Semuanya mematung ditempat melihat sosok yang ada dihadapan mereka sekarang, Akara tersadar sedetik kemudian jika sosok yang ada dihadapan mereka sekarang adalah sosok yang memiliki peran penting di kerajaan ini, ia adalah sosok Raja Kerajaan Ryuugu, Raja Neptune.
Akara berjalan ke depan beberapa langkah, membiarkan semua rekan termasuk sang kakak dan teman-teman barunya baris rapi menyamping dibelakangnya. Membuat sang Raja menatapnya lekat setelah ia menegur sapa semuanya.
"Maaf atas segala kelancangan kami yang dimulai dari masuk ke pulau ini tanpa izin sebelumnya karena tidak masuk lewat pintu utama pulau, Raja Neptune." ucapnya sopan dan penuh hormat sembari memberi sedikit gerakan hormatnya, membuat Papagg dan Chaimie menatap adik dari sahabat mereka tak percaya, kenapa?
Karena sang kakak tadi malah ngomong seenak tepok jidatnya seakan sudah mengenal sang raja dari lama dan Nami pun juga demikian, membuat ia menerjang sang kakak sesaat lalu mencubit pipi Nami dengan sebal karena mereka tak berusaha menjaga kosa kata mereka sedikit dari tadi. Beliau terbahak melihat kelakuan mereka ditambah Akara merasa tak enak karena ulah semuanya ketika menegur balik sapa sang Raja.
"Jangan merasa tak enak dan tak usah terlalu formal begitu, jamon. Aku tak enak mendengarnya, dan aku datang kemari ingin mengucapkan terima kasih, jamon."
"Jika anda meminta hal itu, baiklah. Dan ... Ucapan terima kasih?" tanya Akara penasaran, kemudian matanya tertuju ke arah seekor hiu yang terlihat familiar baginya yang saat ini berenang mendekatinya dan yang lain, membuat ia sedikit terkejut lalu tersadar jika hiu itu berhasil mereka selamatkan dari Surume ketika masih di arus air terjun laut ketika menuju kemari. Yang lain seketika menyadari hal yang sama.
"Kau hiu yang tadi itu kan!?" pekik Akara riang sambil memegang sejenak rahang bawah sang hiu, hiu itu mengangguk lalu menggesek-gesek ujung hidungnya pelan ke pipi adik Luffy itu, seakan mengucapkan terima kasih dengan sangat karena sudah menyelamatkannya, membuat gadis itu terbahak karena merasa geli diperlakukan seperti itu.
Sang raja tertawa.
"Paman, namanya siapa?" tanya Akara kemudian mengingat sang raja tak ingin berbicara terlalu formal seperti sebelumnya tadi, mengingat ia belum tau nama sang hiu, membuat Papagg dan Chaimie histeris karena ia memanggil sang Raja dengan panggilan sok akrab begitu karena merasa tak sopan hanya karena beliau memintanya, sedangkan yang dipanggil justru tidak protes. Malah senang sendiri.
"Namanya Megalo. Dia adalah sahabat putri bungsuku."
"Putri bungsu Paman?"
Tatapan sejenak Akara yang menatap lekat kedua manik mata sosok yang berada di hadapannya saat ini membuat ia tersadar jika Raja Neptune memiliki seorang putri yang seusia dengannya dan sosok putrinya sangat cantik. Biarpun memiliki tubuh raksasa sama seperti Neptune, tapi sosok putrinya itu sangat cengeng!
"Paman, putrimu usianya masih 16 tahun kan? Dan memiliki tubuh yang ukurannya sama besar sepertimu, tapi dia sangat cantik." tebaknya, membuat Neptune melebarkan matanya sejenak lalu mencondongkan tubuh, membuat Akara memundurkan sedikit tubuhnya karena kaget ketika Neptune mendadak mencondongkan tubuh sembari menatap kedua manik matanya lekat. Sang kakak yang juga terkejut langsung berjalan mendekati sang adik lalu memegang kedua pundaknya, menemani saudari kecilnya untuk mengatasi rasa terkejutnya.
"Kau bisa tau dari mana, jamon?"
Gadis itu tersenyum.
"Aku bisa mengetahuinya hanya dari menatap kedua matamu, Paman. Maaf sebelumnya kalau aku lancang tanpa meminta izin padamu terlebih dahulu."
Sang raja merasa tertarik kepadanya, ia juga tak merasakan adanya aura jahat dari Akara, karena sang gadis yang ada dihadapannya saat ini berada di dekapan sang kapten bajak laut yang terkenal dengan biang onarnya namun banyak sekali nyawa yang ia selamatkan karena ia mendengar dari semua rumor yang tersebar. Beliau mengurai salah satu tangannya lalu menepuk dan mengelus lembut kepala gadis bersurai biru lembut itu.
"Tidak apa-apa, jamon. Aku tak merasakan hal yang jahat darimu beserta teman-temanmu. Dan ya, satu hal lagi, jamon."
"Satu hal lagi?" tanya semuanya serentak.
"Izinkan aku menjamu kalian semua di Istana Ryuugu!" ujarnya semangat, lalu tertawa terbahak-bahak.
Semuanya?
Hanya bisa mematung sembari menelan ludah sesaat, lalu bersorak riang bukan main dengan keputusannya, namun yang diam karena merasa terkejut bukan main adalah Papagg dan Chaimie. Mereka tak menyangka jika Bajak Laut Topi Jerami akan diundang dan di jamu di kerajaan, termasuk keduanya juga di undang karena teman tim ini. Akara sendiri masih mematung biarpun ia hanya bisa tersenyum sembari tertawa kikuk dari tempatnya berdiri karena mendapat undangan tak terduga bersama sang kakak serta rekan-rekannya.
"Ke ... Kerajaan Ryuugu ... Istana ... Tak terduga sama sekali ..." cicit Papagg yang disambut dengan anggukan Chaimie, membuat Akara menoleh. Memahami keadaan.
"Kenapa? Karena kalian belum pernah masuk ke Istana Kerajaan?" tebaknya, keduanya seketika mengangguk membenarkan pertanyaan itu.
Ia tersenyum.
"Sudah, kita terima saja undangannya ya. Beliau sudah baik mau mengundang kita secara langsung dan mengunjungi kita disini tanpa satupun pengawal dari area pusat kerajaan, jangan ditolak dan buat dia kecewa karena niat baliknya kalian tolak biarpun menggunakan bahasa yang sangat halus sekalipun untuk tidak hadir ke sana Chaimie, Papagg-san. Aku tau kalian sekarang sedang berpikiran jika kalian tak pantas untuk menginjakkan kaki disana karena kalian hanya rakyat biasa, tapi dengan undangan langsung begini apa kalian masih mau menolak juga? Dan jika kalian yang masih rakyat kerajaan sendiri masih merasa tak pantas, bagaimana dengan kami yang merupakan rakyat permukaan dan bukan bagian dari kerajaan ini? Bukannya lebih tidak pantas ketimbang kalian yang merupakan rakyat sah kerajaan ini?"
Pernyataan itu membuat keduanya bungkam, merasa apa yang dikatakan Akara memang benar adanya dan membuat mereka hanya bisa mengangguk lalu menyetujui undangan penjamuan ini, karena apa yang dikatakan gadis itu memang sama sekali tidak salah soal ini sekarang.
Gadis bersurai biru itu tersenyum lembut, kemudian mengulurkan tangan lalu menarik tangan Chaimie yang masih mematung ditempat dengan Papagg digendongannya setelah semuanya sudah naik ke atas punggung Hoe yang merupakan paus yang melayani sang raja dengan sepenuh hati sekaligus hewan kepercayaannya dan hanya mereka bertiga yang belum naik kesana, membuat keduanya terkejut karena ditarik tanpa kode apapun sebelumnya.
Setelah memastikan keduanya naik, Akara memutar tubuhnya sejenak. Membuat semua orang yang sedang memperhatikannya menatap gadis itu bingung, ia kemudian membungkukkan punggung sebagai tanda pamitnya untuk pergi dari sana bersama yang lainnya karena sudah membuat kehebohan yang tak terduga. Membuat mereka kagum dengan cara Akara yang masih tau sopan santun dan tata kerama, berbeda dengan yang lain yang asal nyelonong begitu saja mentang di undang langsung.
Dasar kampret emang mereka itu, saudara dan rekan macam apa kalian kalau mengoper semua sopan santun ke anggota termuda ini? Gak kasian apa?
Setelah melompat naik ke atas sana dan bergerak menuju kerajaan, Akara hanya bisa menghela nafas, sebenarnya ia mulai merasa tak enak karena akan ada masalah yang datang setibanya mereka dikerajaan dan dia punya firasat jika mereka akan menjadi tawanan tanpa bukti setibanya disana nanti. Serta tuduhan aneh lainnya yang tak masuk akal, dan yah ... Dia sendiri bingung bagaimana ingin menjelaskan semua ini kepada yang lain, biarpun yang bisa mengerti dan otaknya yang masih berguna hanya otak Nami untuk sekarang.
Ampun deh, mau jelasin semuanya sekarang juga nggak enak soalnya ada Paman Neptune. Gimana ya?
Gadis itu akhirnya memutuskan untuk menjelaskan beberapa hal kepada Nami setibanya mereka di lokasi. Begitupun Chaimie dan Papagg yang bisa memahami situasi juga pastinya nanti begitu ia memberi penjelasan.
Hah ... Sial. Rasanya mau mati dadakan, baru mulai perjalanan loh belum masuk ke Dunia Baru. Setahan ini kah mereka selama perjalanan termasuk ngadepin tingkah gila nya si Luffy?
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Akara's Journey [One Piece x Original Char]
Aventura"Dia adalah adik perempuan kami!" Lima kata penuh makna, berarti dan sangat berharga, itulah yang dirasakan oleh sosok kecil Shirayuki Akara yang saat ini sudah beranjak remaja. Dilindungi dengan tiga orang kakak laki-laki yang senantiasa berada dis...