59. Pesawat kertas

151 8 0
                                    

Lion kembali dengan wajah pasrah, Jika sudah seperti ini. Raina memang akan sangat susah untuk dirayu.

***

Keesokan harinya,
di SMA LENTERA NUSANTARA.

Bahkan saat jam pelajaran,
Raina tak sama sekali melirik ke arah Lion.

Lion menuliskan di kertas nya dan  membentuknya menjadi sebuah pesawat mainan lalu ia melemparkan nya pada meja Raina yang berada disampingnya.

Raina sedikit melirik ke arah Lion.

"Baca" Bisik Lion pelan.

Raina membuka pesawat kertas itu dan dibacalah tulisan didalamnya.

'temuin gue di lapangan basket habis balik sekolah ya
Peace for me
Lion'

Raina kembali menoleh kepada Lion.
Tak pernah lengah Lion memberinya sebuah senyuman hangat padanya.

Saat Bel Jam pelajaran usai,
Raina segera mengemasi barang-barangnya dan memasukkan nya ke dalam tas.

Raina berjalan keluar mendahului Lion.

kemudian Lion melangkahkan kakinya menuju lapangan basket. Namun belum sampai disana Lion terlebih dahulu mendengar percakapan antara Alissa dengan Rio.

"Yo! Pokoknya lo harus buat gue jadian sama Lion" Ucap Alissa.

"Gue udah usaha Al" Balas Rio.

"Usaha apaan?!  lo ga lihat kemarin? Dia cuekin gue di Sirkuit!" Ucap Alissa.

"Tapi Al, Sebelum itu gue udah suruh Raina buat jauhin Lion. Bahkan lo lihat kan sekarang? Mereka ga bareng? Itu tandanya Raina udah kemakan sama omongan gue!" Sahut Rio.

"Gue ga mau tau! Pokoknya gue harus jadian sama dia! Kalau engga bayaran lo hangus!" Balas Alissa.

Lion yang mendengar hal tersebut langsung menemui mereka berdua.

"Oh jadi gitu lo di belakang gue yo? Lo tega banget sih sama gue?" Ucap Lion.

"Ley, Engga gitu Ley. Gue cu..mm..a" Balas Rio terbata-bata.

"Lion ini ga kayak yang lo denger kok" Ucap Alissa.

"gue ga nyangka sama lo yo! Gue pikir selama ini lo setuju sama hubungan gue. Tapi ternyata gue salah, Gue nyesel percaya sama lo yo" Sahut Lion.

"Loh Leyy!" Ucap Rio sembari mengejar Lion yang berjalan cepat meninggalkan nya.

"Ley! Dengerin gue dulu dong" Sahut Rio.

Lion sudah berada di parkiran dan hendak menyalakan motornya.

"Gue tunggu cepetan" Ucap Lion.

"Gue terpaksa lakuin ini sama lo" Balas Rio.

"Tapi kenapa Yo! Gue kurang baik apa sih sama lo? Apa semua masih kurang?" Tanya Lion.

"Bukan itu Ley, Alissa janjiin,dia bakalan bayar gue kalau gue berhasil bikin lo jadian sama dia" Balas Rio.

"Berapa sih bayaran dia? Apa semurah itu persahabatan kita Yo! Apa cuma uang yang buat persahabatan kita hancur? Lo pengen gitu? Iya?" Sahut Lion.

"Sorry Ley, Gue butuh duit itu. Lo tau kan gue ga bisa terus ngerepotin lo. Lo juga tau kalau gue ga suka minta duit sama bokap nyokap gue" Balas Rio.

Mendegar hal itu, Hati Lion benar-benar tersentuh. Selama ini memang Rio tak pernah bercerita bahwa dirinya memang sedang ditimpa krisis ekonomi.
Terlebih tingkah laku Rio yang tak pernah memperlihatkan bahwa dia sedang ditimpa suatu masalah.

"kenapa lo ga cerita sama gue?" Tanya Lion.

"Gue tau lo juga lagi ada masalah ley, Lo pikir gue gatau kenapa Tante Tania balik dari Luar kota?" Balas Rio.

"Gue minta maaf yo! Gue ga tau kalau lo lagi susah. Gue emang temen yang ga pantes buat lo" Ucap Lion.

"Gue juga minta maaf ya Ley, Gue juga bukan temen yang baik buat lo. Gue janji gue ga bakalan ngulangin lagi" Balas Rio.

"Tenang Yo, Gue bakalan bantuin lo kok, Gue masih ada cadangan di tabungan" Sahut Lion.

"Engga usah ley, Gue bisa Kok jadi supir camping" Balas Rio.

"Serius lo?" Tanya Lion.

"Serius, Sekalian belajar kerja. Kan habis ini kita lulus iya ga? " Ucap Rio.

"Bener juga lo, Cakep!" Sahut Lion.

Mereka pun akhirnya kembali seperti semula,
Persahabatan mereka memang terjalin erat, Bahkan maut pun tak akan mampu menerjangnya.

"Eh iya yo gue lupa!" Ucap Lion.

"Apaan?" Tanya Rio yang juga ikut panik.

"Gue ada janji sama Raina, Gue duluan ya Bay" Ucap Lion yang kemudian meninggalkan Rio menyusul Raina di lapangan basket.

***
Raina sudah terlalu lama menunggu Lion di lapangan basket.
Namun, Lion tak kunjung datang.
Raina pun akhirnya memutuskan untuk kembali.

Selang setelah Raina pergi, Lion datang.

Lion tak menemukan Raina disana.

Ia berlari mencari Raina di ruang lingkup sekolah kesana kemari.

Terakhir, Ia menemui Raina berjalan keluar sekolah.

"Raina!" Teriak Lion.

Raina masih berjalan, Ia tak mendengar sahutan Lion dibelakangnya.

"Rai!" Ucap Lion yang berlari mendekatinya.

Raina pun menghentikan langkahnya.

"Sampai kapan lo ngerasa ga pantes buat gue?" Tanya Lion.

Raina menatap Lion dalam-dalam.

"Lihat diri lo didepan kaca Rai, Lihat baik-baik. Kalau perlu gue beliin lo kaca yang tingginya 2 meter" Ucap Lion.

"Kurang apa fisik lo? Lo Cantik, Kulit juga putih kayak kertas. Atau Hati lo? Lo Baik,Pinter,Banyak kelebihan yang lo punya, Dan lagi lagi lo masih ngga ngerasa pantes buat gue?" Sahut Lion kembali.

"Sekalipun ada kekurangan dalam diri lo, Gue bakalan tetep cinta sama lo Rai, Gue tulus sayang sama lo. Gimana cara gue buktiin rasa itu biar lo percaya sama gue? Lo ga perlu takut sama orang lain. Gue bakalan selalu ada buat lo" Ucap Lion.

Raina sudah tak bisa berkata-kata lagi. Matanya sudah berbinar-binar.
Rasanya ia ingin menangis saja sekarang.

Perkataan Lion sudah membuat pikiran nya lebih terbuka luas.
Untuk apa ia memikirkan perkataan orang lain? Toh hanya Raina dan Lion yang menjalani hubungan ini. Mengapa Raina harus  repot memikirkan perkataan mereka?

Tiba-tiba Rio muncul dari belakang Lion.

"Bener Rai kata Lion, Gue minta maaf ya sama Lo" Ucap Rio menyodorkan tangan nya memohon maaf pada Raina.

"Iya Gapapa yo" Balas Raina yang kemudian membalas jabat tangan Rio.

"Emm, Jangan lama-lama ya. Nanti keburu Hujan" Ucap Lion.

Lion sudah menunjukkan wajah cemburu yang teramat lucu.

"Hah? Hujan? Mendung aja kagak. Yeee cemburu ya?" Goda Rio pada Lion.

"Sewot lo! Balik dulu ya bay,Hati-hati lo." Ucap Lion sambil menggandeng tangan Raina.

Lion dan Raina meninggalkan Rio sendirian.

"Ok siap"
"Loh loh kok gue ditinggalin sih? Terus gue baliknya gimana dong? Waduhh Ley! Lion!" Ucap Rio.

StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang