Pengakuan🌩

4.1K 196 8
                                    

"Aku suka sama kamu, seperti yang kamu tau saya laki laki yang sudah cukup dewasa. Saya nggak mau pacaran lagi kayak abg labil" Tegas Aideen saat kami tiba salah satu cafe di Jakarta.
Ia menatap mataku sangat dalam seperti memberi keyakinan bahwa apa yang dikatakannya itu benar nyatanya.
"Tapi pak.." kataku
"Pilihan ada di kamu, kalau kamu mau saya bisa bilang langsung sama mama kamu" Sambung Aideen lagi.
"Nggak.. nggak ini ada yang salah" kataku menatapnya.
"Jadi gini.. Kayaknya bapak baper deh karna 3 harian ini kita bareng terus.
Let me ask you something..
Bapak baper sama saya?" tanyaku serius.
Aideen diam menatapku.
"Ini tuh pasti cuman perasaan sementara doang.." kataku dengan nada tegas.

Aku juga bingung dengan apa yang aku katakan sekarang.
Harusnya aku senang.. bukannya begini. Kenapa reaksiku seperti ini.
Tapi.
Aku memang terlalu takut.
Dan..
Hey... aku baru aja akan memulai karirku yang sebenarnya.
Kenapa Aideen malah konyol seperti ini.

"Kalo saya bilang.. Saya sudah menyukai kamu dari pertama kita ketemu?" tanya Aideen lagi.

Ia seperti tidak memperdulikan perkataanku sebelumnya.

Aku menatapnya bingung.
Demi tuhan ini diluar perkiraanku.
"Maureen?" tanyaku menatapnya.
"Maksudnya mba Maureen?" kataku meralat pertanyaanku.

"Kenapa dia?" tanya Aideen sok polos.
"Seriously.. kamu nanya balik ke aku?" kataku kesal.
"Dihh.. udah berani nggak pake kata *Pak* nih?" tanyanya yang masih sempat mengejekku.

Aku hanya menatapnya sinis..
"I'm done with her.." ucap Aideen cuek.
"Really? tapi kok dia pake bilang *miss you baby* " kataku sedikit sewot dengan gaya manja khas Maureen.

Aideen tersenyum melihatku menirukan Maureen.
Mampus.. senyumnya manis banget.
Huff.
Aileen.. sempat sempatnya lu terpesona sama si Annoying itu.

"Saya bakal pertegas Maureen kalau kamu nerima perasaan saya!" ucap Aideen pasti.
"Oh.. gamau rugi ya. Kalau aku nggak mau kamu bakal balik lagi ke Maureen?" tanyaku dengan nada sedikit, hanya sedikit sewot.
"Kamu mau saya balik ke Maureen?" tanya Aideen lagi menatapku.
"Tau ah gelap" jawabku langsung berdiri dari kursi untuk pergi.
"Dasar anak kecil, urusan belum kelar malah mau kabur" ucapnya menahan tanganku.

Aku kembali duduk dan sekarang mata kami saling menatap. Tapi tatapan bingung.
Aku hanya takut kalau perasaan Aideen itu hanya sementara dan perasaanku bersifat selamanya..

"Aku mau pulang" kataku langsung pergi. Kali ini Aideen tak menahanku ia hanya mengikutiku dari belakang.

Aku terus berjalan keluar..
Tanpa menoleh kebelakang.
Bahkan aku tak menaiki mobil Aideen aku hanya terus berjalan kaki sendiri.
Entahlah Aideen masih mengikutiku.
Atau ia sekarang sudah masuk kemobil untuk kembali kehotel.

Pikiranku kacau sekali.
Ayo Aileen..
Fokus.
Karir.
Karir.
Karir.
Aku harus masuk kuliah tahun ini.
Aku punya rencana untuk hidupku.
Dan soal cinta belum ada pada list yang sudah aku buat.

Ini kenapa semua cowok ngajak serius sih..
Lagi jaman ya?

Aku terus berjalan lurus.
Dan aku nggak tau aku dimana..
"Sendiri aja neng? Mau abang temanin.." ucap segerombolan pria dipinggir jalan.

Matii.. Malah aku gabisa karate atau ilmu bela diri lainnya.
Aku memutuskan menoleh kebelakang... Iya iyaa untuk mencari Mr. Annoying itu.
Dia nggak ada.
Ini beneran dia abis nyatain perasaannya langsung balik ke hotel.
Dasar cowok nggak punya perasaan.

Waktu itu dibiarin hujan hujan nunggu sampe jam setengah 1 malam.
Sekarang..
Aku dibiarin jalan sendiri.
Kejar kek pas aku jalan sendiri.
Aideen jahat.
Aku benci...

My Annoying Boss (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang