"Pak Aideen?" Ujarku memanggil Aideen saat kami selesai briefing, tentunya saat karyawan lain sudah bubar.
Ia hanya menoleh tanpa mengatakan apa atau kenapa, lalu langsung berlalu.
"Pak, tunggu!" Kataku lagi mengejar Aideen.
Ia hanya diam menatapku dan membuat aku gugup.
"Bapak tadi malam kerumah saya?" Tanyaku pelan.
"Iya" Ujar Aideen singkat.
"Kok nggak pijet?" tanyaku penasaran.
"Saya buru buru jadi nggak sempat pijet!" Ujar Aideen bergegas pergi.
"Oh gitu!" Ujarku langsung terdiam.
Sudahlah terserah maksud Aideen apa mungkin ia benar benar ingin pijet tapi tak sempat aku tak mau berpikiran aneh yang bisa membuatku kebawa perasaan sendiri.
"Mba Seira, saya langsung ke Mall Galaxy yaa" Ujarku pamit sambil membawa tasku.
"Oh iyaa Aii, itu bapak lagi ke Mall Galaxy. Kamu buruan ya dia stay di Wr Jeans pagi ini kan kamu sendirian Nadine masuk siang soalnya" Ujar Mba Seira memberiku kunci Showroom Wr Jeans.
"Ehh, iya mba" Kataku sembari menyambut kunci yang diberikan.
Aku berlari buru buru menuju Mall Galaxy melewati tangga darurat setibanya disana Aideen sudah duduk ditempat duduk pengunjung mall tepat didepan Sr Wr Jeans.
Aku mengatur nafasku karna berlari tadi dan segera memasukan kunci pada gembok rolling dorr showroom.
Aku baru pertama kali membuka rolling dorr jadi agak sedikit lama mencari mana kunci yang pas saat sudah menemukan kunci aku langsung membuka rolling dorr itu.
"Brrak" bunyi rolling dorr seperti tertahan oleh tangan.
Aku sama sekali tidak tahu kalau rolling dorrnya harus dikunci baru dilepas keatas jika tidak ia akan kembali terjatuh kebawah dan jika seseorang tidak menahannya mungkin kepalaku bisa benjol.
.
Aku langsung menoleh kearah Aideen yang menahan rolling dorr itu wajahnya datar dan mengesalkan, aku hanya diam, menatap sebentar, dan mengucapkan terimakasih pelan sambil menahan rolling dorr untuk aku kunci.
"Lepas aja pak, biar saya yg tahan sekalian mau ngunci" Ujarku memecahkan keheningan dimall galaxy yang bahkan belum buka.
"Sini kuncinya, perhatikan!" Ujar Aideen mengambil kunci ditanganku dan langsung membuka semua rolling dorr.
"Makasih pak" Ujarku pelan yang bahkan tidak dihiraukan oleh Aideen yang langsung masuk kedalam ketika sudah terbuka.
Aku masuk kedalam dan menyalakan lampu, lalu meletakan tas dan aku sedikit menyapu di area fitting room.
Tak ada suara disini, hanya hening.
Aideen membuka laptopnya dan sibuk dengan laporan laporan diemailnya seperti tidak ada sesuatu kemaren malam. Ya memang tidak ada apa apa-_-
Jam 10 pagi mall sudah dibuka, aku sekarang berada dikasir membuka komputer dan aplikasi kasir tapi jujur saja aku tidak tau apa yg harus kukerjakan tak lama kemudian telpon berbunyi dan segera kuangat.
"Sr Wr selamat pagi?"
"Aileen, itu ada catatan dibuku kalo kamu bingung bikin laporan pagi" Ujar Nadine dalam telpon.
"Oh iyaiya Nad, makasih ya" Ujarku
"Iyaa, eh ada bapak ya?" Tanya Nadine. "Iyaa, udah dulu ya haha" jawabku pelan lalu mengakhiri panggilan telpon.
Aku langsung membuka buku dan mengikuti catatan Nadine.
Syukurlah Nadine sangat baik menyiapkan ini semua jadi aku tidak bingung harus melakukan apa.
"Kamu ngapain?" Tanya Aideen sambil menatap laptopnya.
"Ohh, ini pak ngerjain laporan pagi" Jawabku pelan.
"Oh!" Jawab Aideen.
Aku meliriknya sebentar lalu kembali menatap komputer.
Demi Tuhan kita benar benar hanya berdua diShowroom ini tak ada koordinator dan karyawan lainnya.
.
Selesai dengan laporan aku merapikan display dan meyeka debu debu diarea showroom. Tidak ada customer. Disini sangat sepi dan kosong tak sadar aku bernyanyi padahal pelan "Meski bibir ini tak berkata, bukan berarti ku tak merasa ada yang berbeda diantara kita" Aku hanya bernyanyi dan sangat pelan sambil merapikan area.
"Aileen, bisa diam nggak? Berisik!" Ujar Aideen mengagetkanku dan aku langsung terdiam.
Nyebelin banget padahal aku nyanyi pelan banget, mungkin karna disini terlalu sepi makanya jadi terdengar.
Sudah jam 12an lewat tapi belum ada customer.
"Aileen kamu gak sholat zuhur?" Tanya Aideen saat aku sedang berdiri didepan showroom.
