24

929 119 7
                                    

Sekarang, mereka berada disalah satu bangunan bekas laboratorium Dr. Vegapunk dengan anak-anak yang mereka bawa kabur dari ruang anak, Chopper pun sudah berhasil membuat vaksin dan semuanya sudah terselamatkan, mereka sudah terselamatkan dari ketergantungan atas permen beracun milik Caesar, ditambah anggota tubuh milik Kinemon sudah ditemukan semuanya dan ternyaya dia memiliki tinggi yang sama seperti Brook.

Akara hanya bisa mengawasi sekeliling dimana anak-anak kini tengah tertidur lelap karena efek penenang yang tengah bekerja dari obat yang dibuat oleh Chopper dan keadaan sedikit tenang saat ini, biarpun Akara tau jika Caesar tengah menyusun rencana. Ia tersenyum.

"Beruntung kita bisa tepat waktu menyelamatkan mereka, tapi untuk membawa mereka dari sini ... Seperti nya kita butuh bantuan beberapa orang luar yang sudah tiba di pulau ini." ujar Akara.

"Orang luar?"

Ia mengangguk.

"Pasukan Angkatan Laut G5 yang dipimpin oleh Smoker dan Tashigi, mereka sudah disini untuk mencari tau kebenaran yang terjadi di pulau ini mengingat pulau ini tak berpenghuni semenjak perang besar antara Akainu dan Aokiji ditengah masa latihan kita. Sudah pasti dalam durasi itu diam-diam ada yang menggunakan pulau ini untuk sesuatu yang tak benar, dan tebakan mereka tepat buat soal ini. Akan ku buat mereka berpindah kesini jika kalian semua menyetujuinya, terutama kau mau menyetujuinya atau tidak, Luffy. Ada kenalan baikmu juga tau disini."

Sang kakak menoleh.

"Kenalan baikku? Siapa?"

"Salah satu orang yang juga tergabung di Generasi Terburuk selain kau dan Zoro."

Akara menjentikkan jari, semua berpindah ke tempat mereka saat ini, membuat keadaan mendadak gaduh namun berhasil di atur oleh Akara. Semuanya menoleh ke arah tim utama yang sudah terlebih dahulu dilokasi tersebut. Betapa terkejutnya mereka melihat anak-anak yang tengah tertidur pulas saat ini.

"Maaf aku mengumpulkan kalian semua disini secara tak terduga. Aku punya banyak informasi buat kalian terutama pihak G5 yaitu Komandan Smoker dan Wakil Komandan Tashigi. Kalian butuh informasi soal yang terjadi disini kan?"

Mereka mengangguk, Smoker pun ambil alih pembicaraan, mewakili timnya.

"Apa yang kalian lakukan disini terutama kau, Akara? Dan siapa anak-anak itu?"

"Sudah ku bilang aku punya informasi banyak perihal pulau ini dan siapa pelaku utama yang menyalahgunakan pulau ini, sabar sedikit, Smoker-san."

Tatapannya kemudian menoleh ke arah Law yang tengah memerhatikannya dengan baik sejak awal ia berbicara, ia menatap bingung Akara yang sedang menatapnya balik, gadis itu terkekeh.

"Halo, Torao-san!"

Sapaan itu dibalas senyuman tipis, supeeer tipis yang tak disadari oleh siapapun selain Akara, saking tipisnya itu senyuman berasa pen gua paksa biar naik dikit ujung bibirnya sampe dia marah. Wakwaw dah tuh.

"Halo." balasnya balik.

Akara berjalan mendekati Law, dia menatap lekat sosok jangkung yang ada dihadapannya saat ini, entah kenapa, dia merasa ada perasaan aneh yang mulai merambat ke relung hatinya dan tak mampu ia jelaskan, Law mendadak merasakan hal yang sama dalam diamnya, memilih untuk sama bungkamnya.

"Torao-san, terima kasih sudah menyelamatkan kakakku setelah peperangan waktu itu."

Ucapan itu membuat Law sedikit membelalakkan mata ketika Akara menyebutkan fakta bahwa ia adalah adik Luffy, lelaki itu tau dari pancaran mata gadis kecil yang ada dihadapannya saat ini tak berbohong sama sekali. Lain halnya dengan Smoker dan Tashigi yang terkejut dengan hal itu, Akara membalas respon mereka dengan sebal dan mengajak mereka ribut ala kadarnya biarpun pembicaraan mereka serius.

"Kau adik Luffy-ya?"

Pertanyaan itu membuat Akara menoleh ke arahnya, lalu mengangguk.

"Humm, yaaahh ... Status ku sama seperti status Ace sih. Saudara angkat Luffy. Kau taulah ..."

Lelaki itu hanya ber oh ria, ia ingin merespon lebih tapi tak tau harus berkata apa. Dia merasa tertarik untuk berbicara banyak hal dengan gadis kecil yang ada didekatnya saat ini.

"Dan semuanya, dengarkan semua yang ku ketahui terutama tim mu, Smoker-san."

Akara membeberkan semua informasi yang ia miliki sejak setibanya ia dan tim di pulau ini secara detail tanpa ada yang terlewatkan sedikitpun, semua membeku ketika mendengar apa yang dikatakan Akara termasuk keberadaan Caesar Clown yang sudah menggunakan Punk Hazard sebagai tempat melakukan uji coba kepada anak-anak yang sekaranh sudah bersama mereka, begitupun keberadaan Vergo yang tak terduga juga berada disini.

"Torao-san, jantung mu sama Vergo kan?"

Pertanyaan itu kontan membuat Law kaget.

"Bagaimana kau bisa tau, Akara-san?"

Hanya Akara yang dipanggil dengan panggilan begitu, entah kenapa feeling Law mengatakan Akara terlihat spesial. Tangan gadis kecil itu kemudian menengadah, semuanya menatap tangan kosong tersebut dengan seksama dan kemudian sebuah jantung dalam kubus muncul ditelapak tangannya yang muncul entah dari mana, Law langsung mengenali jika jantung itu adalah miliknya.

"Ku kembalikan padamu, Vergo tak tau untuk sekarang jika jantungmu sudah ku ambil karena kalian semua memang tidak tau apa kekuatanku yang sebenarnya dan aku kembalikan padamu karena kau pemilik jantung ini, Torao-san. Berhati-hatilah, kita semua sebentar lagi pasti akan diincar jika kita tidak segera keluar dari sini sambil membawa anak-anak. Apa kita perlu buat kegaduhan? Si dungu itu sudah tidak tahan mau bertarung sama Caesar. Torao-san dan Smoker-san, kalian ambil alih untuk melawan Vergo karena kalian kenal siapa dia sebenarnya. Anak-anak biar tim Nami yang urus, selebihnya tim G5 tolong bantu mereka semua. Aku sebisa mungkin akan mengawasi kalian dari sini dan aku akan membantu hanya dari tempatku berdiri karena Pemerintah Dunia belum tau aku sudah bergabung ke tim ini."

Law mengambil dan menaruh kembali jantung nya ke tempat yang seharusnya. Ditengah penyusunan rencana saat ini, tanpa sadar ia justru memilih untuk duduk didekat adik lelaki yang telah ia selamatkan dua tahun yang lalu. Entah kenapa ia merasa adem didekat gadis bersurai biru yang sibuk ngoceh tak karuan akibat orang-orang G5 yang sulit sekali di atur.

Setelah sekian waktu, akhirnya rencana pun dimulai.

***

"Smoker-san."

Teguran Akara setelah semua bubar membuat Smoker menoleh ke arah gadis bersurai biru itu, tatapan tajamnya yang selalu saja seperti biasa itu tak membuatnya gentar sedikit pun.

"Ada apa, bocah?"

"Aku tau kau akan merahasiakan keterlibatan kami dalam misi kali ini, begitu selesai pun kau pasti akan memberi laporan ke markas utama tapi tak menyebutkan keberadaan kami disini, terima kasih untuk yang kesekian kalinya sudah mau terlibat secara serentak dengan kakakku. Kalau tidak salah semenjak kejadian di Alabasta dua tahun lalu kan, kau mulai beberapa kali terlibat kerjasama seperti ini dengannya? Maaf ya, dia pasti musuh sekaligus rekan yang begitu merepotkan akibat tingkahnya dalam beberapa waktu yang mengharuskan kalian bekerja sama seperti sekarang."

Melihat itu, Smoker hanya memasang ekspresi datar datar seperti biasa lalu membuang pandangan ke arah lain.

"Yah, begitulah."

Tangannya terangkat lalu menepuk kepala Akara pelan, membuat gadis itu terkejut sembari memegang kepala nya yang baru saja di tepuk serta dielus pelan oleh salah satu pemimpin di Angkatan Laut itu yang saat ini sudah berjalan menjauh darinya, menyusul Law.

Ia hanya tersenyum ditempat karena melihat tingkah aneh dari lelaki itu.

Dasar aneh.

* * *

Akara's Journey [One Piece x Original Char]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang