"Ibu ... Ibu benar-benar didalam Akara-chan!? Bagaimana bisa!?" ujar Sanji berlutut lalu mendekati tubuh rekannya yang tengah dirasuki Sora.
Tatapan Sora beralih kearah Sanji, wanita itu terlihat menahan tangisnya melihat Sanji saat ini sudah tumbuh dengan baik dan benar seperti harapannya dulu. Air mata mengalir tanpa henti, wanita itu memeluk putra yang selalu ia sayangi sejak kecil.
"Sanji!"
Kontan, tangisan Sanji pecah detik itu juga, cara pelukan, cara menangis, cara berekspresi serta berbicara, Sanji paling hafal soal ibunya secara keseluruhan karena hampir setiap hari ia mengunjungi Sora sebelum dikurung dipenjara bawah tanah waktu itu.
Setelah sekian waktu bertatapan sembari menangis, mendadak mata Akara yang awalnya berwarna biru langit karena sedang dirasuki, salah satunya kembali normal. Menandakan bahwa tubuhnya bisa dijadikan wadah untuk dua jiwa sekaligus.
"Sanji, ibumu memerhatikanmu dari tadi. Aku mana tega membiarkannya menangis tanpa bisa berbicara denganmu dan yang lain."
Sanji yang hafal dengan mata serta suara itu kemudian tersenyum.
"Terima kasih karena sudah mengizinkannya masuk kedalam tubuhmu, Akara-chan!" rengek lelaki itu, dia cengeng sekali sekarang, membuat Akara terkikik. Sedangkan satu mata lagi masih mengalirkan air mata yang menandakan Sora masih ada disana. Namun arah pergerakan kedua bola mata itu masih sama.
"Dan kalian bertiga! Seharusnya senang bisa bicara dengan ibu kalian!" tegasnya, membuat yang lain terkejut.
"Dasar anak-anak tak tau terima kasih! Kalian sudah bisa bertemu denganku lewat gadis kecil ini dan kalian mengabaikanku? Jahat sekali!" rengeknya.
"Ah, Sora-san ... Mereka masih shock karena kau berada ditubuhku sekarang. Reiju dan Sanji masih bisa menerima, tapi yang lain susah ..." kekehnya pelan.
"Hmph! Sebel!"
Sanji dan Reiju tertawa, yang ketiganya hanya terdiam, namun sesaat kemudian mereka berhamburan dan memeluk badan kecil Akara yang berisikan dua jiwa saat ini.
Keduanya terkejut.
"Woah! Woi!" pekik Akara.
"Kalian ..." ujar Sora, Akara yang hanya muncul dengan suara serta satu mata ditubuhnya sekarang masih membiarkan Sora mengambil alih pergerakan tubuhnya, membuat ibu lima anak bisa membalas pelukan kelimanya satu persatu dengan sayang.
Tak seharusnya ia berada ditengah reunian ini tapi apa daya, tubuh ini miliknya.
Ampun ...
***
"Jadi ... Kalian harus bergegas?"
Semuanya mengangguk.
"Sora-san, apa tidak masalah jika Sora-san untuk sementara waktu ini hanya melihat dengan satu mata sembari bicara saja? Aku harap kau tidak kaget ya nanti ..." ujar Akara sedikit ragu.
"Hm! Aku ingin melihat semuanya, Akara-chan!" balasnya semangat.
"Ayolah, Sora-san, kau tidak akan kuat melihat semua kekacauan ini nanti!" ujar gadis itu mengajak debat.
"Ibu, apa yang dikatakan Akara-chan itu memang benar ..." balas Sanji, berusaha merayu sang ibu.
Beliau menghela nafas.
"Aku ingin melihat kalian bertarung, ditambah ... Kondisi Ayah kalian seperti apa."
Akara yang terkejut karena denden mushinya berbunyi, ia segera mengangkatnya.
"Halo, Torao-san?"
"Akara-san! Kau masih bersama Sanji dan yang lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Akara's Journey [One Piece x Original Char]
Aventură"Dia adalah adik perempuan kami!" Lima kata penuh makna, berarti dan sangat berharga, itulah yang dirasakan oleh sosok kecil Shirayuki Akara yang saat ini sudah beranjak remaja. Dilindungi dengan tiga orang kakak laki-laki yang senantiasa berada dis...