Keputusan!

4K 224 7
                                    

"Hmm" kataku mengangguk.
"Pak Aideen?" panggilku.

Aideen langsung melihatku dan menaikan alisnya.
"Biarin saya fokus sama pekerjaan yang baru aja saya mulai.. " ucapku.
"Yaa saya kan nggak ganggu kamu?!" ujar Aideen.

Aku menghela nafas panjang karna ini juga cukup berat untukku dan hatiku sendiri.

"Perlakukan saya seperti staff bapak yang lainnya" pintaku.

Iya menatapku sekali lagi.. Dan kubalas balik menatapnya.
"Sebenarnya inti dari pembicaraan kamu apa?" tanyanya serius.
"Ya.. Kita nggak usah lagi jalan keluar berdua begini, atau apapun namanya" ucapku tegas.
"Kamu yakin?" tanyanya.
"Iya.. Saya yakin" ucapku tegas.

Jujur saja hatiku sedih sekali mengatakan itu semua.. Tapi aku sudah berjanji pada diriku sendiri.. Waktunya nggak tepat buatku merasakan hal ini.

Aideen menghela nafas panjang dan wajah yang benar benar serius.

"Harus banget kamu ngelarang aku?" tanyanya.
"Please! Aku mau kamu perlakuin aku kayak staff biasa" tambahku lagi.

Aideen mengalihkan pandangannya dariku seperti bingung ingin mengatakan apalagi.

"Kalau saatnya tiba.. Dan saat itu kita masih sama sama sendiri.. Aku yang bakal datang ke kamu untuk meminta kamu hadir selamanya dihidupku" ucapku.
"Saya pulang deluan.. Bapak hati hati dijalan" ujarku berlalu.

Aideen hanya diam mematung sambil menatap piring makanan yang ada didepannya..

Mungkin bagi Aideen ini semua terkesan tiba tiba tapi sejujurnya aku sudah memikirkannya ratusan kali sebelum aku mengatakannya pada Aideen.

Dia satu satunya laki laki yang membuatku jatuh cinta berkali kali..

Aku tak akan pernah lupa itu.

Aku tahu semua ini akan sangat berat. Bagaimana bisa aku melewati hari hari bersama orang yang aku cintai tanpa melibatkan hati dan perasaanku.

Belum lagi tentang Maureen dan Aideen. Meskipun Aideen sudah tegaskan tapi tetap saja aku ingin ia dan Maureen benar benar selesai baik baik.. Bukan seperti ini..

.
.

Sesampainya aku dirumah tak ada panggilan masuk ataupun pesan dari Aideen..
Sesak sekali rasanya..
.
.
"Aileen.. Itu ada Arya" teriak mama dari luar.
"Iya maa" kataku.

.

"Hey" kataku menyapa Arya.
"Hey.. Aku ganggu?" tanyanya.
"Hmm.. Enggak.. Ngobrol dibalkon aja yuk" kataku.

Arya hanya menangguk dan mengikutiku dari belakang.

"Are you okay?" tanya Arya.
"Hufff.. Ya i'm ok" ucapku.

Entah kenapa aku merasa sesak sekali.. Aku ingin mengangis!!!

"Kamu kok kesini nggak nelpon dulu?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
"Oh.. Iya aku tiba tiba aja pengen ketemu" ucap Arya.
"Hmm gitu" kataku pelan.
"Kalau kamu mau istirahat.. Aku pulang aja kali ya?" ujar Arya karna melihatku lemas sekali.
"Hahaha kok pulang.. Nanti aja" kataku bersikap biasa.
"Kamu kenapa?" tanya Arya sekarang menatapku.
"Nggak papa" kataku.

Arya terus saja melihatku hingga membuatku salah tingkah.. Jujur saja aku sedang benar benar dalam mood ingin menangis.. Aku pikir aku akan kehilangan Aideen😢

Aku menunduk dan tak bicara pada Arya..

"Kenapa Aii?" tanya Arya sekali lagi.

Tangisku pecah saat Arya mengangkat kepalaku untuk melihatnya.
"Kok nangis?" tanyanya bingung.

My Annoying Boss (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang