47

585 67 1
                                    

Ace yang melihat pertarungan sejak awal di udara hanya bisa membisu bukan main, ia tak menyangka jika adik perempuan nya benar-benar menjadi lawan yang sangat seimbang bagi Yonkou yang setara dengan admiral Angkatan Laut atau lebih kuat dari mereka.

Ia hanya bisa menatap Akara yang saat ini masih tukar pandangan dengan kedua Yonkou serta seorang Samurai yang ada dihadapannya sekarang setelah sibuk mengoceh segala macam hal yang saat ini tak bisa ia dengar.

Pandangannya mengedar, mendapati kelima nya benar-benar menjadi pusat perhatian di perang besar yang akan terjadi di Negeri Wano ini.

Akara mendongakkan kepala sejenak, menyadari bahwa Ace sekarang hanya bisa menatapnya kalut dari posisinya sekarang. Gadis itu mencibir pelan tanpa disadari oleh siapapun dan cibiran lidah itu hanya tertuju ke dirinya yang berada di udara sekarang, membuat lelaki itu menatap nya sebal sembari mengangkat kepalan tangannya.

Adik sialan! Batinnya bete.

Akara terkekeh, kemudian kembali menatap kerumunan yang ada didepan serta disekelilingnya, ia menghela nafas.

"Ada yang mau tes satu pukulan dulu dariku antara kalian berdua? Karena Kaido sudah merasakannya beberapa kali." tanyanya tegas.

Pertanyaan itu langsung disambut dengan Orochi, karena dia sendiri memang sudah menyerang Akara dan gadis itu berhasil menangkisnya, jadi rasanya tak ada yang salah jika ia mencoba serangan oleh gadis yang baru saja ia serang tadi.

"Aku." ujarnya.

Gadis bersurai biru itu mengerling, ia merasa girang karena Orochi peka bahwa ia ingin mendaratkan tinjuan ke lelaki itu terlebih dahulu karena ia menyerangnya tanpa izin.

Ia bersiap, kemudian melesat cepat dan langsung muncul dihadapan sang samurai dengan kecepatan yang secara tak kasat mata dari posisinya, Orochi yang terkejut kemudian terpelanting kebelakang ketika Akara berhasil menendangnya tanpa menggunakan Haki.

"Shock Wave Dash." ucap Akara tenang sebelum mendarat ketanah.

Jujur, tendangannya memang seperti sebuah gelombang kejut dengan kekuatan yang sangat tinggi hingga tak mampu dijelaskan dengan kata-kata. Semua merasa dunia seakan berhenti detik itu juga ketika gadis itu berhasil mendaratkan tendangan dan membuat Orochi terpelanting hanya dengan sekali tendang.

Akara berdiri tak jauh dari tempat Big Mom dan Kaido berdiri, ia merasa bahwa urat-uratnya mulai menegang karena ia merasa emosi lagi, ia tak ingin berlama-lama disini mengingat dia harus segera pergi dari tempat ini menyusul Sabo yang berada di Reverie.

Jimbei yang belum pernah melihat Akara bertarung pun dibuat menganga, sang kakak, Kid beserta Law juga terkejut dan memasang ekspresi yang sama pula ketika Akara memang menyerang Orochi tanpa tanggung-tanggung barusan dengan kalemnya, yang lain?

Sama juga dong mukanya, pen kena tampol gitu rasanya satu-satu.

"Sebelum pertarungan besar-besaran dimulai dan aku sudah pasti akan meladeni kalian dengan kekuatan penuh, dan inilah kejutan pertama yang bisa ku berikan karena kalian tidak melihat pertarunganku dengan Kaido. Jadi kalau kalian langsung tumbang sebelum aku berhasil mengeluarkan sekitar setengah hingga 70% saja kekuatanku ..."

Ia menggantungkan kata-katanya, lalu tersenyum smirk.

"Aku akan segera membuang kalian ke laut, karena kalian semua di sini pengguna buah setan dan aku tidak memperdulikannya apa yang terjadi dengan kalian nanti." ancamnya, kemudian sebuah lemparan batu kontan mendarat tepat di kepalanya, membuat gadis itu meringis lalu menoleh dengan kesal karena dilempari.

"Apa-apaan!?" omelnya.

"Katanya tidak mau bunuh orang! Gimana sih!?" ujar Law.

Dia mencibir.

Akara's Journey [One Piece x Original Char]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang