"Hei, gadis kecil, pulau Sabaody sudah terlihat!"
Pekikkan Roo dari luar kamar membuat Akara bersorak girang, gadis itu berlarian dari dalam kamar ke dek kapal, matanya berbinar begitu melihat Sabaody yang ternyata dimana kepulauan tersebut sangat indah dari pada ekspetasi sebelumnya yang sempat dipikir oleh Akara.
Akara mengira pulau itu biasa saja, namun siapa sangka kepulauan berpohon mangrove itu begitu indah dengan gelembung alami anti pecah yang muncul dari permukaan tanah pulau tersebut.
"Waaaaahhhh! Banyak balon-balonnya!" pekiknya riang.
"Balon itu alamiah muncul dari tanah pulau itu, membuat kepulauan itu punya ciri khas tersendiri dan sangat berbeda dari semua pulau yang rata-rata biasa kita lihat sebelumnya." terang Beckmann.
"Begitukah? Hei, Shakky sudah kalian hubungi kan? Aku gak mau nunggu lama-lama habis ini, mau jalan-jalan!" tanyanya lalu bersemangat setelah mengutarakan keinginannya.
Shanks tersenyum.
"Sudah, dia menunggu di Mangrove 17 karena dekat dengan rumah. Kau tak sabaran sekali ya, mau secepat itu kah berpisah dengan kami?"
Akara menoleh lalu mencibir.
"Soalnya kalian nyebelin selama hampir dua minggu ini, makanya aku mau cepet-cepet pisah dari kalian. Apalagi bahasan kalian itu dikit-dikit vulgarnya keterlaluan, nggak mikir perasaanku apa hah!? Kampreeet!!"
Semuanya hanya bisa terbahak sembari meminta maaf kepada Akara yang ternyata memang mendengar obrolan tengah malam mereka, siapa sangka Akara yang selalu memendam diri dikamar dan disangka sudah tidur itu ternyata masih bangun serta mendengar obrolan yang tak seharusnya didengar oleh gadis seumurannya saat ini.
Akara mendengus lalu memutar kembali badannya menghadap ke arah pulau, ia melihat pulau yang sudah dekat saat ini dengan pandangan terkesima bukan main, ia senang melihat pulau yang terlihat berwarna-warni itu.
Pandangannya pun makin berbinar dan senyuman semakin merekah diwajah manisnya begitu ia melihat sosok Shakky yang sudah menunggunya sesuai dengan perkataan Shanks tadi.
"Shakkyyyyyyyy!!" pekiknya, wanita paruh baya yang berusia sekitar 50 tahun yang saat ini masih sangat awet muda itu mengulum senyum begitu mendapati sosok Akara memanggilnya dengan riang dari dek kapal.
Begitu kapal berhenti, tak tanggung-tanggung Akara langsung meloncat dari kapal dan berhamburan lari lalu memeluk Shakky dengan erat.
"Senang melihatmu sehat, Shirayuki-chan." ucap Shakky sembari membalas lembut pelukan Akara.
Gadis itu mendongakkan wajahnya, rona bahagia terpancar dan terpampang jelas dari ekspresinya saat ini.
"Mohon bantuannya selama setahun kedepan ya, Shakky!"
Shakky tersenyum tanpa melepas pelukannya sesaat, kemudian menatap ke arah Shanks dan Beckmann yang saat ini turun dari kapal sembari membawa seluruh barang-barang milik Akara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akara's Journey [One Piece x Original Char]
Adventure"Dia adalah adik perempuan kami!" Lima kata penuh makna, berarti dan sangat berharga, itulah yang dirasakan oleh sosok kecil Shirayuki Akara yang saat ini sudah beranjak remaja. Dilindungi dengan tiga orang kakak laki-laki yang senantiasa berada dis...