Jangan lupa baca akhir part ini ya, karena ada sedikit pemberitahuan penting dari Saya....
Part acak, namun lengkap kok😉
--------------------
--Gadis bertubuh pendek namun justru terlihat menggemaskan itu berlari sepanjang koridor kelas sebelas. Rambutnya yang tertepa angin sedikit menutupi wajah cantiknya akibat berlari. Perlahan gadis itu mulai melambatkan kecepatan larinya. Terlihat senyum manis yang mengembang menghiasi wajah cantiknya.
Gadis itu melangkah masuk ke dalam kelas yang sudah mulai ramai.
" Aku kira nggak masuk lho Ra " ujar Oliv si gadis berkaca mata , teman gadis cantik itu.
"Hehe... Nggak lah ini kan hari masuk pertama setelah liburan" sahut gadis yang dipanggil 'ra' tadi. Yah, dia Aradina atau Ara. Si gadis yang sedikit polos namun cantik dengan senyum manis itu. Jangan lupa akan kepintarannya itu sehingga bisa masuk ke sekolah favorit dan selalu menjadi langganan peringkat satu seangkatannya.
"Abisnya dari tadi Aku tungguin nggak berangkat berangkat sih. Untung Aku udah siapin tempat duduk depan buat kita" sungut Oliv dengan nada pura pura marah.
"Iya maaf deh. Abisnya tuh si Kiki lama banget bangunnya. Padahal dia udah kelas dua belas, tapi penyakit malesnya nggak ilang ilang" balas Ara sambil mencebikkan bibirnya kesal.
Kiki~ atau Rizky adalah tetangga sekaligus teman kecilnya. Dari zaman mereka TK hingga saat ini, mereka sering bahkan selalu berangkat sekolah bersama dan sekolah di tempat yang sama. Jadi tak heran bila banyak teman teman mereka yang menganggap bahwa mereka pacaran . Akan tetapi baik mereka berdua pasti akan menjawab bahwa mereka hanya sebatas sahabat bahkan sudah seperti kakak beradik. Memang kenyataannya pun begitu.
Bel tanda masuk berbunyi. Selang beberapa menit suara bising kelas hilang, berganti dengan kesenyapan tatkala terlihat seorang guru yang memasuki kelas Ara yang kata para kakak kelas itu killer.
"Selamat pagi"sapa seorang guru perempuan dengan muka garangnya.
"Pagi bu"jawab serentak.
"Karena hari ini hari pertama masuk setelah libur kenaikan. Maka agenda kita hari ini adalah membentuk pengurus kelas. Berhubung saya yang menjadi wali kelas di kelas ini." ucap guru yang bernamtag 'Sarinten , S.Pd' itu dengan tegas yang diangguki oleh seisi kelas.
***
"Kamu bawa bekal apa Ra?," tanya Oliv sambil melirik bekal yang berada di pangkuan Ara. Saat ini waktu istirahat. Mereka selalu menghabiskan waktu istirahat di taman dengan bekal yang mereka bawa.
Menurut mereka, taman sekolah mereka nyaman dan udaranya sejuk karena ditumbuhi banyak pepohonan. Ditambah lagi jarang di lalui oleh para murid karena letaknya yang berada di belakang sekolah.
"Aku bawa sand wich buatan bi Yati" Balas Ara tersenyum riang. Namun Oliv tau bahwa dibalik senyum yang merekah itu terpancar sedikit kesedihan . Ara~ si gadis manis nan lugu itu di asuh dan di besarkan oleh bi Yati sedari kecil.
Kedua orang tua Ara adalah orang yang bisa dibilang sibuk bekerja. Ayahnya yang seorang direktur perusahaan dan Bundanya yang menjadi sekertaris Ayahnya mengharuskan mereka mempekerjakan bi Yati untuk mengasuh Ara kecil hingga Ara besar saat ini akibat pekerjaan mereka yang sulit ditinggalkan.
Mungkin untuk bertemu mereka hanya pada waktu libur saja. Karena mereka sudah pergi pagi buta dan pulang malam hari saat Ara sudah tidur . Ara juga sudah terbiasa ditinggal keduanya untuk pergi ke luar kota bahkan luar negeri karena perusahaan mereka yang makin berkembang di daerah daerah tertentu.
Namun Ara sendiri juga memaklumi dengan pekerjaan kedua orang tuanya. Karena mereka bekerja juga untuk Ara pun mereka masih tetap menyayangi Ara walaupun kesempatan waktu untuk bertemu hanya sedikit. Ara juga tidak kesepian, ada bi Yati , Rizki dan Mama Rizki ~ Ira, yang selalu menyayanginya.
Saat sedang asyik makan, mereka dikejutkan oleh sosok Rizki yang asal duduk disamping Ara sambil mencomot sand wich milik Ara sehingga membuat Ara kesal.
"Kiki apaan sih dateng dateng langsung rusuh" omel Ara kesal yang membuat Rizki terkekeh kecil.
"Nhantii ghhuu whe -" " Telen dulu Kiki" Ara memotong perkataan Kiki yang tidak jelas akibat makanan yang masih dikunyahnya.
" Nanti, Lo tunggu gue diparkiran yah, gue ada urusan bentar" ucap Rizki setelah selesai mengunyah makanannya. Kemudian berdiri meninggalkan mereka ."Awwh Kak Rizki unyu banget Ra" seru Oliv melihat punggung tegap Rizki yang mulai menjauh dengan wajah berbinar. Satu fakta lagi, bahwa Oliv si gadis berkaca mata itu menyukai Rizki sejak kelas sepuluh. Ara juga sudah menawarkan untuk membantu Oliv agar dekat dengan Rizki tapi ditolak oleh Oliv dengan alasan Oliv malulah, nggak pede lah dan bla bla bla .
"Iya unyukan Kiki? Ara bantu deket nggak mau sih" Ara memutar kedua matanya malas melihat sahabatnya itu. Waktu liat Rizki seneng banget, eh giliran dibantu buat dekat malah nolak.
"Ihh jangan bahas lagi Ara. Mending kita ke perpustakaan aja yuk? Istirahatnya juga masih sisa sepuluh menit" ajak Oliv mengalihkan pembicaraan namun disetujui oleh Ara dengan binar. Ara sangat senang membaca. Maka tak heran bahwa petugas perpustakaan pun sangat hafal dengannya karena saking seringnya ia ke sana.
Mereka berjalan melewati lapangan basket. Terlihat empat anak cowok yang sedang bermain basket. Mereka adalah Rizki dan teman temannya. Ada Aji, cowok hitam manis yang memiliki lesung pipi di pipi kanan dan kiri yang membuatnya semakin manis jika tersenyum. Fano~ cowok ini mempunyai tubuh paling kurus dari keempatnya, berkulit putih dan memiliki mata yang sipit membuat kesan imut jika sedang tertawa. Dan yang tengah men dribble bola itu Rangga, cowok tinggi berbadan jangkung yang paling tampan di antara keempatnya .
Tatapan mata elangnya yang menusuk membuat para murid di sana enggan berurusan dengan Rangga. Jangan lupakan kepintarannya yang membuat para guru sayang padanya walaupun tingkahnya yang jauh dikata murid baik baik.
Namun dialah Rangga, dengan segala yang dimilikinya mampu membuat jantung Ara berdetak kencang hanya dengan tatapan matanya.
"Wah kak Rizki cool banget, ya nggak Ra?" ucap Oliv bertanya pada Ara yang tengah melamun. Tak melihat tanda tanda adanya respon, Oliv menggoyangkan lengan Ara membuat Ara tersadar dari lamunannya.
"Ra? Hello? Ngelamunin apa sih?" Oliv melambai-lambai kan tangannya di depan wajah Ara yang seperti tengah memperhatikan suatu objek. Oliv mengikuti arah pandang Ara hingga membuatnya tersenyum. "Kamu suka kak Rangga ya Ra?" tanyanya dengan senyuman jahilnya.
"Eng-enggaklah. Aku itu lagi-lagi ngeliatin Kiki kok. Iya Kiki, kok panas panas gini malah main basket sih" alih Ara dengan nada yang gugup karena tertangkap basah oleh Oliv.
"Suka juga nggak papa kok Ra. Udah ganteng, pinter, pokoknya perfect deh. Lagipula, kak Rangga kan juga temennya kak Rizki" balas Oliv masih menggoda Ara.
"Ihh apaan sih kamu Liv. Yuk ah, katanya mau ke perpus, nanti keburu masuk" potong Ara dengan pipi yang memerah meninggalkan Oliv yang tengah menertawakannya.
***
Maaf kalau penulisan part 1-7 aneh. Karena memang part ini penulisam beberapa tahun yang lalu, dan baru Saya teruskan baru-baru ini. Jadi jangan heran kalau part awalan ini membosankan ya. Tadinya mau Saya rombak, tapi agak sayang karena sudah lumayan nulisnya.
Saya akui kalau part awal ini menurut saya sendiri tidak menarik sama sekali. Maka dari itu, Saya tantang kalian berani baca sampai part berapa.
Jangan lihat awalnya dulu yang memang flat flat saja. Ikuti saja dulu, hingga kalian ngeh dengan cerita Saya. Gomawo🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dimples
Teen Fiction"Kak~" rengek seorang gadis bermata bulat. "Hm?" gumam seorang pemuda. "Jangan liatin, malu" cicit gadis itu, sedangkan pemuda didepannya malah tersenyum. Manis sekali. "Kak Rangga~" rengek gadis itu lagi. "Apa Ara sayang?" Rangga mencubit pipi gadi...