Deg

3.8K 216 15
                                    

Setelah bersih bersih aku langsung bersiap menuju ballroom untuk makan malam.

Malam ini aku hanya mengenakan jeans dan shirt berwarna biru.

Sebenarnya aku ingin tidur saja tapi tak enak sama yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya aku ingin tidur saja tapi tak enak sama yang lain.
Kulihat Aideen sudah berdiri didepan lobby dan sedang asik dengan ponselnya .
"Yuk" kataku menegurnya.
"Hmm.. ayo" jawabnya.

Aideen langsung mengeluarkan kunci mobil untuk membuka mobil.
"Loh bapak nyetir sendiri..?" tanyaku.
"Iyaa mulai malam ini nggak usah pakai supir" tambahnya..
"Kenapa?" tanyaku penasaran.
"Saya aja yang antar kamu tiap hari" jawabnya cuek langsung masuk ke mobil.
Aku membeku sesaat.
Oh mungkin agar Aideen nggak ribet kalau misalnya dia mau berkunjung kerumah orang tuanya.
Iya.
Bukan karna aku.
Bukan.

Saat tiba diballroom.
Kami langsung berbaur dengan yang lainnya. Entah kenapa aku merasa kurang enak badan jadi aku hanya duduk sambil memakan cemilan yang ada.
"Hi?" sapa seseorang.
"Hai?" jawabku bingung.
"Gue Revan.." ucapnya mengulurkan tangan.
"Oh.. Aku Aileen?!" kataku menyambut uluran tangannya.
"Gimana? enjoy sama acaranya?" tanyanya. "Hmm enjoy kok" kataku singkat. "Masih ada 9 hari lagi" sambung Revan.
"Ah, iya 9 hari" kataku seadanya..
Aku betul betul malas bicara malam ini. Revan terus saja bertanya banyak hal yang membuat kepalaku tambah pusing.
"Kalo aku chat kamu, dibalas nggak?" tanyanya kontan membuatku kaget.
Sok asik banget ini orang.
"Hmm..'' kataku malas.
Malah dia ngomong pake aku kamu lagi-_-

Gayanya sok asik bikin pusing kepala.
"Permisi ya, saya kesana dulu" ujarku pamit pergi.
Aku melihat lihat makanan disekitarku. Rasanya aku ingin makan banyak tapi perutku mual seperti masuk angin. Udah gitu kepala pusing.
Acara ramah tamah ini juga belum selesai. Aku ingin kembali ke kamar saja. Aideen dimana lagi.. pake ngilang, coba ada Arya pasti aku akan lebih baik.

Apa aku telpon aja ya si Aideen.
Tapi apa ngga papa.
Ah sudahlah nggak papa.
Bodo amat.
"Tuut.. Tuuttt.. Tuut.."
"Halo?" jawab Aideen.
"Bapak dimana?" kataku tiba tiba manja.
Loh lohhh.. dia bukan Arya -_-
Suka lupa.
"Kamu dimana?" tanya Aideen balik.
"Saya ditempat makanan, bapak dimana??" kataku.
"Aku lagi ngobrol sama temen" jawabnya.
"Saya mau pulang deluan ya pak?" tanyaku langsung.
"Kok pulang?" kata Aideen.
"Iyaa, saya mau pulang. Bapak disini aja. Saya bisa pulang sendiri" kataku langsung mematikan panggilan.

"Mas Firman, saya ijin balik deluan ya soalnya nggak enak badan. Takutnya besok nggak bisa training" kataku pamit pada si panitia acara.
"Oh iyadeh Aii, minum obat ya nanti" pesannya ramah.
"Iya mas" kataku langsung bergegas pergi.
"Loh Aileen mau kemana?" tanya cowok sok asik itu mengejarku.
"Mau balik" kataku cuek menuju lift.
"Bareng aku aja" tambah Revan.
"Nggak usah, makasih" kataku menolak.
"Kamu yakin pulang sendiri?" tanyanya lagi.
"Iyaaa, deluan ya" kataku masuk kedalam lift.
"Aku antar yaa.." ucap Revan menahan pintu lift.
"Gausah kamu disini" ucapku sedikit jengkel.
Tapi Revan tetap masuk kelift.
Sangat membuatku tak nyaman.

Dan tak lama pintu lift yang hampir tertutup terbuka lagi.
Deg.
Aideen.
Huft leganya.
"Pak Aideen" ujar Revan kaget.
"Kamu mau kemana?" tanya Aideen menatap Revan.
"Saya mau antar Aileen pak, katanya dia gak enak badan" ucap Revan.
"Kamu balik aja, Aileen tanggung jawab saya" ujar Aideen tegas.
"Iya pak. Aileen saya balik. Permisi pak" jelas Revan.
Aideen hanya menganggukan kepala pelan.
"Kamu sakit?" tanyanya menatapku.
"Nggak pak, cuman sedikit pusing aja" jawabku seadanya.
"Kamu ada obat dikamar?" tanyanya.
"Nggak ada" jawabku singkat.

Sesampainya diparkiran kami langsung keluar menuju hotel..
Tapi Aideen menyempatkan menuju apotek terlebih dahulu.
Ia membelikan aku obat, roti, dan air mineral.
"Makasih" kataku seadanya.
Ia tak menjawab hanya fokus menyetir saja.

