67

300 29 2
                                    

Seminggu kemudian, mereka akhirnya tiba di Kerajaan Drum dan hanya butuh waktu dua hari saja untuk tiba mengingat Akara memang membuat kapal bergerak dengan jalan pintas dari Kerajaan Alabasta ke tempat asal Chopper.

Ketika mereka berpamitan dari rombongan Alabasta, Vivi sempat mewek tidak karuan sembari memeluk Akara dan tak mau melepaskan gadis itu, membuat yang di peluk hanya bisa sweatdrop dibuatnya.

"Akara-chan tidak boleh pergi! Huaaaa!!"

Rengekan itu membuat semuanya hanya bisa menghela nafas, Akara juga memasang wajah masamnya dengan kelakuan Vivi saat ini tanpa bisa melepaskan pelukan gadis yang juga bersurai biru sama dengannya itu, bahkan dia sangat pasrah.

"Vivi-san ... Aku janji kapan-kapan bakal kesini sendirian, kau tidak usah khawatir karena takut tidak bisa ketemu denganku, kau tau kekuatanku seperti apa. Ayolah, jangan kayak anak kecil begini ..." keluh Akara dikala kelakuan Vivi belum selesai.

"Gak mau!"

"Vivi, dia sudah janji padamu, lepaskan adik Luffy-kun. Mereka harus segera berangkat." ujar sang ayah, membuat putrinya hanya bisa mencebikkan bibir sembari melepas tubuh kecil Akara dengan perasaan yang super duber tidak rela pake banget.

Membuat Akara hanya bisa nyengir masam dibuatnya.

"Tidak apa-apa, kan? Mungkin cukup lama kau harus menungguku buat mampir kemari, tapi aku janji sesekali aku akan datang bermain." ujar Akara.

Gadis yang merupakan Putri Kerajaan Alabasta sekaligus pemilik surai biru sama seperti Akara itu kemudian mengacungkan jari kelingkingnya, membuat Akara hanya bisa termangu sejenak sembari menatap jari kelingking serta wajah Vivi secara bergantian.

"Janji, ya? Kau harus tepati loh, Akara-chan!"

Adik Luffy itu terbahak sejenak sebelum akhirnya dia mengulurkan dan juga menautkan jari kelingkingnya.

"Iya, aku janji."

Udara yang mulai dingin membuat semuanya harus mengenakan baju musim dingin, Akara mulai menangkap satu persatu butiran salju yang turun karena mereka sudah mulai masuk area kerajaan, pandangannya kemudian terperangah ketika melihat beberapa dataran tinggi berbentuk bulat menjulang di tengah-tengah pulau.

"Woaaaahhh!!! Seriusan?! Lebih tinggi dari gedung-gedung yang ada di New York!" pekiknya.

"Serius lebih tinggi?" tanya Sanji, Akara langsung mengangguk.

"Gedung paling tinggi hanya 4/5 dataran itu, tau! Pokoknya ih! Gak bisa dijelasin kalo kalian nggak lihat langsung sama nilai sendiri!"

Mereka tersenyum dengan ekspresi riang Akara, mereka akhirnya memarkirkan kapal dipelabuhan setelah disambut baik oleh warga Kerajaan Drum. Akara yang masih berbincang dengan warga sekitar ketika ia dikerumuni kemudian menoleh ke arah sosok lelaki jangkung yang menyambut hangat kehadiran mereka diikuti seorang wanita paruh baya namun terlihat sangat bugar.

Mereka tampak menegur setiap anggota yang dikenal dan tak lupa memeluk rindu sosok si dokter andalan Topi Jerami itu. Akara tersenyum melihat suasana yang hangat dibalik musim dingin yang tak pernah hilang dari kerajaan ini sejak dulu hingga sekarang. Sampai akhirnya kedua sosok yang pernah menjadi bagian dari hidup Chopper selama dikerajaan pun menoleh padanya, membuatnya tersentak kaget lalu menunduk.

"Ha ... Halo." sapanya.

Si lelaki tersenyum.

"Akara, ya?" tanyanya.

"Ah, iya, anu ..."

"Dalton. Penanggung jawab Kerajaan Drum sekaligus rekan dari mantan guru Chopper dimasa lalu."

Akara's Journey [One Piece x Original Char]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang