Dengan langkah tergopoh-gopoh setelah Akara memakai topi serta kacamata berbingkai, dia memandang ke sekelilingnya dan memastikan agar tak seorangpun yang menyadari keadaan dan kehadirannya saat ini ditengah keramaian.
Perlahan, Akara mulai menghilangkan hawa kehadirannya agar orang-orang tak sadar jika ia melewati mereka dan bahkan mau berada didekat mereka, begitupun dengan seluruh barang bawaannya lalu ia mulai membuat dirinya menjadi tak kasat mata.
Itulah kelebihan genetika keluarganya begitu ia mengetahui hal ini sejak kepindahannya ke New York kemarin.
Langkahnya perlahan mulai memelan dan berhenti ketika sebuah kapal yang dicarinya sudah berada tepat didepan kedua matanya, seulas senyuman kemudian terpancar dari wajahnya.
"Ketemu juga." ucapnya pelan, kemudian tatapannya terpaku ke arah seseorang seperti Cyborg yang ada diatas kapal itu dan sedang mondar mandir kesana kemari seperti sedang mengecek kondisi kapal.
Yap.
Dia adalah Franky. Si tukang kayu andalan tim ini, dan kapal Sunny Go milik anggota Topi Jerami ini adalah rancangan nya. Hebat bukan? Dengan bahan Kayu Adam yang benar-benar luar biasa plus anti banting.
Akara berjalan mendekati kapal dan menaikinya tanpa disadari Franky sembari melihat sosok Sanji yang baru saja berlarian meninggalkan kapal karena ingin berbelanja bahan makanan, bisa dikatakan ia pergi lebih dulu dari si Koki ketika menuju kapal barusan, namun dengan kakinya yang jenjang itu, Sanji mampu berlarian dengan gesit tanpa bisa dicegah dan berlarian mendahului dirinya.
Dengan langkah tenang, ia bergerak menuju kamar perempuan dan masuk menembus pintu kamar tanpa harus membukanya sehingga menghasilkan suara yang dapat membuat kehadirannya saat ini diketahui dengan mudah.
Gadis itu membuat barang-barangnya melayang dan tertata rapi dilangit-langit kamar dalam keadaan masih tak kasat mata dan tak disadari kehadirannya sama seperti Akara.
Selagi gadis itu belum menonaktifkan kekuatan genetikanya, maka kehadirannya yang tak dapat dirasakan serta tak kasat mata dan dapat ditembus layaknya setan itu tak akan membuat semuanya mampu menyadari akan kehadirannya dikapal ini.
Bahkan jika orang melewati dengan cara menabraknya pun ia masih bisa ditembus. Hebat bukan, kekuatan genetikanya?
Ia duduk didekat pohon jeruk yang ada dikapal tersebut tanpa menyenggol pohon itu karena ia takut secara tak sengaja jika sedikit lupa, malah menghasilkan bunyi gemerisik yang akan mengganggu, kemudian ia menyentuh salah satu buahnya dan mencari tau siapa yang menanam buah tersebut, dan begitu tau, ia tersenyum.
Dasar Nami. Masih sempat-sempatnya berlayar sambil bercocok tanam begini selama dua tahun lebih kalian berlayar? Batin Akara sembari memetik salah satu buah yang sudah matang dan memakannya diam-diam hingga habis, dan membakar kulitnya menjadi butiran debu yang sangat halus hingga mudah terbawa angin lembut yang sedang berhembus saat ini.
"Ah, Sunny Go."
Pandangan Akara yang awalnya masih memperhatikan Franky bekerja pun menoleh ke arah suara perempuan yang muncul dari samping kapal, gadis itu tersenyum lebar begitu tau siapa wanita itu.
"Yoooooo!!!! Robin kaaaaaaaaahhhh!!!!?"
Dengan ciri khas yang terbiasa menyatukan kedua punggung lengannya sembari berteriak 'super', Franky yang sudah memodifikasi tubuhnya itu terlihat bersemangat ketika sosok Robin hadir barusan.
"Akhirnya aku tidak sendirian lagi di kapal! Bagaimana keadaanmu? Sehat?" tanya Franky setelah mengutarakan kesepiannya, Akara yang mendengar itu hanya menatapnya sebal setelah memutar kedua bola matanya dengan jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akara's Journey [One Piece x Original Char]
Aventure"Dia adalah adik perempuan kami!" Lima kata penuh makna, berarti dan sangat berharga, itulah yang dirasakan oleh sosok kecil Shirayuki Akara yang saat ini sudah beranjak remaja. Dilindungi dengan tiga orang kakak laki-laki yang senantiasa berada dis...