30

1K 118 1
                                    

"Heeh, jadi kalian sebenarnya empat bersaudara? Benar-benar tak bisa dipercaya sama sekali, kami kira hanya mereka bertiga saja. Ketika Akara mengatakan fakta bahwa ia adalah adik Luffy waktu itu saja aku masih sulit untuk percaya." ujar Zoro.

"Lagian kan sudah kubilang waktu itu, kami tidak asal membongkar hubungan kami yang akhirnya sekarang bakal tersebar ke seluruh dunia jika kami empat bersaudara." jelas Akara lagi sembari kembali mengingatkan yang saat ini tengah duduk lesehan sembari bersender ke kasur didekat kaki sang kakak.

"Dan aku paling sebal karena dulu dikira musuh olehmu di barnya Rayleigh." cibirnya kemudian, membuat yang masih bangun hanya bisa terbahak.

Sabo menepuk kepala adiknya.

"Sudah, yang penting kalian juga sekarang satu tim. Oh iya, kenapa badanmu mendadak jadi penuh perban sama tempelan plester begini di pipi sama keningmu? Perasaan waktu ku tinggal pergi buat menemui rekanku kau masih baik-baik saja."

Adiknya menoleh.

"Luka-luka yang diderita rakyat banyak setelah insiden akibat Doffy berpindah padaku ketika aku menyembuhkan mereka yang luka ringan hingga sedang, yang luka berat hanya kusembuhkan sedikit karena tidak mau ambil resiko makanya aku juga jadi babak belur begini padahal tidak turun andil terlalu banyak selama pertarungan, ditambah sempet berantem sama Burgess waktu kau menyusul rombongan Hack-san."

"Burgess? Kau bertarung dengannya? Kenapa tidak ngomong?"

"Kau ada urusan. Tidak mungkin aku meneleponmu yang sudah berada jauh dariku."

"Setidaknya bisa kabur kan?"

Adiknya mendecih lalu mencibir.

"Ogah, dia kalo belum aku kalahin aku gak mau pergi tadi. Pasti bakal buat ulah kalo ditinggal kabur gitu aja tanpa sepengetahuan kita, lagian pas dia udah tumbang baru deh urusannya kelar tapi aku keburu kena berapa kali hantaman sama dia dan efeknya lumayan, ya udahlah yang penting si bangsat itu udah K.O."

Lelaki berambut blonde itu hanya terkekeh dengan tingkah adiknya yang masih sempat-sempatnya demikian, kemudian Franky bertanya kenapa mereka baru bertemu lagi setelah dua belas tahun lamanya, dan Sabo beserta Akara pun akhirnya menceritakan secara keseluruhan apa yang terjadi di antara mereka, membuat Kinemon dan Franky menangis haru begitu cerita selesai.

"Kalian tegar sekali ya." ucap Franky, mewakili. Kedua kakak adik itu hanya bisa mengangkat bahu.

"Sudah takdirnya." balas Sabo.

"Oh ya, kusarankan kalian segera meninggalkan tempat ini." lanjutnya.

"Karena ada pihak dari Pemerintah Dunia yang datang kesini kan? Kalau tidak salah tadi kata Koala-san itu ... CP 0?" tebak Akara.

"Benar." balas Sabo, membenarkan.

Semua terkejut.

"Lagian kami memang tidak ingin berlama-lama disini." balas Zoro.

"Baguslah. Kalau begitu, aku pamit duluan ya. Aku harus kemarkas."

"Heeeeh, sekarang?" rengek Akara, kakaknya hanya bisa tersenyum kecut sembari menepuk kepalanya pelan.

"Aku juga ada urusan penting yang harus diurus, adikku. Sampaikan salamku pada Luffy ketika dia sudah bangun besok ya."

Gadis itu mengerucutkan bibir, masih tak rela kakaknya pergi tapi juga tak bisa memaksanya untuk tetap berada disini, mereka punya urusan masing-masing.

"Semuanya, aku pamit dulu. Adik-adikku mungkin memang merepotkan, tapi aku titip mereka pada kalian ya." ujar Sabo yang dibalas anggukan oleh semuanya yang masih terjaga, Akara menyikut sang kakak dengan rona wajah yang tak bisa ia sembunyikan.

Akara's Journey [One Piece x Original Char]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang