85. Birthday Planner

151 6 0
                                    

Malamnya,
Devan dan Rio telah siap dirumah Raina.
Mereka berdua tengah membantu Raina untuk mempersiapkan acara ulang tahun nya besok.

"Disebelah sana kayaknya cocok tuh Van" Ucap Rio.

"Ketinggian, Disana aja" Balas Devan.

"Gimana? Butuh bantuan ga?" Tanya Raina.

"Ini tolong lo ambilin selotip Rai, Lo ada ga?" Ucap Devan.

"Ok, Bentar gue ambil didalem" Balas Raina.

Dirinya bergegas memasuki dalam rumah dan mencari selotip itu didalam kamarnya.

Baru sebentar Raina berjalan,
Ia sudah bertemu dengan Nathan.

"Kamu mau ngapain?" Tanya Nathan.

"Ga inget besok hari apa?" Balas Raina.

"Oh iya! Kakak baru inget! Adik kakak ulang tahun kan ya? Kakak hampir lupa" Ucap Nathan.

"Udah ah, Raina mau ke kamar dulu" Sahut Raina.

Dirinya berjalan ke kamarnya.
Di kamar,
Lagi-lagi ia bertemu dengan Lion.

"Rai?" Sahut Lion.

Raina menghentikan aktivitasnya mencari selotip,
Gadis itu mengalihkan pandangannya pada Lion.

"Ley? Lo sejak kapan disini?" Tanya Raina.

"Baru aja" Balas Lion.

"Kebawah yuk! Ada Devan sama Rio juga" Ucap Raina.

Lion menggelengkan kepalanya.

"Oh iya! Hari ini setahun lo pergi ninggalin gue. Tapi beruntungnya gue, Lo masih mau nemuin gue disini. Besok lo dateng kan ke acara ulang tahun gue?" Ucap Raina.

Lion mengaggukkan kepalanya pelan.

"Sekalian, Besok gue mau ngerayain setahun kepergian Lo, Gue mau orang-orang masih inget sama lo" Ucap Raina.

"Mungkin mereka udah lupa" Balas Lion.

"Kenapa lo seyakin itu?" Tanya Raina.

Lion menatap dalam Raina.

"Temuin Devan sama Rio gih dibawah, Mereka nungguin lo" Ucap Lion.

"Ok" Balas Raina.

Ia menuruni tangga,
Menuju ke arah Devan dan Rio berada.

**
Setelah penataan itu selesai,
Devan dan Rio pun juga telah berpamitan untuk pulang.

Seperti biasa,
Raina kembali ke dalam kamarnya untuk menemui Lion.

"Lion?" Ucap Raina sembari mencari Lion.

Raina membuka jendelanya.
Dan seperti pada malamnya,
Lion tengah berdiri tepat dibelakang tubuhnya.

"Rai?" Sahut Lion.

Raina membalikkan tubuhnya.
Lion mengusap lembut rambut gadis itu.

"Gue berharap malam ini akan ada hujan, Tepat jam 12 malam" Ucap Lion.

"Kenapa?" Tanya Raina.

"Hujan itu lambang keberkahan, Kalau malam ini hujan, Itu artinya akan ada keberkahan dihari ulang tahun lo dan malam tahunan gue" Balas Lion.

"Lo ga akan ninggalin gue kan?" Tanya Raina.

Raina tak menyadari bahwa memang sudah 1 tahun Lion meninggalkan nya pergi.

Lion tersenyum menatap gadis itu.
Lalu, Ia pun memberikan nya sebuah pelukan hangat.

Hal itu membuat Raina merasakan detak jantung Lion yang sudah tidak lagi berbunyi.

"Ley? Kok jantung lo ga gerak?" Tanya Raina.

"Emm, Gue lagi sesek. Ga enak badan" Balas Lion.

"Kalau gitu, Lo tiduran disini ya? Gue ambilin obat dibawah" Ucap Raina.

"Ga usah, Nanti biar gue obatin sendiri. Mending lo aja yang tidur. Sekarang kan juga udah malem" Balas Lion.

Cinta membuatnya buta,
Membuatnya juga terlihat bodoh.
Bagaimana bisa dirinya tak mengerti?
Padahal Raina adalah murid anak kelas IPA yang pintar.
Seharusnya dirinya tau bahwa jantung tidak berdetak tanda bahwa manusia itu sudah tidak lagi bernyawa.

"Gue masih mau sama lo" Balas Raina.

"Besok kan lo harus bangun pagi, Sekolah. Habis itu malamnya lo harus siapin acara ulang tahun lo, Iya kan?" Ucap Lion.

"Apa mereka juga ga akan dateng ke ulang tahun gue lagi ya?" Sahut Raina.

"Mereka dateng Rai, Dulu mereka benci sama lo karena lo deket sama gue" Ucap Lion.

"Loh terus apa bedanya dengan sekarang? Gue kan juga tetep deket sama lo" Balas Raina.

"Sekarang pertemuan gue sama lo ga lagi sesering dulu" Ucap Lion.

"Yah, gue harap sih mereka dateng" Balas Raina.

"Amin" Ucap Lion.

***

Raina akhirnya membaringkan dirinya diatas tempat tidur,
Sementara Lion menunggunya disamping,
Tak lama Raina telah memejamkan kedua matanya.

Lion mengusap rambut gadis itu sambil menatapnya lekat.

"Kenapa lo masih ga bisa ngerti alesan gue masih ada disini?"
"Gimana bisa gue tenang, Kalau di pikiran lo masih ada gue. Gimana bisa gue rela, kalau lo belum ikhlas gue pergi?" Ucap Lion.

Lion duduk diatas meja belajar Raina.
Ia menuliskan kartu undangan ulang tahun Raina satu persatu.
Lion menorehkan kata-kata indah disana agar teman-teman Raina pun berminat datang ke pesta ulang tahun nya besok malam.

StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang