Kupu-kupu everywhere....
Aideen menatapku dari atas tangga membuat jantungku berdegup cepat.Aku terdiam sesaat.
Tak lama kudengar ia bertanya lagi.
"Heh, Aileen.. kepala kamu gimana? kok bengong!" kata Aideen lagi menatapku tajam.
"Oh, nggak pak. Nggak papa kok" kataku sambil memegang kepala.
"Yaudah" katanya lagi singkat.
"B..bb..bapak, gimana? nggak sakit badan sama kepalanya ketimpuk jeans banyak tadi?" tanyaku pelan
"Nggak papa, kamu jangan ge-er saya cuman reflek aja makanya nyamperin kamu. Cuma sekedar itu gak lebih" jawabnya ketus tanpa melihatku.
Akupun diam hanya menganggukkan kepala, sambil menyelesaikan hitunganku.
Hening terasa kembali diruangan itu.
Sama sekali tak ada suara.
Sampai Mas Agus memasuki gudang.
Ceklekkkk.. bunyi pintu terbuka.
"Aileen, maaf ya tadi saya ke area lain dulu" jelas Mas Agus tanpa melihat siapa yang sedang naik tangga.
"Eh Bapak" katanya terkejut.
"Biar saya lanjutkan pak" kata Mas Agus lagi.
"Kamu kerjakan aja yang dibagian bawah, bagian atas biar saya aja udah terlanjur" jawab Aideen.
"Baik pak" jawab Mas Agus lagi.
Mas Agus yang biasanya heboh hanya diam sambil menyelesaikan tugasnya.
Sesekali ia melihat kearahku tersenyum konyol tapi sambil menahan tawa.
Jam sudah menunjukan jam 7 malam kami diberi waktu istirahat lagi untuk sholat magrib atau makan barang sebentar.
"Mba dew, sholat yuk!" kataku memanggil Mba Dewi.
"Ayo ayo" katanya menghampiriku.
Kamipun pergi meninggalkan office untuk sholat ke musholla.
Setelah sholat kami kembali ke office, dan Aideen meminta kami berkumpul untuk brifing sebentar.
"Oke, jadi ini sudah jam 7 malam, saya mau kalian kerja mungkin sampe jam tutup mall karna melihat masih sangat banyak yang belum selesai, tapi untuk hari ini waktu lebih kalian dibayar oleh perusahaan jadi mohon bekerja sebaik mungkin untuk SO supaya nggak ada yang selisih barangnya" Jelas Aideen.
"Ada yang mau ditanyakan?" tanya Aideen seperti melirik kearahku.
Atau mungkin hanya perasaanku karna saat brifing ia berdiri tepat didepanku.
Semua karyawan mengangguk mengerti.
"Baik, kita lanjutkan ya. Semangat semuanya" Ujar Aideen pada semua karyawan.
Semua kembali pada pekerjaan masing masing.
Aku? aku kembali ke gudang bersama Mas Agus.
Kami melanjutkan stokan kami sambil bercanda satu sama lain.
"Aileen kamu bantu hitung sama saya dibagian atas, Mas Agus minta bantu Spg lain ya biar cepat selesai soalnya barang Wr Jeans ini banyak banget dari semua brand" perintah Aideen mengagetkan aku dan Mas Agus.
"Iya pak" kataku dan Mas Agus.
..
Aku kembali menyelesaikan pekerjaanku dengan Aideen didalam gudang.
Dan Mas Agus dengan Nisa didepan pintu gudang.
Karna aku menghitung bagian rak atas, akupun menaiki tangga yang sama dengan Aideen. Dia disebelah kanan dan aku dikiri.
Kami berdekatan saat itu.
Karna aku harus menghitung dan agak jauh dari jangkauanku aku terus saja bergerak diatas tangga.
"Aileen, kamu bisa diam nggak? kita bisa jatoh kalo gini" katanya padaku membuatku diam seketika.
"Itu kamu tarik jeans yang diujung itu!" perintahnya padaku.
"Tangan saya nggak nyampe pak" kataku setelah mencoba meraihnya.
Celana itu ada disebelah kiriku dan agak jauh dari Aideen.
Tapi karna dia sok tinggi dan punya tangan yang panjang dia meraih jeans itu tanpa berpindah tempat tapi tanpa ia sadari ia semakin dekat kearahku.
Aku hanya diam, memastikan Aideen nggak mendengar degup jantungku yang kencang karna ia sangat dekat denganku. Karna ia terlalu dekat dan aku berusaha menghindar kakiku terpleset dari tangga dan membuat kita berdua terjatuh.
Inilah namanya jatuh tertimpa tangga .
Tangga beneran.
"Brukkkkkkkk... Aku terjatuh deluan kebawah untungnya masih ada karung berisi jeans yang menahan tubuhku.
Dan yang paling parahnya Aideen terjatuh kearahku beserta tangga ditubuhnya. "Brukk" bunyi tangga jatuh ketubuhnya.
Membuat semua orang panik saat mendengar suara jatuhan tangga.
Aideen melihat mataku dengan tatapan marah karna lagi lagi ia terkena jatuhan, bukan jeans lagi tapi tangga besi.
"Bapak!" kataku dengan wajah seperti mau menangis melihat matanya.
"Maaf" kataku cepat.
Aideen hanya melihatku beberapa saat sebelum mas Agus mengangkat tangga dari tubuh Aideen.
"Nggak papa pak?" tanya Mas Agus sambil mendirikan tangga dari tubuh Aideen.
"Nggak papa" katanya sambil berlalu pergi memegang punggungnya.
Aku langsung memukul kepalaku, apalagi sekarang.
"Kok bisa si?" tanya Mas Agus padaku.
"Anu mas, gatau lah" kataku frustasi.
Semua orang melihat kearahku.
"Yang lain lanjutkan pekerjaannya" perintah Mas Agus.
"Mas, bapak gimana ya?" tanyaku cemas pada mas Agus.
"Ntar yaa, aku lihat dulu" katanya berlalu pergi menuju ruangan Aideen.
Apa aku harus meminta maaf pada Aideen? Tapikan dia juga salah karna tidak berpindah tempat saat ingin meraih jeans yang jauh dari arahnya.
Mampus lah aku kalo sampai punggungnya terluka.
Huft
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Boss (COMPLETED)
RomanceAileen wanita umur 22th yang sangat mendambakan percintaan seperti drama korea. Suatu hari ia bekerja dimana terdapat boss yang membuatnya terpana namun semakin hari boss itu semakin membuatnya kesal. Berada didekat bossnya yang bernama Aideen seper...