Apa yang terlintas dipikiranmu, kalo jadi cewek satu-satunya di antara 7 sodara cowok? Well, aku punya 6 orang kakak cowok dan 1 orang adek cowok dan ini kisahku yang kedua, kisah yang pertama? Silahkan baca page satu~
Mau tau gimana ceritanya? Here...
Hari ini tepat setahun dari hari jadian Y/n dan Taeyong. Taeyong janji dateng buat makan malam itu jam tujuh. Tapi dari jam dua belas, kamu sudah sibuk cari baju dan mau pake make up apa.
Untungnya bagi The Kims mereka ga direpotin, tapi pacar-pacarnya lah yang jadi korban.
“Ka Cintaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, ini bajunya pas ga sih?” Y/n mengangkat dress merah maroon yang jadi pakaian terakhir keluar dari lemari baju.
“Teteh sih lebih suka yang dongker tadi dek.” Haewon yang menjawab pertanyaan Y/n.
“Ini teh?” Y/n kembali mengangkat sebuah gaun selutut yang sebelumnya tergeletak tak berdaya dilantai.
“Tapi ko aku lebih nyaman liat kamu pake yang maroon tadi ya dek?” Aegi ikut memberikan usulan.
“Tapi kaos item sama jeans pendek kamu juga bagus kok dek.” Ini Micha yang bersuara.
Sementara yang ditanya hanya diam menatap si penanya yang masih kebingungan. Ini sudah hampir setengah jam mereka membahas baju. Hanya baju.
“Tapi terlalu formal sih yang teteh sama ka Aegi pilih.” Memang mau makan malam, cuma dua pakaian tadi cocok untuk acara resmi seperti makan malam sama keluarga, atau pejabat penting lainnya.
“Yaudah yang aku pilih aja.” Micha ambil dua potong pakaian dan menyerahkannya ke Y/n, “Coba pake dulu.” Tiga gadis yang lebih tua mengangguk. Y/n pun nurut.
“Makan di restoran dek?” Cinta duduk di kasur sesudah menyingkirkan tumpukan baju itu turun ke bawah. Yang diambil dan dirapihkan oleh Haewon dan juga Aegi, anaknya jadi ga enak sendiri terus ikut bantu ngerapihin.
“Engga Ka, Cuma kaya kedai ato kafe gitu sih tadi aku nanya.” Nanya dong, Y/n gamau salah kostum kan ga asik banget. Gamau kaya temennya yang ke tempat ibadah dengan potongan yang terlalu terbuka sampe akhirnya diteriakin orang-orang sekitar, malu tapi pengalaman lucu tak terlupakan.
“Yaudah yang Micha pilih juga pas, kaya anak muda kan.”
“Hmm.” Y/n mematut dirinya depan cermin. “Makasih ya Nun.”
