Akara duduk termenung saat ini di dalam kamar setelah mereka di jamu oleh Vivi dan sang ayah, Nefertari Cobra, ia ingin cepat-cepat tiba di desa karena gadis itu memang merindukan sosok Dadan yang selalu mengomelinya setiap hari ketika ia mulai buat ulah dulu karena mengekori ketiga kakaknya.
Lamunannya seketika terhenti ketika ia menyadari ada hawa sosok tak diundang bergerak diantara pasir-pasir yang tengah bergerak halus karena terpaan angin malam.
Ia berdiri lalu berjalan mendekati dan membuka jendela kamar, membuat Nami dan Robin yang sedang bersenda gurau seketika menoleh ke arah gadis bersurai biru langit dengan ombre tosca itu dengan tatapan penasaran.
"Ada apa, Akara-chan?" tanya Nami.
"Kita kedatangan tamu, biar aku yang urus. Kalian santai aja. Dan kalian kenal kok sama dia."
Gadis itu kemudian naik dan meloncat dari jendela dengan santai, lalu memijak pasir yang tengah bergerak, tak lupa ia mengaktifkan Bushousoku dengan tenang sehingga suara teriakan kesakitan mendadak muncul ketika kedua kakinya menapak tanah.
Ia kemudian melompat mundur untuk menjaga jarak, lalu bersiul ketika ia memang tau siapa pemilik kekuatan Suna Suna no Mi itu.
"Yo, lama tak jumpa, Crocodile-san. Ada perlu apa kau disini? Setauku kau tidak punya urusan lagi dengan pihak Alabasta."
Lelaki yang pernah berurusan dengan rombongan Topi Jerami empat tahun silam begitupun dengan Kerajaan Alabasta, dan pernah menjadi Shichibukai itu pun mengeluh kesal ketika gadis bersurai biru ombre tosca itu kini muncul dan berdiri santai dihadapannya.
"Oh, Crocodile! Kau sudah selesaikan tugasmu?"
Suara Cobra yang muncul pun membuat keduanya yang awalnya masih sempat beradu tatap selama beberapa saat seketika menoleh dikala Crocodile hanya bisa menatap kedua manik mata biru cerah nya kesal dalam diam sembari mendecih barusan ini.
Akara yang mendengar itu akhirnya mengerti jika sosok yang pernah menjadi musuh tim nya empat tahun lalu itu ternyata sudah menjadi bagian dari kerajaan pasir yang pernah mempertemukan kembali kedua kakaknya dulu sebelum Ace meninggal.
Cobra yang menyadari sosok kecil yang berdiri tak jauh dari Crocodile itu kemudian tersenyum.
"Kau mengira dia akan menyerang kerajaan lagi ya, gadis kecil?"
Gadis itu hanya tersenyum.
"Begitulah. Aku tidak tau dia sudah jadi bagian dari kerajaan ini, Paman. Maaf atas tindakanku sebelumnya." balas Akara meminta maaf.
"Hahah, kau memang anak baik ya. Aku pertama kali melihatmu di pertemuan kami ketika di Reverie dulu. Ketika kalian mengacau ditengah pertemuan kala itu, dan membawa Bartholomew Kuma pergi dari sana setelah berhasil membebaskannya dan para budak milik Tenryuubito. Begitu berita tentang dirimu yang merupakan adik dari Luffy-kun tersebar setelah keterlibatan di Dressrossa, aku memang sangat yakin jika kau gadis baik. Karena kakakmu berhasil menyelamatkan negeri ini dulu."
Akara tersenyum.
"Terima kasih atas pujiannya, Paman Cobra."
Beliau tersenyum, membiarkan semuanya beristirahat di kamar masing-masing, ia melihat Akara hanya mengedarkan pandangannya ke sekeliling dimana dari tempatnya kini, ia bisa melihat setiap semburat cahaya lampu yang muncul dari setiap bangunan saat ini yang berada didataran rendah dari area bangunan utama kerajaan.
"Ini kali pertama mu ke Alabasta, kan?"
Akara mengangguk dalam diam sembari tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya sebelum ia angkat bicara.
"Yup, yang lain sempat kesini tanpa kami berempat waktu itu. Aku sempat penasaran dan ingin datang langsung kemari sebenarnya tapi sempat ragu karena takut tidak ada yang mau kemari, siapa sangka jika yang lain juga setuju untuk kesini lebih dulu. Tapi kemungkinan kami hanya sebentar saja disini. Apa tidak masalah, Paman? Kami harus segera ke tempat selanjutnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Akara's Journey [One Piece x Original Char]
Pertualangan"Dia adalah adik perempuan kami!" Lima kata penuh makna, berarti dan sangat berharga, itulah yang dirasakan oleh sosok kecil Shirayuki Akara yang saat ini sudah beranjak remaja. Dilindungi dengan tiga orang kakak laki-laki yang senantiasa berada dis...