10

2.2K 240 4
                                    

"Astaga! Persaudaraan kalian ini ternyata memang benar-benar penuh dengan kejutan ya?"

Akara hanya bisa tersenyum setelah bercerita panjang lebar akibat keingintahuan semuanya, sedangkan kakaknya yang bolot itu sibuk memakan makanan yang diberikan oleh teman-temannya dari Pulau Wanita yang dipimpin oleh Ratu Bajak Laut, Boa Hancock, yang kebetulan jadi teman Luffy sebelum peperangan besar di Marineford dua tahun silam.

Yang lain juga memakan bekal yang dibawanya.

"Akara, makan nih!"

Gadis itu menerima kotak bekal yang diberikan Luffy padanya, kemudian membuka dan memakannya.

"Ku kira dia hanya dua bersaudara dengan Ace."

Akara mengangkat kedua bahunya.

"Si tolol ini bakal mana mau cerita kalo nggak dipancing dikit aja. Dan kau Luffy, enak banget ya sempet pergi ama Ace di Alabasta barengan yang lain, kalian tega! Aku juga mau ikutaaaaannn!"

Rengekan gadis itu hanya dibalas kekehan oleh seluruh tim, kemudian Zoro yang kebetulan duduk disebelahnya hanya bisa mengelus kepalanya pelan.

"Kau sendiri sudah di New York sebelum Luffy berlayar, lagian juga itu untuk keselamatanmu waktu itu. Bakal lain lagi ceritanya kalau kau ikut, kalau kau dan Ace di eksekusi secara serentak karena kau sendiri juga pemilik genetika paling mengancam dan paling berbahaya didunia ini."

"Apa yang dikatakan Zoro itu benar, Akara."

Ucapan Robin membuat semua menoleh padanya.

"Shirayuki ... Keluarga yang merupakan pemilik genetika terlangka yang ada dimuka bumi ini layaknya Pengguna Buah Iblis, padahal hanya manusia normal seperti orang kebanyakan jika mereka tak memakan buah setan seperti kami para Pengguna Buah Iblis. Tapi karena genetika itu, mereka berhasil memanipulasi musuh dan membuat kehancuran besar-besaran layaknya Perang Dunia pada zaman dahulu hanya dalam sekali serang jika mereka menginginkannya tanpa susah payah. Dan yang ku tau, garis keturunan Shirayuki sudah terputus sesuai sejarahnya ketika aku membaca salah satu buku bersejarah, dan itu enam belas tahun yang lalu. Keturunan paling muda berusia dua belas dan tiga belas tahun yang saat itu berhasil di eksekusi setelah pihak tertinggi perlindungan dunia berhasil menemukan kelemahan mereka."

Mendengar penuturan sang Arkeolog, semua terdiam, pandangan mereka sontak menoleh ke arah sang adik kapten yang hanya bisa diam tanpa protes apapun sembari mengunyah sisa makanan yang ada dimulutnya hingga habis, kemudian menaruh kotak bekalnya sesaat ke atas pangkuan sembari menghela nafas.

"Aku sudah tau itu."

Tim itu terkejut begitu sang anggota baru membenarkan perkataan Robin, raut muka Akara saat ini mampu ditebak memang memendam kesedihan dibalik senyum kecutnya yang saat ini sedang ia paksakan.

"Dua orang termuda yang usianya masih belasan itu ... adalah orang tua ku."

Mereka terenyak.

"Aku terlahir dari rahim ibuku yang masih berusia dua belas tahun melalui persalinan normal. Dan sosok berusia tiga belas tahun itu, adalah ayahku. Kalian tau bahwa persalinan dan punya anak diusia belia begitu sangat tidak mudah untuh mereka, namun saat itu tak ada pilihan lain selain melakukannya. Aku tau itu dari memori kakek sebelum aku meninggalkan desa Fuusha lima tahun lalu, awalnya mereka juga tak mau karena tak siap, mungkin lebih tepatnya memang belum siap karena belum saatnya mereka memiliki anak. Tapi demi melindungi garis keturunan kami yang waktu itu akan segera di eksekusi karena sudah tak tau harus berlindung kemana lagi akibat ulah Angkatan Laut, mereka dinikahkan secara diam-diam hanya dengan pihak keluarga beserta beberapa orang terdekat yang memang melindungi kami sejak awal. Dan ibu ku disembunyikan dari lingkungan sosial begitu dia sudah positif hamil sampai hari kelahiranku, dan kemudian aku dititip ke kakek tepat sehari setelah aku lahir. Sama seperti Ace dulu."

Akara's Journey [One Piece x Original Char]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang