I miss you

4.2K 223 11
                                    

Setiap malam aku menatap layar ponselku berharap nama Aideen akan muncul dinotifikasi.
Tapi buat apa aku menunggunya jelas jelas aku yang memintanya untuk berhenti..

Setiap hari aku disibukan dengan pekerjaan dan kuliah. Sesekali aku berjalan dengan teman-temanku dan juga keluargaku... Tapi tetap saja aku merasa sepi.

Benar benar kosong.

Aideen benar-benar tak peduli lagi padaku, ia ternyata memang sanggup menganggapku sebagai staff biasa.

Cewek itu ribet yaa..
Diikutin maunya apa malah dibilang nggak peduli😂

Sekalipun ia tak pernah menelponku, atau berbicara lembut padaku😔

Aaaaaa..
Ia bahkan tidak pernah menemaniku kunjungan ke area lain padahal harusnya ia lah yang menemaniku visit store.

Tapi selalu saja ada alasan darinya selama setahun terakhir ini.
Eh iyaa sudah setahun berlalu..

"Aileen, mba Revina sana Firman besok visit ya?" tanya Mba Seira.
"Iya mba, sekitar 2 hari dia mau visit semua area bapak" kataku.
"Oh berarti kamu hari ini sibuk dong?" tanya Mba Seira.
"Iya mbaa, aku harus cek semua display.. ini juga lagi nunggu foto display dari area lain" jawabku sambil menatap laptop.
"Yaudah good luck ya!" ujar Mba Seira.

Ah semoga besok kunjungan lancar.

"Aileen, keruangan saya!" ujar Aideen.
"Iya pak" kataku.

"Permisi pak.." ujarku mengetuk pintu.
"Ya masuk" ucap Aideen.
"Ada apa pak?" kataku langsung bertanya.
Ia menatapku sebentar..

"Hmm kamu make sure semua area kamu displaynya udah sesuai standar Vm soalnya saya gamau area saya ditegur" ujar Aideen.
"Oh iya baik pak, saya memang lagi ngecek semua area" kataku.
"Yaa.. bagus" ujarnya menatapku.

Entah kenapa aku merasa Aideen seperti ingin mengatakan sesuatu padaku.
Ia terus menatapku.. Entah apa yang ia pikirkan.
"Ada lagi pak?" tanyaku.
"Nggak.. Cukup!" ujar Aideen.
"Yaudah, kalo gitu saya ijin keluar pak" kataku langsung memegang gangang pintu.

Drap.. Drap..
"Pak..." kataku kaget.

Aideen tiba tiba berdiri dari kursinya dan memelukku dari belakang, kontan membuatku berhenti bernafas sejenak😲

"Aku nggak bisa lagi.." ujar Aideen dengan suara pelan.

Deg.
Deg.
Deg.

"Pak.. Saya.." kataku ingin melepaskan tangan Aideen.
"Biarin kayak gini.. 5 menit!!" ujar Aideen.
"Please" ucapnya lagi.

Pelukan Aideen membuatku tak berkutik, aku hanya diam dan kesulitan bernafas saat ini.

Lagi lagi aku butuh oksigen😯

Tak lama ia melepaskan pelukannya dariku, dan menempatkanku dalam posisi berhadapan dengannya.

"Aku nggak bisa kayak gini terus.." ujarnya lagi.

Aku menjauh darinya karna posisi kami sangat dekat-_-

"Maksudnya?" ujarku
"Aku nggak mau lagi jauh jauh dari kamu, aku nggak mau lagi nahan diri buat perhatiin kamu, aku nggak mau lagi... Please" ucap Aideen.
"Aku hampir gila selama setahun ini.. Kamu bisa bisanya biasa aja kayak gini" ujar Aideen lagi.
"Aku nggak mau lagi.. Aku nggak butuh persetujuanmu lagi buat bersikap selayaknya!! Kamu bisa keluar sekarang" ujar Aideen membukakan pintu.

Aku langsung keluar tanpa mengucapkan apapun.

Aku kaget..
Aku...
Aku senang..

Senang mendengar dia mengucapkan itu semua, rasanya aku sedang terbang tinggi sekarang.

"Aileen, ikut saya kita visit area make sure area kamu" ujar Aideen tiba tiba keluar dari ruangannya.
"Ha? Iya pak" kataku menurut.

Aku mengikutinya..
"Loh pak.. Kok keparkiran mobil?" tanyaku.
"Emangnya area saya cuma dimall ini?" tanyanya.
"Oh iya" kataku kaku.

Oh Tuhan...
Aku sudah lama tak menaiki mobil Aideen.

Selama diperjalanan aku dan Aideen hanya terdiam, seperti canggung😁

"Dengar ya Aileen, saya nggak butuh persetujuaan kamu!" ujarnya tiba tiba.

Aku menoleh padanya, lalu terkekeh pelan.
"Kok ketawa?" ujarnya.
"I miss you" kataku menatapnya.
"Coba bilang sekali lagi?" ujar Aideen.
"Nggak.. Udah fokus nyetir!!" kataku sok cuek.

Aideen langsung tertawa lepas.
Selama setahun ini aku sama sekali tak pernah melihatnya tertawa, yang sering ia lakukan hanya marah dan marah lagi-_-

Sesampainya kami disalah satu mall, aku dan Aideen tampak seperti anak remaja yang sedang dimabuk asmara haha kami saling menahan senyum satu sama lain. Entah apa yang terjadi hanya saja kami seperti bahagia sekali..

Aku benar benar merindukan senyumnya itu.. Senyum yang membuatku berdebar tak karuan.

Dan yang paling lucu adalah saat kami bertemu Mas Agus diarea.
"Sudah ada sales mas disini?" tanya Aideen.
"Belum pak" jawab Mas Agus menunduk.
"Ohh.. Its ok, mungkin nanti ada semangat ya" ujar Aideen menepuk pundak Mas Agus sambil tersenyum.

Kontan Mas Agus langsung menoleh tak percaya padaku, kami hanya melirik satu sama lain lalu aku menaikan bahuku 😂
"Kenapa bapak?" tanya Mas Agus.
"Gatau, lagi jatuh cinta kali" kataku pelan.
"Serius? tumben kita belum ada sales dia senyum-senyum" ujar Mas Agus.
"Hahaa disyukurin aja mas sebelum moodnya berubah lagi" kataku.

Selesai visit seharian ditemani oleh Aideen kami pun bersiap pulang.
"Aku antar ya?" ujar Aideen.
"Hmm.. " kataku menggantung.
"Please?" katanya memasang puppy eyes😊
"Iyaa" kataku menatapnya.
"Yaudah, aku temanin ambil tas ya" ujarnya.
"Nggak usah, tunggu disini aja" kataku.
"Oke bu boss!!" ujar Aideen.

Rasanya aku ingin terus tersenyum.
Benar kata Arya harusnya aku bilang bukan ngejauhin dia..

Tuhan.
Aku janji aku bakal tetap fokus, dan tetap 'sedikit' jaga jarak dengan Aideen!!

Aku mohon.
Biarkan dia menemaniku selamanya.

Baiklah..
Aku kabulkan!!!

My Annoying Boss (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang