61

445 49 0
                                    

Sudah seminggu semuanya di Baratie, seluruh anggota akhirnya pamit undur diri dari sana, namun wajah Sanji terlihat tidak tega meninggalkan teman-temannya di Baratie, termasuk sang ayah asuh. Lelaki itu tersenyum kecut saat ini sembari memandangi semuanya yang mulai mewek karena Sanji mengikuti sang kapten yang akan kembali ke desanya terakhir kali berbarengan dengan anggota termudanya.

"Maaf, aku akan berkunjung lagi lain kali dengan yang lain kemari. Ini bukan pertemuan terakhir kita. Apa kalian mau ikut petualangan kami sembari menuju ke desa tempat asalnya Luffy, Ace dan Akara? Desa mereka akan menjadi tempat singgah terakhir kami dan kemungkinan kami akan tinggal disana untuk beberapa lama hanya saja tidak tau sampai kapan. Benarkan, kalian bertiga?" tanya Sanji kepada tiga bersaudara yang sedang sibuk sendiri itu, Akara yang menoleh pun mengangguk.

"Benar. Hum ... Ah! Aku punya ide, kalian mau ikut dengan kami? Aku bakal menjaga kalian kalau kalian kewalahan ketika kita ada masalah. Bagaimana? Nanti kalian bisa buka usaha di desa tempat kami bertiga berasal. Lumayan, kan? Kalian juga bisa memanfaatkan banyak sumber daya alam karena desa kami juga banyak sumber buah termasuk persediaan daging di hutan, dan laut pun juga bisa di kelola asal kalian dapat izin untuk sementara waktu selama kita semua disana. Aku akan diskusikan semuanya dengan kepala desa soal tempat tinggal tim dan kalian semuanya. Gimana?"

Ajakan itu kontan terlihat dipikirkan sejenak oleh Zeff ketika semuanya terdiam dengan ajakan itu, Akara hanya bisa diam juga sembari merasa bersalah dengan ajakan itu, ia merasa terkesan memaksa rombongan Baratie untuk mengikuti mereka.

"Ano ... Kalau kalian tidak ingin, jangan memaksakan diri untuk ikut—"

"Baiklah, kami ikut."

"HEEEEEHHH!!!??????"

Jawaban yang diberikan Zeff sebagai tanda persetujuan agar ikut dengan rombongan Topi Jerami pun membuat semua berteriak kaget bukan main, mereka sama sekali tidak menduga kalau lelaki itu langsung menerimanya dengan senang hati.

"Soal tempat tinggal, kami akan tidur dikapal seperti biasanya. Tak usah khawatirkan soal tempat istirahat, anak gadis. Bahkan rekan-rekanmu juga terlihat tidak protes untuk tinggal di kapal. Benar kan, kalian semua?" tanya Zeff kepada anggota tim Topi Jerami.

Membuat mereka tersenyum.

"Benar kok." jawab Robin.

"Heh, Robin, kau yakin? Tetap dikapal? Kalian semua?" tanya Akara penasaran.

"Iya, kau tidak perlu repot-repot mencarikan kami tempat istirahat didesa nanti. Ada yang lebih membutuhkan pastinya daripada kami." balas Franky.

Ia tersenyum, merasa lega ketika mendengar jawaban itu. Ia kemudian menatap denden mushi nya yang kini berbunyi secara mendadak, lalu ia mengangkat telepon tersebut tanpa curiga seperti biasa, dan ia sedikit terkejut dengan bentuk ekspresi yang muncul di telepon siputnya itu.

"Ma ... Marco-san?"

Semua terdiam, termasuk kedua saudaranya yang juga ikut terkejut ketika Akara menyebut nama Marco, yang merupakan Komandan Divisi Satu di Bajak Laut Shirohige, yang dimana Ace sendiri merupakan Komandan Divisi Dua di bajak laut tersebut.

Lelaki itu tersenyum.

"Yo, Ara-chan. Lama tak jumpa, yoy."

Adik mantan rekannya itu terbahak, sejauh ini mereka memang tidak tau bahwa Ace ada bersama mereka sejak dua tahun belakangan. Ia merasa senang karena mendadak ditelpon.

"Woi, sejak kapan kau tukar nomor telfon sama si kepala nanas?" tanya Ace tanpa pikir panjang sembari mengejek rekannya itu, kontan tawa semuanya membludak ketika lelaki itu menyindir Marco, yang disindir hanya bisa mengernyit kan dahi dengan sebal.

Akara's Journey [One Piece x Original Char]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang