28

927 132 4
                                    

Akara yang sekarang duduk di tribun penonton karena menonton Sabo bertanding pun merasa begitu bersemangat melihat sang kakak akan bertanding, jujur saja dia sangat penasaran kekuatan Sabo seperti apa setelah 12 tahun lamanya mereka tak berjumpa, sebelum duduk, ia menyempatkan diri untuk mencari Koala dan mengajak gadis berambut oranye itu untuk duduk bersebelahan.

Melihat ekspresi adik dari rekannya yang begitu berbinar, Koala tau betapa lucunya gadis bersurai biru yang ada di sampingnya sekarang, dimana ia sudah tak menyamar lagi biarpun ia mengenakan topi milik Sabo sesaat, yah namanya juga adik perempuan terus perawakan serta cara berpakaian nya terkadang suka sekali tomboi mengingat ia punya tiga kakak lelaki.

Jadi tidak heran sih kalo dia memilih cara berpakaian simpel selama masa pertumbuhannya yang sekarang masih berusia 16 tahun. Wajar kalau rombongan Dadan dulu suka sekali ngomel karena dia tidak bisa di dandani secara feminin setiap waktu sampai usianya menginjak 11 tahun sebelum kepindahannya dulu

Semenjak kecil hingga berkarir, dan sekarang dia sudah menjadi bajak laut sekalipun, Akara memilih tetap dengan cara berpakaiannya yang selalu mendominasi dengan penggunaan celana panjang selama menitik perjuangannya didunia hiburan sejak dari nol itu.

"Akara-chan, kamu benar-benar penasaran dengan cara bertarungnya Sabo-kun?"

Gadis itu menoleh ke arahnya lalu mengangguk semangat.

"Hum, aku sangat penasaran karena tak pernah melihatnya bertarung selain ketika kami masih kecil dan melawan monster-monster yang ada di hutan ditempat tinggal kami, Koala-san!"

"Heee, monster hutan?"

"Iya! Mereka bertiga dulu sering sekali begitu dan aku jadi penonton setia tiap kali mereka mengalahkan semua monster itu, sayangnya aku belum bisa apa-apa dulu dan kekuatanku belum bisa ku kontrol, jadi ya itu, duduk diam sembari menyemangati mereka, hehehe."

Koala merasa antusias mendengar ceritanya sampai akhirnya pertandingan pun dimulai, Akara bersorak riang ketika sang kakak masuk kedalam arena.

"Yeayyy!!! Buruan mulai!!" pekiknya.

Koala terbahak melihat ekspresi gadis 16 tahun itu, sejenak Akara diam dan membuat Koala menoleh ke arah dimana Akara tengah menatap Sabo lekat dan di balas tatapan balik oleh lelaki berambut blonde itu, dia melambai ke arah keduanya dan Akara melambai dengan semangat.

"Akara-chan, kamu telepati?"

Tebakan Koala seketika dibalas anggukan oleh nya.

"Hum! Dia tau posisi duduk kita disini makanya dia melambai barusan."

Woah ... Sekeren sama sekuat apa kekuatan adik Sabo-kun ini ya? Aku penasaran.

Pertandingan dimulai, Akara terus bersorak tanpa henti menyemangati kakaknya, Koala hanya mendengus karena energi Akara yang tak ada habisnya itu.

Gadis itu tetap bersorak, biarpun di balik sorakannya ia tengah membantu Luffy yang sekarang tengah berusaha menyelamatkan Law diam-diam, dia juga berusaha keras menjaga warga kota yang tak bersalah namun terlibat sedikit demi sedikit di kejadian yang tengah menimpa Dressrosa saat ini, Koala sadar ketika melihat salah satu tangan gadis itu tengah bergerak seperti sedang melakukan sesuatu.

Hanya saja dia tidak tau kenapa.

Namun pandangannya kini berfokus ke salah satu sosok peserta yang merupakan orang terpercaya Kurohige, yaitu Jesus Burgess ketika topeng yang dikenakannya sejak babak pertandingan di mulai untuk penyamarannya. Mendadak, tangan nya yang sempat bergerak itu berhenti dan kemudian kedua tangannya terkepal kuat.

"Burgess ... Jangan bilang dia juga mengincar buah Mera Mera sesuai perintah Kurohige dan akan memakannya jika dia menang, semuanya bisa kacau!"

Koala kemudian menggenggam tangannya.

Akara's Journey [One Piece x Original Char]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang