"Oi, berhenti!"
Suara yang berasal dari atas kepalanya membuat serangan Kraken yang bertubi-tubi kearah Wadatsumi itu berhenti seketika, Akara mendengus sembari tersenyum karena memang belum waktunya ia bertindak saat ini, mengingat lebih baik ia mengurungkan niat bertarungnya terlebih dahulu agar orang-orang yang tak tau kekuatannya akan mendapat kejutan jika berani melawan.
"Luffy!" panggil Akara. Kakaknya yang dipanggil itu kemudian nyengir lebar.
"Oiiii!"
Ketiga trio itu mendekati kapal dan Luffy yang paling banyak menjelaskan apa yang terjadi selama mereka terpisah. Setelah penjelasan itu selesai ...
Bletak!
Luffy yang kepalanya dipukul pun setelah selesai menjelaskan semuanya seketika menjerit kesakitan lalu terduduk sejenak sembari menahan sakit, kemudian ia menoleh lalu menatap sang adik yang saat ini tengah menatapnya sebal sembari memegang tongkat elektrik yang bisa memanjang dan memendek secara otomatis karena benda itu merupakan alat bertarung yang mampu ia gunakan untuk bertarung jarak dekat. Dan benda itu ia bawa dari New York, kebetulan dikerjakan oleh sahabat baiknya disana.
"Sekali lagi kau berulah seenaknya, jangan salah kan aku jika aku harus menghajarmu detik itu juga lebih dari ini, dasar kakak sialan!" semburnya.
"Waduh, galak juga pas rada-rada." ujar Brook halus.
"Hahah, ternyata dia bisa juga marah ya. Padahal muka imut begitu, terlalu lucu untuk marah." balas Sanji sembari mengudut rokoknya.
"Sebenarnya setiap orang bisa marah, Sanji. Tapi muka polosnya itu benar-benar menipu." potong Franky.
Luffy yang jengkel pun mencak-mencak, lalu sang adik berputar badan menjauhi sang kakak karena malas berdebat mengingat kalau Luffy mulai ngoceh begitu, nggak bakalan selesai. Dulu sama Ace sering ditabokin karena begitu sih kelakuannya.
Akara berjalan kepinggir kapal dan menatap takjub bukan main melihat sosok Kraken yang saat ini memberikan isyarat bicara ala hewan padanya, gadis itu kemudian terkekeh ketika salah satu tentakel Kraken menyelinap masuk dan mengajak tos dengan pelan gadis kecil yang merupakan anggota termuda tim Topi Jerami itu.
Semua yang ada disana kemudian tersenyum melihat Akara tertawa riang dipetualangan pertamanya setelah melewati sedikit rintangan di awal perjalanannya yang membuat ia olahraga jantung seketika, Luffy terbahak karena adiknya itu memang tertular dirinya serta dua saudara yang lainnya sejak kecil.
Namun kepribadian serta sifatnya menurut Robin (yang kebetulan kenal baik dengan Sabo) itu sangat mirip dengan si blonde satu itu, bahkan ketika Ace dan Luffy selalu belajar tata kerama yang baik dan benar dari sosok Makino ketika Sabo tak bersama ketiganya dulu, gadis itu selalu menuruti semua ajaran itu dengan baik hingga sekarang.
Biarpun ketika petakilannya kumat, gadis itu beserta ketiga kakaknya itu sangat mirip tapi lumayan kalem sama seperti Sabo, lain halnya dengan Ace dan Luffy yang kalo lagi nakal, behhhh.
Minta di gorok ama di banting!
Itulah kenapa Akara menjadi sosok yang dewasa serta sopan bukan main ketimbang kakaknya yang menjadi kapten di kapal sekarang.
"Hei, lebih baik kita bergerak sekarang." ujar Akara kemudian setelah memutuskan untuk menyelesaikan kegiatan bermainnya, membuat semua yang sedang heboh karena ulah Luffy pun terdiam sejenak.
"Ada masalah?" tanya Chopper sembari mendekat, gadis itu mengangguk.
"Sebentar lagi akan ada gunung laut yang mau meletus, kita lebih baik bergerak sekarang juga untuk menghindari semua yang tak diinginkan terjadi. Sekarang suhu sudah mulai panas ketimbang tadi. Sadar?" balasnya lalu mengkode bahwa suhu mulai memanas sembari bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akara's Journey [One Piece x Original Char]
Aventura"Dia adalah adik perempuan kami!" Lima kata penuh makna, berarti dan sangat berharga, itulah yang dirasakan oleh sosok kecil Shirayuki Akara yang saat ini sudah beranjak remaja. Dilindungi dengan tiga orang kakak laki-laki yang senantiasa berada dis...