setiap Lion berkunjung ke rumahnya, Ia memang tidak pernah terlebih dahulu memberitahu.

"Rai! " Teriak Lion dari pagar luar sambil menaikkan tubuhnya agar Raina bisa melihatnya.

Raina keluar dari rumah menemui Lion.

"Bentar" Ucap Raina.

Raina masuk kembali ke dalam rumahnya,
Tak lama ia muncul dan mereka pun bergegas berangkat ke sekolah.

Disekolah, Devan dan Rio sedang asyik bercanda didepan kelas mereka.

"Ikan ikan apa yang bingung?" Sahut Devan.

"Ikan bawal? " Ucap Rio.

"Bukan" Sahut Devan.

"Ikan Condet" Ucap Rio kembali menebak.

"Emang ada?" Sahut Devan.

"Engga sih" Ucap Rio.
"Terus apa jawabannya nih?"

"Iii kan terserah gue" Sahut Devan.

"Hah?" Ucap Rio heran.

"Bingung kan lo? HAHAHAH" Sahut Devan sambil tertawa.

"Suekk lo! , Lion kemana ya ga kelihatan siwar-siwer daritadi?" Ucap Rio.

"Iya ya tu bocah kemana ya" Sahut Devan.

"Samperin kelasnya yuk" Ucap Rio.

akhirnya, mereka berdua jalan menuju kelas Lion.

Disana, Mereka juga tak menemui Lion.
Namun, anehnya mereka malah menjumpai Raina yang mereka kira telah bersama Lion.

"Rai? Lion mana?" Tanya Devan.

"Gatau" Balas Raina.

"Kok gatau? bukan nya biasanya dia sama lo?" Sahut Devan.

Raina hanya terdiam sejenak sembari menatap Devan.
Lalu, Ia meninggalkan Devan dan Rio begitu saja.

Devan dan Rio mengikuti Raina dari belakang.

Saat melewati lapangan, mereka menjumpai Lion disana yang sedang bermain bola basket.

"Raina! Sinii" Sahut Lion dari kejauhan.

Raina pun mendekat ke arah Lion.

Lion melemparkan bola basket itu pada Raina.

Raina hanya menatap Lion heran.

"Lo bisa ga main basket?" Tanya Lion.

Raina menggelengkan kepalanya.

"Sini gue ajarin, Mau ga?" Ucap Lion.

Tanpa mendengar sahutan Raina, Lion langsung membimbing Raina bermain basket.

Tak lama Devan dan Rio tiba.

"Wessseee ada yang lagi pacaran nih" Sahut Devan dari tepi lapangan.

Lion dan Raina sejenak berhenti dan menatap Devan&Rio.

"Cabut yuk, entar kita jadi obat nyamuk" Ucap Devan.

Mendengar hal itu, Raina menghentikan aktivitas nya sejenak, Dan pergi meninggalkan Lion.

Lion hanya menatap punggung Raina tanpa berniat sedikit pun untuk mengejarnya.

Apa sih yang ada dipikiran lo? Setiap ada orang yang mergokin kita berdua lo selalu aja ngehindar,
Seakan-akan lo ga mau orang lain tahu tentang kita.
Gue jadi semakin bingung.
Sebenarnya, Lo cinta ga sih sama gue Rai?

Raina terus berjalan dan berjalan,
Tak tahu akan kemana ia pergi.
Di jalan ia malah bertemu dengan Alissa dan teman-teman nya.

Raina menghentikan langkahnya saat Alissa berdiri didepannya.

"Gimana rasanya dikeluarin dari keanggotaan osis?" Tanya Alissa.

Raina hanya menatap Alissa.

"Kayaknya lo enjoy aja ya" Ucap Mirna.

"Ya jelas lah dia enjoy, Secara di keluarin dari Osis langsung dapet dedek gemessss" Sahut Alissa.

"Dedek gemes? Siapa tu Al?" Ucap Putri.

"Siapa lagi kalau bukan, Lion Perdana. Cowok gue yang direbut sama si cewek rese ini!" Sahut Alissa dengan tatapan sinis.

Raina tetap terdiam, Kemudian ia melewati tubuh Alissa.
Saat hendak berjalan melewatinya, Alissa menarik tangan Raina dan membawanya ke depan mading.

Ia membanting tubuh Raina keras di tembok dekat mading.

Ia memegang keras dagu Raina, Sedangkan Mirna dan Putri  berada di samping kanan dan kiri Raina.

Raina masih terus mencoba memberontak,
Mengoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk mencoba melepaskan genggaman keras tangan Alissa.

"Gue udah peringatin sama lo berkali-kali jangan pernah deketin Lion! Tapi kenapa lo malah semakin deket sama dia. Bahkan sekarang Lo malah jadiin dia pacar!" Ucap Alissa dengan nada tinggi.

Raina melepaskan tangan Alissa.

"Gue benci sama lo Rai! Gue benci!" Sahut Alissa.

"Gue mau lo putus sama Lion! Lo harus putus sama dia!" Ucap Alissa.

Namun, Raina memlilih untuk menggelengkan kepalanya.

Apapun yang akan Alissa lakukan padanya, Apapun ancaman yang akan ia berikan, Raina tetap tak akan melepaskan Lion.

"Lo batu banget sih! Lo bisa cari cowok lain selain Lion!" Ucap Alissa.

Raina tetap menggelengkan kepalanya cepat.

"Lo butuh berapa sih!" Sahut Alissa kembali.

Raina tetap dengan pendirian nya.

"Ok terserah! Kalau lo tetep ga mau putus sama Lion. Tapi gue mau lo jauhin dia!" Sahut Alissa.

Raina masih tetap menggelengkan kepalanya. Seolah ia sudah mati rasa dengan sikap Alissa padanya.

"Udah lah Al! Kasih pelajaran aja" Sahut Mirna.

Alissa menarik rambut Raina menyeret nya sampai ke dalam Toilet.

"Ini pelajaran buat lo, Karena lo udah berani sama gue!" Ucap Alissa.

Alissa memotong rambut panjang Raina dengan menggunakan gunting yang Putri bawa.

Raina berusaha menahan tubuh Alissa.
Tapi usahanya sia-sia.
Tubuhnya sudah tak kuasa, terlebih Mirna dan Putri ikut memegangi kedua tangannya.

StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang