"Ayo kita berangkat besok. Kita sudah 10 hari disini." ujar Franky, ucapan lelaki itu kemudian membuat Akara menoleh seketika ke arah nya.
"Kau yakin tidak mau menambah hari lagi buat tinggal disini untuk sementara waktu? Kita bisa menunda perjalanan berikutnya jadi santai saja, Franky. Tidak usah buru-buru begitu." balasnya.
Namun lelaki itu menggeleng.
Memberikan jawaban tidak atas ucapan dari saudari sang kapten.
"Soal menghubungi rombongan ini gampang, apa guna denden mushi. Bertemu sepuluh hari setelah empat tahun lamanya sudah lebih dari cukup bagiku."
"Begitupun kami." lanjut Iceberg, mewakili semua orang yang berasal dari Water 7.
Mendengar itu, Akara tersenyum pasrah dan tidak memaksa lagi perihal waktu berkunjung, ia kemudian menoleh ke arah kakaknya yang sedang makan.
Ralat.
Lebih tepatnya masih sibuk makan tanpa henti, padahal semua yang dia makan itu jatah untuk perjalanan selama beberapa waktu kedepan, tapi apa daya.
Dari masih kecil dulu nafsu makannya emang gede banget sih ya, apalagi karena efek buah setannya itu.
"Luffy, bagaimana? Kita lanjut berangkat lagi besok?"
Sang kakak kemudian nyengir.
"Ayo!" ajaknya bersemangat.
Semua memutuskan untuk mulai beres-beres, Akara yang baru saja beranjak dari duduknya kemudian terkejut karena Iceberg menyentuh pundaknya, membuat ia menoleh dan terkejut ketika lelaki paruh baya itu menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna biru padanya.
Gadis itu hanya bisa menatap benda itu dengan tatapan bingung tanpa menyentuh sedikitpun benda yang disodorkan padanya oleh sosok yang ada dihadapannya saat ini.
"Ini apa, Paman?" tanyanya sembari menerima kotak itu setelah sebelumnya terdiam beberapa saat pada posisinya, begitupun Iceberg.
"Buka saja."
Tanpa ragu, Akara membuka kotak itu setelah menerimanya dan ia hanya bisa membulatkan mata, sebuah gelang yang memiliki ukiran untuk anak lelaki, namun digelang itu tertulis namanya, tak lupa logo Water 7 tertera di gelang tersebut. Warna nya secerah warna rambut dan mata birunya yang seperti berlian serta bentangan langit biru yang sangat luas itu.
Iceberg kemudian mengambil gelang itu lalu memasangkannya di lengan kiri Akara dan ukurannya benar-benar pas.
"Se ... Sejak kapan Paman buat ini? Kenapa tau ukuran tanganku?" tanyanya tanpa bisa menahan rasa penasarannya.
"Ketika kau menggenggam tanganku waktu kita jalan-jalan di hari pertama kalian tiba kemarin, tanpa kau sadari aku mengukur lingkar tanganmu hanya dengan melihat saja dan itu sudah cukup untuk membuat gelang ini."
Akara berbinar, ia kemudian langsung mengadu riang kepada Ace, sang kakak terkekeh sembari mengelus kepalanya begitu melihat ekspresi bahagia adiknya yang di beri hadiah sederhana seperti itu. Iceberg sendiri senang karena Akara tak protes dengan barang yang ia terima, gadis itu sekarang menatapnya.
"Terima kasih banyak atas hadiahnya, Paman! Akan ku jaga baik-baik!" ucapnya.
Lelaki itu mengangguk.
"Berkunjunglah lagi kapan kau mau. Kau bisa ke sini sendirian jika kau mau berkelana. Tidak takut kan kalau pergi sendirian?" tanyanya di akhir.
Akara menggeleng yakin.
"Kenapa harus takut?" ungkapnya kemudian.
***
Semuanya kemudian naik ke kapal dan mulai bergerak, Akara merasa tak ingin pergi dari kota ini mengingat jalur air di kota sangat asik untuk di arungi mengingat arus airnya bisa dijadikan wahana seperti arung jeram olehnya beserta sang kakak. Bahkan ketiganya merasa seperti berpetualang di desa sendiri saking riangnya mereka diikuti Chopper yang mudah di bawa oleh mereka kemana-mana dengan mode chibinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akara's Journey [One Piece x Original Char]
Adventure"Dia adalah adik perempuan kami!" Lima kata penuh makna, berarti dan sangat berharga, itulah yang dirasakan oleh sosok kecil Shirayuki Akara yang saat ini sudah beranjak remaja. Dilindungi dengan tiga orang kakak laki-laki yang senantiasa berada dis...