Akara's Journey [One Piece x Original Char]

68

Setelah insiden akan dirinya yang hampir saja membunuh Wapol, Akara kini tampak lebih diam dan mulai kurang senyum ketimbang biasanya, hal itu membuat rombongan tim tampak cemas dengan keadaannya yang demikian, biarpun ini bukan yang pertama kalinya tapi mereka bisa tau seberapa besar perasaan Akara akan orang-orang yang seperti Wapol.

Dalam diamnya, Akara memang merutuki dirinya sendiri karena lagi-lagi dia hampir membunuh orang, kalau bukan karena semuanya termasuk Dalton yang menahannya tadi serta mengeluarkan kata-kata 'nyawa jangan dibalas nyawa', mungkin detik itu saja tanpa tanggung-tanggung dirinya akan membunuh Wapol tanpa segan dan tanpa ragu tentunya, sekeras apapun semuanya berusaha menahannya.

Karena sebanyak 22 kali dirinya membunuh, dia sudah diselimuti hawa-hawa ingin merenggut nyawa para korbannya kala itu dan baru tersadar ketika mereka sudah ia buat tidak bernyawa lagi, padahal kakaknya sendiri sudah dibunuh oleh Akainu empat tahun silam dan bisa-bisanya dia menjadi sosok pembunuh seperti ini.

Semuanya paham jika masing-masing dari mereka sudah kehilangan orang yang berharga di hidup mereka jadi mereka mengerti perasaan Akara.

Dirinya dan Luffy yang sudah kehilangan Ace walaupun arwahnya sekarang sudah bersama keduanya sejak dua tahun belakangan, namun insiden bagaimana Ace bisa meninggal itu masih membekas dengan sempurna di otak benak mereka. Dan bagaimana keduanya termasuk Sabo benar-benar merasa runtuh bukan main, belum lagi Akara yang sudah kehilangan seluruh anggota keluarganya juga sejak lahir namun dia benar-benar patah hati ketika kehilangan sang kakak.

Dari sana lah dia mengerti betapa perihnya dia yang hidup sebatang kara apabila dia tidak memiliki ketiganya, lalu Garp dan juga orang-orang yang sangat ia sayangi, mulai dari rombongan desa, rombongan bandit gunung yang merawatnya hingga ia berusia 11 tahun lalu kelompok nya saat ini.

Nami yang kehilangan Bellemere ketika rombongan Arlong menyerang desanya dulu.

Sanji yang kehilangan Sora akibat eksperimen kejam Judge dan berhasil bertahan hidup sampai usia Sanji 8 tahun kala itu, namun tetap saja tubuhnya tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

Chopper yang kehilangan Dokter Hiluluk karena ulah Wapol.

Robin yang kehilangan ibunya, Nico Olvia serta rombongan Ohara.

Brook yang kehilangan seluruh anggota tim bajak laut nya yang sebelumnya, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk bergabung dengan tim ini sejak lebih dari 4 tahun belakangan.

Franky yang kehilangan sosok sang guru yang sudah ia anggap sebagai ayah sendiri walaupun dulu dirinya sering sekali membangkang.

Zoro yang kehilangan Kuina ketika masih kecil.

Jimbei yang merasakan serta dirundung rasa bersalah ketika dia memerintahkan Arlong kala itu dan membuat Bellemere selaku ibu angkat Nami meregang nyawa didepan kedua matanya dan juga Nojiko.

Usopp yang juga kehilangan ibunda ketika masih kecil dikarena sakit lalu sang ayah meninggalkannya dibelakang karena Yassop ikut dengan rombongan Shanks.

Gadis bersurai biru perpaduan biru sedikit hijau tosca yang membuat rambutnya terlihat ombre itu kini tampak menatap keluar jendela dari tempatnya duduk di ruang kumpul saat ini, memisahkan diri sejenak dari rombongan yang masih tampak berbincang satu sama lain, mereka paham jika Akara sedang tidak ingin diganggu jika keadaan serta kondisinya sudah seperti ini agar anggota termuda mereka itu bisa menenangkan diri.

Pandangan Akara yang awalnya masih berfokus dengan pemandangan bersalju di luar istana saat ini beralih ke arah Sanji yang baru saja duduk di bangku kosong yang ada dihadapannya setelah lelaki blonde itu menaruh segelas minuman hangat yang ia buat untuk gadis yang ada dihadapannya sekarang, minuman cokelat hangat dicampur sedikit jahe, minuman favorit Akara dikala cuaca sedang dingin.