"Sholat pak, tapi nggak ada yang jaga kalo saya pergi" Jawabku
Tanpa mengatakan apa apa lagi Aideen langsung pergi berlalu mungkin menuju Musholla.
"Aileen mau sholat? pergi sana aku jagain disini" Ujar Imel dari brand lain tapi masih satu perusahaan dengan Wr Jeans.
"Hah? tau darimana?" tanyaku lagi.
"Pak Aideen tadi ketokoku, katanya kamu mau sholat nggak ada yang jaga toko" Jelas Imel.
"Tokomu siapa yang jaga?" Tanyaku lagi. "Oh, aku kan pagi berdua disana" Jelas Imel.
"Yaudah aku sholat dulu, makasih ya" Ujarku pada Imel.😣Aideen ini ada ada saja bikin aku baper kan kan. hussssst gak boleh baper.
Aku segara menuju musholla, dan kulihat Aideen baru keluar dari toilet dan juga menuju musholla. Kami berpapasan tapi hanya saling diam tak menatap satu sama lain.
Aku sengaja melambatkan jalanku agar Aideen deluan menuju musholla.
Dimusholla hanya ada 4 orang cewek 3 orang dan 1 orangnya itu Aideen.
Dengan berani aku mengatakan pada Aideen untuk menjadi imam, tanpa melihat wajahnya karna tertutup tirai pembatas.
"Bapak jadi imam ya?" Kataku sedikit nyaring
"Nggak ada orang lagi soalnya" Sambungku.
Pikirku akan lebih baik sholat berjamaah daripada sendiri-sendiri, toh Aideen pasti tahu pahalanya akan lebih besar ketika berjamaah.
"Iya, yaudah" Jawab Aideen lagi.
Tak sadar aku tersenyum simpul mendengar suaranya saja.
.
"Allahu Akbar"
.
.
.
.
Aku kembali menuju showroom, tapi tidak dengan Aideen entah dia kemana setelah sholat.
Aku merapikan dandananku karna tadi tersapu oleh air saat wudhu.
"Eh kamu?!" Seseorang masuk kedalam showroom."Mba Maureen?" Kataku pelan.
"Aideen mana? tadi pagi dia disini kan?" Tanya Maureen
"Iya tadi pagi disini, tapi sekarang gatau kemana!" jawabku cuek sambil melanjutkan merapikan dandanan dan rambutku.
Kulihat Maureen tak langsung pergi tapi memegang ponselnya seperti menelpon seseorang.
Ya dia menelpon Aideen tapi hape Aideen ada dimeja diatas laptopnya.
"Ya ampun kebiasaan hapenya ditinggal" Gumam Maureen.
Dih bilang kebiasaan, sok tau banget ujarku dalam hati.Maureen langsung mengambil hp Aideen dan bergegas pergi.
"Loh mba hp pak Aideen kok dibawa?" tanyaku sok polos.
"Iya aku sekalian mau lunch sama dia jadi sekalian aku bawain" Jawab Maureen sinis dan langsung pergi.
.
Ih kayak Aideen mau aja lunch sama dia, sok cantik. Eh emang cantik!🙄
Tak lama Maureen pergi, Aideen kembali dengan membawa paket yakiniku mungkin untuk makan siang.
Bukannya mau lunch sama maureen.
"Aileen, kamu liat hp saya nggak diatas sini?" Tanya Aideen.
"Dibawa mba Maureen pak" jawabku asal.
"Kok dibawa?" tanya Aideen lagi.
"Ya nggak tau" kataku asal.
Saat sadar dia bosku aku langsung meralatnya.
"Maksudnya nggak tau pak, katanya dia mau ketemu bapak buat lunch" Sambungku lagi.
Aideen hanya diam tak menjawab, tak lama dari kasir ia menuju gudang dan aku masih berdiri didepan cermin dekat gudang jadi kami sedikit berdekatan.
"Minggir, saya mau makan dulu! kamu ngaca dicermin lain" Ujar Aideen menyuruhku minggir karna menghalangi pintu gudang.
(Pintu gudang sekaligus cermin)
Tak menjawab aku langsung merapikan alat makeupku dan menaruhnya digudang lalu pergi kearah kasir.
Tak lama telpon berbunyi.
"Wr jeans, selamat siang?"
"Aileen, ada bapak disana?" kudengar Mba Isabel yang bicara.
"Oh, ada mba lagi makan" jawabku seadanya.
"Oh yaudah, makasih ya" jawab mba isabel mematikan panggilan.
Sekitar 10 menit kemudian Maureen datang lagi.
"Aideen makan dimana?" tanyanya cepat.
"Gudang" jawabku seadanya.
"Sebelah sana ya, oke" Ujarnya lagi sambil menuju arah gudang.
.
Aku mendengar pintu gudang terbuka lalu tertutup lagi.
Mereka mau makan bareng?
So sweet.
hmm
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Boss (COMPLETED)
RomanceAileen wanita umur 22th yang sangat mendambakan percintaan seperti drama korea. Suatu hari ia bekerja dimana terdapat boss yang membuatnya terpana namun semakin hari boss itu semakin membuatnya kesal. Berada didekat bossnya yang bernama Aideen seper...