Teng
Kami tiba lagi di lantai 11.
"Obatnya diminum terus langsung tidur, kalau ada apa apa langsung telpon aku. Okay?" ucap Aideen sedikit khawatir.
Aku hanya menatapnya bingung.
Lalu hanya menganggukan kepala dan masuk ke kamar.

Seperti kata Aideen aku langsung minum obat setelah ganti baju dan bersih bersih.
Tapi aku nggak bisa tidur karna badanku sedikit panas, dan bodohnya aku mengencangkan suhu ac supaya dingin. Tapi badanku malah jadi panas dingin.
Aduhhh.
Gimana aku bisa training besok.
Sekarang sudah jam 12 malam tapi aku nggak bisa tidur.
Bahkan tubuhku menjadi panas dingin. Kepalaku sangat panas dan keringat dingin..
Apa yang harus kulakukan..
"Drrrt.. Drrt.. Drrt" ponselku bergetar seperti ada panggilan masuk.
Hah.. Aideen menelpon dijam segini.
"Halo? kok belum tidur" ucapnya.
"Saya nggak bisa tidur pak.." kataku pelan. "Are you okay?" tanyanya..
Aku hanya diam tak menjawab.
Kepalaku sakit sekali.
Aku langsung menuju kamar mandi untuk muntah. Aku mengeluarkan semua makanan yang telah aku makan. Bahkan obat yang baru saja aku minum..

Pasti aku tambah masuk angin karna Ac😫
Aku kembali kekasurku lagi.
Kulihat Aideen sudah mematikan panggilan tadi.
Ah sudahlah.
Aku kembali memejamkan mataku.
"Tereret" pintu kamarku terbuka sendiri. Dan Aideen kemudian masuk..
Saat aku hendak bangun, Aideen mengatakan aku tak perlu bangun.
Rupanya ia meminta kunci pada pihak hotel.
"Kok bapak kesini?" tanyaku bingung.
Tanpa basa basi Aideen menyentuh dahiku.
Yaa kepalaku memang panas saat ini.
Aideen benar benar tak bersuara.
Dia langsung mengambil handuk dan tempat berisi air untuk mengompresku.
"Pak?" kataku menegurnya..
Tapi ia hanya diam tak mengeluarkan suara apapun.
Aku hanya diam saat ia menempelkan  kompresan dikepalaku.
Bahkan Aideen membawa sekotak bubur panas.
Saat aku bangun, ia memberikan bantal dibelakang tubuhku lalu menyuapi bubur yang masih panas itu. Bahkan demi apapun dia meniup bubur itu lalu memberikannya padaku. Tanpa bicara apapun..
Setelah 3 suapan aku berhenti dan langsung minum.
Lalu aku merebahkan tubuhku lagi untuk tidur.
Aideen masih sibuk dengan kain kompres dan menempelkannya didahiku.
"Pak???" kataku lagi lagi menegurnya.
"Pak????" kataku menatapnya.
Ia hanya diam menatapku.
"Kamu bisa diam nggak?" katanya cuek.
"Tidur sekarang" sambungnya.
Sebelumnya ia menyuruhku meminum obat penurun panas.
Dan aku hanya menurut padanya.
"Bapak ngapain disini sih? saya bisa sendiri" kataku memegang kain kompres.
"Berisik!" ucapnya meraih kain kompres. Aku lalu menahan kain kompres itu dan tak sengaja tangannya menyentuh tanganku kami terdiam beberapa saat karna bingung harus melakukan apa.
Tak lama.
Deg.
Aideen benar benar menyentuh tanganku pelan lalu menaruhnya di sisi kasur.
Aku hanya terdiam.
Lalu setelahnya ia terus mengecek suhu tubuhuku. Bahkan aku beberapa kali muntah setelah itu.
Sampai akhirnya aku tertidur kembali dan saat terbangun Aideen masih ada disampingku.
Ia tidur dengan posisi duduk dengan tempat air kompres disampingnya.
Aku memegang dahiku dan merasakan suhu badanku sudah tak sepanas tadi malam.

Apa yang terjadi malam itu..
Aku menatap Aideen yang sedang terlelap, apa boleh aku meminta Aideen pada Tuhan untuk menjadi milikku selamanya?

Dia memang tak pandai berbicara tapi dia melakukan apa yang aku kubutuhkan.
Tak lama Aideen terbangun, aku langsung kembali memejamkan mata.
Aku takut ketahuan saat menatapnya.
.
Oh iyaaa aku belum makeup!!
Aaaaaa Aideen melihatku saat bangun tidur.
Astagaaa harusnya saat ia tidur aku langsung mandi.
Dasar bodoh!

Aideen menyentuh dahiku untuk mengecek suhu tubuhku.
Untung saja tadi aku menempelkan kain itu lagi hufff🤕
"Udah turun" ucap Aideen pelan.
Aideen terdengar sedang merapikan obat, tempat kompres, dan kembali membetulkan selimutku.
.
.
.
"Cuup"

Bibir Aideen mendarat dengan sempurna didahiku.
Lalu ia menempelkan kain itu setelahnya.

"Tererettt" Aideen keluar dari kamarku.

Oh Tuhan.
Jantungkuuuuuuuu.
Aku harus kerumah sakit untuk memeriksa keadaan jantungku sekarang 😱

Mana nih yang nunggu sweet partnya Aideen😊😊😊

"Tereret" aku gak tau bunyi kamar hotel kalo ada yang keluar/masuk gimana penulisannya hahaa

My Annoying Boss (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang