Prioritas

4.6K 211 2
                                    

"Yaudah, nanti kamu sampaikan ke Nadine apa aja yang tadi saya kasih tau ke kamu" ujar Aideen serius.
"Iya pak" jawabku singkat.
"Oh iyaa, bulan depan ada pemilihan SPG untuk jadi VM nanti bakal dites dari orang jakarta gimana kamu presentasi tentang visual dari Wr Jeans" ujar Aideen.
"Maksudnya pak?" tanyaku bingung.
"Jadi maksudnya karna VM area saya untuk brand Wr Jeans ada yang resign jadi dipilihlah dari SPGnya" jelas Aideen. Aku masih memasang muka bingung.
"Okee, jadi VM itu tugasnya mengatur, menata, semua visual showroom. Dari outfit patung, lipatan celana, sticker, properti showroom. Semuanya" jelas Aideen.
"Terus tugas spgnya?" tanyaku lagi.
"Kalo udah jadi Vm ya gak bakal jadi Spg lagi. Anggaplah naik jabatan" sambung Aideen lagi.
"Tapi untuk jadi vm kamu dan spg lainnya harus ngelewatin tes. Sederhana sih tesnya cuman yang penting kamu tau memadu padankan outfit terus basic knowledge produk" ucap Aideen lagi.
"Meskipun spg baru 3 bulan bisa ikut tes?" tanyaku lagi.
"Bisa, asal kamu tau basic knowledge Wr Jeans nanti ikut aja tesnya" jawab Aideen.
Aku mengangguk mengerti.
"Yang ikut tes banyak pak?" tanyaku lagi. "Ya semua area saya, tergantung kalau mereka ikut semua ya banyak. Tapi kan ada juga yg gak berani ikut" jelas Aideen.
"Saya harap kamu belajar, terus ikut! bagus buat karir kamu!" ucap Aideen langsung berlalu pergi.

Hmm..
Bulan depan ya.
Berarti tinggal setengah bulan lagi kan ini sudah hampir akhir bulan.
Aku bisa nggak ya.

"Nad, tadi bapak pesan katanya bulan depan ada pemilihan Vm Wr Jeans" kataku memberitahu Nadine saat dia baru datang.
"Oh yaa? Ikut sana Aii" seru Nadine.
"Maunya sih tapi aku kan baru" jawabku.
"Gak papa, sambil belajar ntar" jelas Nadine. "Kamu nggak ikut?" tanyaku.
"Nggak lah, gak berani aku" ujar Nadine. "Kenapa Nad? kan bagus kalo bisa jadi Vm biar nggak jadi spg terus" ucapku. "Iyasih Aii, tapi yang tes itu VM pusat dari jakarta terus ditesnya didepan semua karyawan dan staff" jelas Nadine.
"Mana pasti dari area kota lain ada yang ikut juga, kamu wakilin showroom kita ya. Kalo aku gapapa deh jadi spg aja haha" sambung Nadine.
"Ah kok gitu? tapi kamu ajarin aku ya!" ucapku

Hmmm..
Sebenarnya aku ingin ikut tes jadi VM itu biar karirku bisa naik, tapi kan aku masih baru. Semoga bisa lah😊
Harus semangat.
Lagian aku sudah punya pengalaman presentasi depan banyak orang karna dulu waktu kerja ditravel aku sempat jadi supervisor dan tiap bulan harus presentasi didepan owner.

Gajiku juga bisa naik..
Mama pasti senang 😊
Semoga bisa.

Saat istirahat aku mengecek ponselku, dan kulihat ada nomer yang tak aku kenal.

"Sayang, ini tante Zahra. Kamu pulang kerja jam 5 kan? tante tunggu distarbuck ya kita jalan bareng!"
Begitu isi chatnya.

"Iya tante😊" balasku pada room chat tante Zahra.

Mamanya Arya benar benar sangat ramah padaku. Aku pikir ia hanya basa basi mengajakku kemaren malam. Ternyata sungguhan.

"Aileen, kalau kamu nggak mau jalan bareng sama mama. Gak papa tolak aja jangan sampe bikin kamu nggak nyaman ya😊" ujar Arya pada pesan Whatsapp.

"Iya Ar, gapapa kok" balasku singkat.
"Mama nggak bolehin aku ikut, kasih tau aku kalo kamu nggak nyaman ya?" balas Arya lagi.
"Iya Arya. Bawel ah😑" balasku

Aku melahap makan siangku yang sudah dibuatkan mama tadi pagi.
Sambil membaca kertas catatan yang diberikan Nadine tentang basic knowledge Wr Jeans.

Aku benar benar ingin posisi itu.
Jujur sebenarnya dari pertama kali lulus sekolah aku langsung mendapatkan pekerjaan. Dan hanya dalam waktu 6 bulan aku bisa jadi supervisor. Aku sebenarnya adalah orang yang sangat ambisius dan segala sesuatu dihidupku harus sesuai dengan apa yang aku rencanakan.
Dari jaman SMK aku sudah merencanakan diumur 25 tahun aku harus menjadi sesuatu.
Jadi mulai sekarang aku harus mempersiapkan semuanya.
Bukan hanya dari mental, tapi juga dari sisi finansial. Aku memang tak kuliah tapi aku ada niat kuliah dengan hasil tabunganku sendiri.
Aku tak mau bergantung dengan kakak atau mama..
Sebenarnya aku bisa aja lulus sekolah langsung kuliah tapi dengan biaya dari orang tua..
Tapi aku tak mau.
Aku harus punya karir sendiri, finansial sendiri, dan inya Allah bisa kuliah dengan biaya sendiri.
Soal cinta.
Jujur aku tak pernah memikirkannya terlalu serius.
Ya aku memang menyukai Aideen, dan aku juga sedang didekati oleh Arya. Tapi maaf kalian berdua bukan prioritasku😊
Kalau pun harus pacaran, aku sama sekali belum siap untuk hubungan yang serius.
Aku akan siap jika aku sudah memiliki apa yang aku rencanakan.

Sekarang sudah jam 5, dan saatnya aku pulang tapi aku ada janji dengan tante Zahra dan Cara.
"Nad, aku balik dulu ya!" kataku pamit.
"Iya Aii, hati hati. Ciee mau ketemu camer!?" ledek Nadine.
"Hahaa apaan si. Deluan yak" kataku berlalu.

Aku melangkahkan kakiku menuju Starbuck, untuk menemui tante Zahra dan Cara.
Sebenarnya aku ragu, karna takut tante Zahra akan menganggapku sebagai pacarnya Arya.
Padahalkan belum.
Belum? akan dong? haha.

"Halo, tante.. Ini Aileen udah distarbuck" kataku menelpon tante Zahra. "Ini sayang, dia ujung kiri. Pojokan" ucap tante Zahra melambaikan tangan.

Aku segera menghampirinya.
"Cara mana tan?" tanyaku pada tante Zahra. "Dia nggak ikut Aii, lagi jalan sama pacarnya-_-" jelas tante Zahra.
"Kamu mau pesan dulu? atau kita langsung jalan?" ujar tante Zahra lagi.
"Hmm langsung aja kali ya tante" ucapku lagi.
"Yaudah yuk" ujar tante Zahra.
"Aileen mau makan dulu, apa kita shopping dulu?" tanyanya lagi.
"Hmm, terserah tante aja" jawabku pelan.
"Tante senang deh, ada Aileen. Soalnya Cara itu sibuk sendiri jadi nggak ada waktu buat tante" ucap tante Zahra.
Aku hanya senyum melihat tante Zahra berbicara.
"Kita ke h&m aja yuk!" ajak tante Zahra. Aku hanya menurut..
"Pilih Aii, tante traktir. Tenang!" ujar tante Zahra ramah.
"Gak usah tante, tante aja yang belanja Aileen temenin" ujarku senyum. "Jangan, kita berdua! Yuk pilih" ucap tante Zahra lagi.
Aku hanya tertawa sambil menganggukan kepala.
"Papanya Arya kerja itu buat tante shopping Aii, jadi santai aja haha" ujar tante Zahra.
Tante Zahra pun memilih beberapa baju, celana, dll..
Aku juga melihat lihat.
Dan aku memilih satu baju saja.
Kemeja berwarna hitam polos.
Karna aku sudah menolak beberapa kali tapi tante Zahra memaksa.
Yasudah aku pilih satu daripada tak enak.
"Aileen yak nak, itu aja? pilih lagi sana" ujar tante Zahra
"Ini aja tante, makasih ya" ucapku
"Tambah lagi sana" ujarnya lagi.
"Udah tante cukup" jawabku sungkan.

Tante Zahra pun membayar belanjaan tadi. "Sini tante Aileen bawain" ujarku..
"Nggak usah nak, tante telpon supir dulu kita tunggu disini sebentar" jawab tante Zahra.
"Lan, kamu ke h&m sebentar. Ambil belanjaan saya" ujar tante Zahra menelpon.
Tak lama si supir tadi datang, dan mengambil semua belanjaan tadi.
"Mau keluar sekarang bu?" tanya pak supir.
"Belum lan, kamu tunggu dimobil aja. Saya masih mau keliling. Kamu udah makan?" tanya tante Zahra.
"Udah bu" jawab pak supir.
"Yakin? saya mau makan dulu mau ikut?" tanya tante Zahra.
"Nggak bu, saya sudah makan tadi" jawab pak supir menolak..
"Yasudah, tunggu dimobil ya nanti saya bungkusin aja" ucap tante Zahra pamit.
"Iya bu, gausah repot repot. Tapi kalo ibu mau saya senang haha" jawab pak supir.
"Haha kamu ini, yuk Aii" ujar tante Zahra mengajakku pergi.

Baik sekali mamanya Arya ini.
Sama supirnya saja ia memperlakukannya seperti keluarga sampe mengajak makan bareng segala.
Aku menatap tante Zahra kagum.
"Aileen mau makan apa?" tanyanya
"Hmm terserah tante aja" ujarku
"Pizza suka nggak?" tanyanya lagi.
"Suka kok tan" jawabku pasti.

Kami pun memesan pizza dan minuman.
"Mba satu yang large dibungkus bawa pulang ya, Aileen mama kamu suka yang rasa gimana?" tanya tante Zahra.
"Oh gausah tante" jawabku menolak.
"Udah mba samain sama pesanan tadi Meat lovers pinggirannya sosis yang ukuran large" jelas tante Zahra memesan.
"Baik bu" jawab mba Pizza.

Aku hanya diam menunduk.
"Makasih ya tante" ujarku.
"Iyaa santai" jawab tante Zahra.
"Aileen?" panggil tante Zahra.
"Iya tan?" jawabku cepat.
"Tante tau kenapa Arya milih buat nunggu kamu daripada ngelepasin kamu!" jelas tante Zahra.
"Hmm maksudnya tan?" tanyaku lagi.
"Tante tau semua soal kamu dan Arya" jelas tante Zahra lagi.
Aku hanya menundukan kepala.
Karna merasa tak enak.
"Tante yakin, kamu tau kalo Arya itu tulus" tambah tante Zahra lagi.
"Iya tante. Aileen tau kok. Cuman Aileen belum siap untuk memperioritaskan soal itu dulu tan" kataku menjelaskan.
"Iya tante ngerti, toh kamu masih muda haha tante juga pernah ngerasain itu" jelasnya.

Setelah abis makan, tante Zahra langsung mengantarkanku pulang.
"Tante mau mampir dulu?" tanyaku.
"Kalo tante mampir bisa bisa langsung lamaran" ujarnya bercanda
"Lain kali aja ya sayang" ucapnya pamit.
"Iya tante, hati hati" ujarku

Padahal baru 3 bulan Arya mengenalku. Tapi kenapa bisa jadi seserius ini.
Bahkan ia sudah mengenalkanku pada orangtuanya.

My Annoying Boss (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang