"Azuma-san, ini sudah jalan yang benar ke tempat persembunyian disini?"
Pertanyaan Akara dibalas anggukan oleh Inazuma, membuatnya hanya bisa diam sekarang bersama yang lain yang saat ini tengah mengekori rekan sang kakak menuju ke tempat mereka bersembunyi sekarang, dan sudah sekitar tiga jam lebih mereka berjalan kaki sejak meninggalkan kapal ditempat yang memadai untuk menyembunyikan Sunny Go.
"Kaki ku pegal ..." keluh Nami, Akara menoleh sembari meringis ke arah sang navigator.
"Maaf ya, aku tak menduganya kalau jarak dari pelabuhan bisa sejauh ini. Kalau tau tadi ku pinjamkan sepatuku." ujarnya merasa tak enak.
Kebetulan tim cewek di tim Topi Jerami memiliki ukuran kaki yang sama jadi enak bisa saling pinjam meminjam. Nami yang mendengar itu hanya bisa mendengus sembari tersenyum, lalu menepuk kepalanya pelan.
"Sudah, tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa menggunakan heels. Hanya saja selama di kapal aku kebanyakan tegak jadi baru terasa sekarang pe— eh, hilang?" ujarnya kaget karena rasa pegal itu hilang, Akara nyengir ketika diperhatikan olehnya.
"Kelakuanmu, hmm?" lanjutnya sembari mencubit pelan dengan gemas pipinya, membuat Akara terbahak.
"Biar gak ngeluh lagi!"
Waktu berlalu, mereka telah tiba dan Inazuma akhirnya mengetuk pintu ruangan rahasia khusus mereka itu, tak lama setelah ketukan itu selesai, pintu terbuka dan menampakkan ruangan khusus yang sangat luas untuk bisa dibilang sebagai ruang rahasia itu.
Seluruh anggota tim yang dibawa Inazuma pun saat ini hanya bisa terperangah bahwa Pasukan Revolusi terlalu luar biasa untuk membuat ruangan seperti ini dalam sekejap, apalagi di area Reverie tanpa diketahui sama sekali.
Pandangan Akara yang awalnya menatap kesana kemari tanpa henti karena merasa sangat terkesima kemudian terkunci ke satu sosok yang sudah ia khawatirkan sejak awal sesaat sebelum pertarungannya di Wanokuni kemarin dimulai, senyumannya merekah begitu melihat sosok itu baik-baik saja tanpa ada terluka sedikitpun dibalik blazer sekaligus jubah berwarna putih nya itu.
Luffy yang berekspresi sama kemudian berhamburan serentak sang adik ke arah Sabo yang awalnya sedang fokus dengan kening berkerut ketika tengah berbicara dengan rekannya itu perihal penyelamatan Kuma, secara kontan ia pun langsung merentangkan kedua tangan dengan lebar begitu melihat tingkah kedua adik kesayangannya yang kini sedang berhamburan ke arahnya lalu memeluk ia begitu erat saat ini dengan heboh.
"Hei! Kalian selalu saja begini!" ujar Sabo sembari terbahak.
Kedua adiknya saat ini terkekeh dari arah berlawanan karena Luffy tengah bergelayut dipunggung Sabo sembari melingkarkan kedua tangannya di leher sang kakak, sedangkan Akara memeluknya secara normal dari arah depan dengan kedua lengan yang melingkari pinggang kokoh dan kekar milik kakaknya itu.
"Syukurlah masih bisa tiba disini tepat waktu sebelum kau bertindak gegabah. Aku sempat berencana mau kesini sendirian tau kemarin itu begitu pertarungan kami di Wano selesai, tapi urung. Dan Azuma-san ternyata sudah datang untuk menjemput kami tepat sebelum aku berniat pergi sendirian ketika luka belum sembuh." imbuh sang adik yang memberi sedikit keterangan padanya, membuat Sabo hanya bisa menaikkan kedua alisnya sesaat sebelum ia menoleh ke arah Inazuma dan menatapnya sembari tersenyum.
"Terima kasih sudah menjemput kedua adikku beserta semua teman serta aliansi mereka, Inazuma. Maaf jadi merepotkan."
Inazuma terkekeh.
"Untungnya mereka masih masa pemulihan sejenak kemarin dan tidak langsung kemari. Dan adik manismu itu benar-benar nekat jika aku tidak segera ke sana kemarin." balasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akara's Journey [One Piece x Original Char]
Pertualangan"Dia adalah adik perempuan kami!" Lima kata penuh makna, berarti dan sangat berharga, itulah yang dirasakan oleh sosok kecil Shirayuki Akara yang saat ini sudah beranjak remaja. Dilindungi dengan tiga orang kakak laki-laki yang senantiasa berada dis...