49

572 71 1
                                    

Tubuh kecil Akara limbung dan ambruk, rasa sakit menjalar di tubuh kecilnya yang sekarang berada di pelukan Law yang kini tengah bersimbah darah. Darah terus mengalir dari luka yang ia derita, membuat baju yang ia kenakan penuh dengan darah yang tak kunjung berhenti mengalir.

Semua yang berada didekat Akara kontan saja langsung berlari dan mengelilinginya, terutama Luffy yang kini bergeming ditempat nya berdiri karena tanpa sadar, amarahnya naik ke ubun-ubun. Ia menatap tajam bukan main ke arah pelaku yang menusuk adiknya, Ace yang langsung bergerak kearah Akara tepat setelah pedang itu dicabut dari dada adiknya.

Akara menatap lemah dengan pandangan yang merngartikan kepada sang kakak agar tidak bertindak karena emosinya yang meningkat drastis saat ini dikala ia mulai kehilangan banyak pasokan darah dari tubuhnya, wajahnya memucat, ia ingin menghentikan darah yang terus mengalir itu dengan segera hanya saja Bushousoku milik Orochi benar-benar melemahkannya kali ini, mengingat banyak saraf serta pembuluh darah yang terkena dampaknya.

Ia berusaha keras menutup lukanya dan butuh waktu lumayan lama hingga luka itu tertutup rapat dari pada yang ia perkirakan, Law yang kini tengah panik ketika memberi perawatan pun menghentikan tindakannya ketika ia melihat luka di tubuh Akara tengah bergenerasi tanpa disadari oleh siapapun.

Ketika Luffy bergerak ingin menerjang Orochi sekuat tenaga, Akara kontan mengkekang sang kakak yang baru saja diperingati untuk tidak bergerak dengan sembrono, semua terkejut ketika ia kini tengah duduk dibantu oleh Law, gadis itu nyengir karena ia benar-benar berhasil memberi kejutan karena ia tak langsung mati.

Padahal sudah jelas-jelas Orochi menusuk dada kiri Akara dimana jantungnya terletak ditempatnya dan semuanya melihat itu tanpa ada satupun yang terlewat kan barusan.

Semuanya benar-benar tak percaya dengan pemandangan kali ini, cengo!

"Puas sudah menusukku walau hanya sekali?" tanyanya sedikit ringkih karena ia masih menahan sakit dari luka dalamnya yang kini beranjak sembuh.

"Aku berhasil menyingkirkan jantungku dari tempat yang seharusnya terletak tepat sedetik sebelum pedangmu menancap dan menembus dadaku tadi— uhuk."

Ucapannya terpotong karena ia terbatuk dan kembali memuntahkan darah ditengah proses penyembuhan dirinya yang mulai membaik, ia hanya batuk sisa darah akibat serangan tadi. Dengan cepat, ia menyingkap darah tersebut sembari di papah oleh Law agar mampu berdiri sempurna, lalu melanjutkan ucapannya.

"Dan yah ... Kau tak berhasil mengenai jantungku walau kau menganggapnya demikian. Jujur saja pedangmu memang menembus sedikit area paru-paruku namun tidak dengan jantungku, tapi berhasil aku atasi dengan cepat ketika pedang itu kau cabut walau aku tetap terluka dan bersimbah darah tadi. Dan menutup luka dalam serta semua pembuluh darah termasuk saraf yang terkena dampak dari Bushousoku mu memang membuat ku butuh waktu sekitar beberapa detik. Biasanya lima hingga sepuluh detik paling lama, namun ini sampai dua setengah menit kau berhasil melumpuhkan ku. Rekor baru selama aku dilukai sejak dulu. Selamat, kau berhasil membuatku ambruk walau hanya sebentar dan kau orang kedua yang berhasil melumpuhkan ku sejenak."

Penjelasan itu membuat semua memucat termasuk Orochi sendiri, Akara yang masih merasa sedikit nyeri walau lukanya sudah sembuh pun masih merasa oleng karena sudah kekurangan banyak darah barusan, namun ia masih bisa berdiri tegap.

"Orang kedua?" tanya semuanya penasaran, dan ia nyengir.

"Orang pertama yang berhasil menyakitiku adalah kakek, bisa dibilang kakek kandungnya Luffy. Kakek Garp." jawabnya enteng.

Wajar saja jika Garp bisa menyakitinya karena lelaki tua itu paling tau soal kelebihan serta kekurangan, termasuk kelemahan Akara sekalipun sejak gadis itu lahir 16 tahun silam.

Akara's Journey [One Piece x Original Char]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang