Akara yang saat ini sedang duduk tenang dengan segelas jus buah berry campur dingin kesukaannya sembari menatap Usopp, Franky dan beberapa rekan lainnya tengah mengobati dan membenarkan Kuma sekarang. Gadis itu tak banyak ulah selain memperhatikan sembari menyempal perut serta mulutnya dengan makanan dan minuman.
"Belum kenyang juga? Nggak bosan kamu, cuma ngeliatin doang kayak gitu dari tadi?"
Pertanyaan sekaligus teguran dari Ivankov membuatnya menoleh dan hanya menatap lelaki setengah perempuan itu yang baru saja menarik bangku dan duduk didekatnya.
"Nggak kok, lagian aku tidak ada kerjaan. Jadi pencernaanku lebih berfokus dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang Sanji buat, heheheh."
Pandangannya kembali mengedar, sampai akhirnya pandangannya terhenti ke arah Sabo yang kini tengah termenung menatap langit. Membuat adiknya membawa minuman miliknya yang belum habis itu ke arah sang kakak, membuat lelaki berambut blonde itu terkejut disaat sang adik menarik ujung bajunya.
"Mau? Tadi belum habis ku minum. Jadi ku rasa tidak ada salahnya berbagi denganmu."
Sabo tersenyum sembari mengambil gelas itu lalu menyicipnya sedikit, ia merasa jika minuman itu terasa enak.
"Sanji yang buat?"
Adiknya mengangguk.
"Enak, kan?"
Ia sama mengangguknya. Merasa apa yang dikatakan adiknya memang benar. Saat ini semuanya tengah menuju markas Pasukan Revolusi mengingat tim Topi Jerami dan Bajak Laut Hati juga membawa para budak yang berhasil mereka bebaskan kemarin yang kini sudah bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh ayah Luffy dan juga kakak keduanya.
"Setelah dari sini, kalian mau kemana lagi?"
Pertanyaan itu dibalas dengan angkatan bahu oleh pemilik surai biru yang ada di hadapannya saat ini yang baru saja meminum kembali jus yang dibaginya kepada sang kakak tadi, menandakan ia tidak tau.
"Tergantung dari arah Log Pose nanti mau kemana tujuan selanjutnya."
Sedetik kemudian, ia teringat sesuatu. Ia belum menjelaskan bahwa Ace sedang bersama mereka sejak kejadian di Whole Cake Island dimulai sampai di Reverie kemarin.
"Sabo."
Teguran Akara membuat pandangannya kembali menoleh ke arah sosok kecil yang rambut lurus panjangnya kini tengah terurai itu, menatap bingung padahal ia tengah berbicara santai dengan Hack barusan.
"Kenapa?"
"Ada yang ingin ku jelaskan. Bisa kumpulkan semua pasukan? Dan pastikan kau berada dihadapanku nanti."
Kedua lelaki dihadapannya barusan pun akhirnya hanya bisa bertukar pandang ketika Akara melangkah menjauh, gadis itu kemudian berbisik ke arah Ace agar lelaki itu mengikuti usulannya seperti awal ia menunjukkan sosok sang kakak di hadapan tim sebelum mereka tiba di Wanokuni.
***
"Tidak apa-apa kan? Mau sampai kapan kau menahan diri untuk tidak bicara dengan adik mu yang satu itu? Kau sudah aman denganku dan Luffy." tanya Akara setelah memastikan ia dan Ace sudah lumayan jauh dari kerumunan, lalu sang kakak menampakkan diri biarpun masih tembus pandang. Ya namanya juga arwah, toh.
"Memangnya yang lain akan menerimanya begitu saja? Apalagi Ivankov dan banyak pasukan Revoulusi yang terlibat peperangan waktu itu, kan mereka sudah lihat dengan mata kepala mereka sendiri kalau aku tewas waktu itu."
"Tapi ada aku, apa terdengar mustahil? Tidak, kan? Semua tau gen keluarga ku gila nya kebangetan, gak bisa di cerna akal sehat sama sekali."
"Tidak sih ... Dan soal gen keluargamu memang tidak perlu diragukan sih. Berkatmu juga aku bisa begini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Akara's Journey [One Piece x Original Char]
Adventure"Dia adalah adik perempuan kami!" Lima kata penuh makna, berarti dan sangat berharga, itulah yang dirasakan oleh sosok kecil Shirayuki Akara yang saat ini sudah beranjak remaja. Dilindungi dengan tiga orang kakak laki-laki yang senantiasa berada dis...